Kisah Terciptanya Bolpoin yang Menoreh Sejarah Dunia Tulis-Menulis

By Wawan Setiawan, Rabu, 29 November 2023 | 20:00 WIB
Berkat temuan bolpoin Laszlo Jozsef Biro yang menggoreskan sejarah di dunia tulis-menulis, anak-anak sekolah dapat menempuh pendidikan dengan mudah dan lancar. (Victor Sueiro/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Kapankah manusia sudah mulai menulis? Tulisan atau gambar hasil coretan tangan manusia, menurut para ahli sejarah mungkin telah berkembang secara mandiri setidaknya di empat peradaban kuno: Mesopotamia (antara 3400 dan 3100 SM), Mesir (sekitar 3250 SM), Tiongkok (1200 SM), dan daerah dataran rendah Mesoamerika (pada 500 SM).

Mereka biasanya menggunakan bantuan sebuah alat terbuat dari perunggu ataupun tulang yang digunakan untuk menggaruk permukaan tablet tanah liat lembap membentuk gambar, sketsa, ataupun aksara-aksara tertentu yang mewakili apa yang ada di pikiran mereka saat membuatnya.

Seiring dengan perkembangan zaman, alat yang digunakan untuk menulis pun mengalami banyak sekali perubahan, terutama alat tulis yang menggunakan tinta.

Asal muasal tinta sendiri, masih diperdebatkan secara luas, namun sebagian besar orang sepakat bahwa peradaban Tiongkok dan Mesir kuno mulai mengembangkan tinta dari partikel karbon sekitar 2500 SM. Artinya, manusia telah menggunakan tinta hampir terus menerus selama lebih dari 4.000 tahun, dan ketergantungan kita pada tinta masih jauh dari berkurang hingga saat ini.

Orang Mesir mengembangkan bentuk tulisan dengan gambar. Untuk menulis pada gulungan papirus, para juru tulis ini menggunakan kuas buluh tipis atau biasa disebut pena buluh.

Tulisan tangan Kursif Romawi Kuno dari masa pemerintahan Claudius (41 hingga 54 M). (Wikimedia Commons)

Bangsa Romawi telah mengembangkan bentuk tulisan, yaitu mereka menuliskannya pada lembaran-lembaran lilin tipis (di atas tablet kayu). Bangsa Romawi menggunakan stylus logam. Ketika mereka tidak lagi membutuhkan tulisan itu, mereka menggosoknya dengan ujung stylus yang rata.

Sementara di Asia, para ahli Taurat menggunakan stylus perunggu.

Penggunaan alat tulis tinta, atau kita mungkin mengenalnya dengan sebutan pena, sebenarnya berasal dari akhir abad ke-19 ketika paten diambil oleh John Loud pada tahun 1888 untuk produk penanda kulit dan pada tahun 1916 oleh Van Vechten Riesberg. Namun tidak satu pun dari Paten ini yang dieksploitasi secara komersial.

“Penemuan saya terdiri dari reservoir atau pena yang lebih baik, yang sangat berguna, antara lain, untuk menandai permukaan kasar seperti kayu, kertas kado kasar, dan barang lain yang tidak dapat digunakan dengan pena biasa,” tulis John J Loud, dalam pengajuan patennya pada tahun 1888.

Pena adalah sesuatu yang bergaya tetapi berantakan dan tidak praktis. Penggantian mereka merupakan sebuah kejeniusan desain yang tepat pada waktunya untuk era produksi massal.

Untuk mengatasi ‘kecelakaan berantakan’ yang sering dialami oleh pengguna yaitu saat tinta bocor, noda, dan noda tinta yang menggenang, para penemu berusaha keras mencari desain-desain baru.

Mereka masih terus mencoba untuk memperbaiki desain Loud. Hingga pada akhirnya, desain ideal pun ditemukan oleh Laszlo Jozsef Biro, maka hadirlah apa yang kita kenal sebagai bolpoin.

Pulpen birome pada iklan yang ditayangkan di majalah Argentina Leoplán tahun 1945. (Wikimedia Commons)

Seperti namanya, inti bolpoin terletak pada bola yang menggelinding di ujung pena—dan gravitasi —memastikan aliran tinta yang konstan dan stabil yang tidak mengotori atau meninggalkan genangan tinta padat pada halaman kertas. Sehingga dapat dikatakan bahwa bolpoin sangat bersih dan nyaman.

Laszlo Jozsef Biro pun akhirnya menerima paten untuk pena desain barunya di Inggris pada tahun 1938, namun Perang Dunia Kedua membatalkan rencana untuk memasarkan penemuan barunya itu.

Karena Biro dan saudaranya adalah orang Yahudi, mereka memutuskan untuk meninggalkan Eropa pada tahun 1941, dan beremigrasi ke Argentina. Di sana, Biro kembali ke penemuan barunya, dibantu oleh rekannya yang melarikan diri, Juan Jorge Meyne.

Prinsip inti dari bolpoin meniru cara kerja deodoran roll-on. Gravitasi dan gaya yang diterapkan mengolesi bola yang menggelinding dengan aliran tinta yang terus menerus saat bola menggelinding di sepanjang permukaan tulisan.

Saat bolpoin tidak digunakan, bola itu akan menempel erat di ujung wadah tinta, mencegah masuknya udara dan mengeringkan tinta.

Pada akhirnya, berkat temuan Laszlo Jozsef Biro, anak-anak usia sekolah dapat menempuh pendidikan sekolah dengan mudah dan lancar. Dan mereka seringnya menyebut bolpoin sebagai pulpen.