Untuk tujuan ini, Daedalus membuat sayap sehingga pasangan tersebut dapat terbang dengan mudah, melarikan diri dari raja yang murka.
Daedalus memperingatkan putranya bahwa agar sayap dapat berfungsi dengan baik, ia tidak boleh terbang terlalu dekat dengan laut karena kelembapan akan membuat bulu menjadi terlalu berat dan tidak berguna.
Ia juga tidak boleh terbang terlalu tinggi karena panas matahari akan merusak sayap dan membuatnya meleleh.
Sayangnya, Icarus muda tidak mengindahkan nasihat ayahnya. Karena terlalu memaksakan diri dan terbang terlalu dekat dengan matahari, panasnya melelehkan lilin yang menempelkan sayap ke lengannya.
Akibatnya, ia tercebur ke laut dan tenggelam dalam kisah yang mengingatkan akan kebodohan ambisi yang berlebihan.
Tragedi tersebut diperingati dengan menamai hamparan perairan di kawasan itu dengan Laut Icarian. Kemudian, ketika Hercules menyeret jenazah yang terdampar ke sebuah pulau, ia menamai kembali tempat itu Icaria untuk menghormati pemuda yang gugur.
Pulau ini masih menggunakan nama tersebut sampai sekarang dan terletak tepat di barat daya Samos.
Daedalus di SisiliaSementara itu, Daedalus berhasil sampai dengan selamat ke Sisilia di mana dia dirawat oleh Raja Cocalus (juga dieja Kokalos).
Sebagai rasa terima kasih kepada Hercules, Daedalus membuat patung pahlawan yang terlihat sangat hidup. Sayangnya, patung ini berakhir malang pada suatu malam.
Pada suatu malam, Hercules menemukan patung tersebut dan ia yakin bahwa patung itu benar-benar hidu. Ia kemudian menganggapnya musuh dan menghancurkannya berkeping-keping.
Pada saat yang bersamaan, Raja Minos tidak hanya membiarkan arsitek berbakatnya melarikan diri tanpa hukuman dan sebenarnya mengejarnya hingga ke Sisilia. Namun, setelah mendarat, putri-putri Cocalus merebusnya hidup-hidup dalam bak uap.