Perluasan Kekaisaran Mongol Terbantu oleh Peran Cuaca Sekitarnya

By Sysilia Tanhati, Selasa, 21 November 2023 | 10:00 WIB
Kekaisaran Mongol merupakan salah satu kekaisaran terbesar dan terkuat dalam sejarah dunia. Selain kehebatan militer, peneliti mengungkapkan bahwa cuaca menjadi faktor penting bagi perkembangan kekaisaran. (Tulsi Madhu)

Nationalgeographic.co.id—Kekaisaran Mongol merupakan salah satu kekaisaran terbesar dan terkuat dalam sejarah dunia. Bangsa Mongol dikenal karena kehebatan militernya. Namun selain kehebatan militer, ada hal lain yang secara tidak langsung berperan dalam perkembangan Kekaisaran Mongol. Hal itu adalah cuaca.

Apa hubungannya antara cuaca dengan penaklukan Kekaisaran Mongol?

Sebuah penelitian dilakukan oleh ilmuwan dari Lamont-Doherty Earth Observatory di Columbia University dan West Virginia University. Mereka mengungkap alasan mengapa sekelompok penunggang kuda nomaden Mongol mampu menyapu sebagian besar Asia dalam beberapa dekade.

Pasukan Mongol menaklukkan segala sesuatu yang menghalangi mereka. Rupanya, para penunggan kuda itu menikmati hujan lebat dan cuaca yang sejuk selama penyerangan. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya di padang rumput yang biasanya dingin dan gersang, tempat mereka tinggal.

Tim mengambil sampel lingkaran pohon di pohon pinus Siberia yang berbonggol dan bengkok di Pegunungan Hangay di Mongolia tengah. Mereka mengumpulkan kronologi yang sangat tepat mengenai kondisi iklim lokal yang membentang dari tahun 900 Masehi hingga tahun 2000-an.

Penelitian memberikan interpretasi baru mengapa bangsa Mongol tiba-tiba melakukan perpindahan.

Pandangan tradisional menyatakan bahwa bangsa Mongol melarikan diri dari kondisi keras di kampung halaman yang terjal dan bergunung-gunung.

Namun, tim Lamont-Doherty menemukan hal yang sebaliknya. Antara tahun 1211 dan 1225, Mongolia tengah memiliki cuaca yang baik. Perubahan cuaca itu tidak pernah terjadi sebelumnya di wilayah tersebut.

“Setidaknya 1.100 tahun terakhir dan mungkin lebih lama lagi,” tulis Roff Smith di laman National Geographic. Periode tersebut bertepatan dengan kebangkitan Genghis Khan dan Kekaisaran Mongol.

“Kami dapat melihat kelembapan di atas rata-rata selama 15 tahun berturut-turut,” kata penulis utama studi tersebut, Neil Pedersen, ilmuwan lingkaran pohon di Lamond-Doherty Earth Observatory. “Hal itu terjadi pada periode penting dalam sejarah Mongol dan merupakan hal yang luar biasa dalam hal kondisi basah yang terus-menerus.”

Kondisi yang luar biasa baik dalam jangka panjang berarti rumput yang berlimpah. Pada akhirnya, terdapat peningkatan besar dalam jumlah ternak dan kuda perang yang menjadi basis kekuatan Kekaisaran Mongol.

Semua itu sangat kontras dengan kekeringan panjang dan sangat parah yang melanda wilayah tersebut pada tahun 1180-an dan 1190-an. Kekeringan tersebut akhirnya menyebabkan kerusuhan dan perpecahan.