Opera Majapahit: Gitarja dan Jalan Pulang Perempuan Nusantara

By Utomo Priyambodo, Selasa, 5 Desember 2023 | 16:01 WIB
Cindy (kanan), salah satu pelakon dalam Opera Majapahit: Gitarja, Sang Sri Tribhuwana. (Malik Asher)

Nationalgeographic.co.id — Opera Majapahit: Gitarja, Sang Sri Tribhuwana hanya tinggal menunggu hari. Opera ini bakal dipentaskan pada Kamis, 7 Desember 2023, di Gedung Kesenian Jakarta.

Opera ini akan bercerita tentang kehidupan seorang perempuan bernama Gitarja di lingkungan Kerajaan Majapahit. Gitarja, yang bernama lengkap Dyah Gitarja, adalah penguasa ketiga dan Rajaputri/Ratu Majapahit yang memerintah tahun 1328–1351.

Gitarja adalah adik tiri Prabu Jayanegara. Dari Prasasti Singasari (1351) diketahui gelar abhisekanya ialah Sri Tribhuwana Wijayatunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani.

Selama ini kisah Kerajaan Majapahit hanya erat dengan tokoh-tokoh prianya, antara lain Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada. Dalam Opera Majapahit ini, Mia Johannes selaku sutradaranya, bakal menghadirkan kisah kehidupan di era Majapahit dari sudut pandang Gitarja.

Melalui karya opera ini, mhyajo, sapaan akrab Mia, ingin membawa pesan bahwa kita tidak boleh melupakan sejarah. Dia ingin mengajak sebanyak mungkin orang "untuk belajar dan membuka hati bahwa ada kisah [Gitarja] ini di masa lampau."

Cindy, salah satu pelakon muda dalam opera ini, mengatakan senang karena bisa terlibat dalam Opera Majapahit. "Saya tidak akan tahu kisah Gitarja ini kalau tidak ikut di sini," katanya dalam acara konferensi pers di Jakarta pada Senin, 4 Desember 2023. "Ini tidak ada di pelajaran-pelajaran sekolah."

Menurut mhyajo yang telah melakukan riset bertahun-tahun dan mengunjungi banyak situs Majapahit di Jawa dan Sumatra, Gitarja adalah perempuan Nusantara yang punya karakter sangat kuat. "Gitarja itu mempunyai fungsi yang luar biasa dan sangat banyak," ujar mhyajo dalam konferensi pers yang sama, tiga hari jelang pementasan opera.

"Salah satunya dia sebagai anak Sri Rajapatmi [gelar untuk Gayatri] yang sangat mencintai ibunya dan juga ayahnya, Kertarajasa [gelar untuk Raden Wijaya, pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Majapahit]," terang mhyajo.

"Kedua, dia sebagai cucu Kertanagara [raja terakhir Kerajaan Singasari] yang ingin juga mengambil fungsi-fungsi atau mahakarya dari kakeknya ya untuk dia teruskan kepada cucu-cucunya kelak," tambahnya.

"Dan ketiga, sebagai ibu dari Hayam Wuruk, raja keempat Majapahit. Dan dia sendiri sebagai pribadinya dia sebagai Gitarja."

Menurut mhyajo, peran berlapis dari Gitarja ini bisa terjadi di "linimasa sekarang." Oleh karena itu, kisah Gitarja dengan perannya yang banyak itu bisa menjadi acuan atau teladan bagi para perempuan Nusantara di zaman modern saat ini.

Mia Johanes atau mhyajo di Gedung Kesenian Jakarta. Dia siap menampilkan pagelaran Opera Majapahit: Gitarja, Sang Sri Tribhuwana. (Malik Asher)

"Dan mungkin bisa saja dijadikan acuan untuk wanita-wanita sekarang...," kata mhyajo, "ketika bisa ya dia [Gitarja] memerankan peran berganda ini dengan sangat luwesnya, apa yang dia punya."

"Kalau bercerita sedikit bahwa sebelum dia [Gitarja] memerankan ini, dia sempat ada di Kahuripan sebagai Bhre Kahuripan dan dia ada di situ selama 19 tahun. Di situlah ilmu spiritualitasnya terangkat," tutur mhyajo.

Bhre Kahuripan adalah penguasa atau raja bawahan dari Kerajaan Majapahit yang memimpin wilayah Kahuripan. Negeri Kahuripan diyakini dulunya membentang dari Pasuruan hingga Madiun dan berpusat di Kahuripan, Sidoarjo.

Kisah kehidupan Gitarja ini bisa bisa sangat relevan untuk para perempuan Indonesia modern yang kini juga mengemban banyak peran dan tugas. Punya banyak kesibukan di tengah hiruk-pikuk pergerakan roda zaman.

(7EVENOTES)

"Mungkin pesan saya untuk wanita-wanita Indonesia yang sangat modern ya: Jalan menuju pulang kita itu kadang banyak setopnya. Banyak pintu-pintu yang terbuka atau mungkin pintu yang memang tidak sengaja kita ketuk dan kita singgah di situ. Tetapi peran kita sebagai wanita memang hanya itu: sebagai ibu, sebagai istri, dan juga sebagai cucu, sebagai jembatan penerus," tutur mhyajo.

"Untuk menjadikan fungsi kita lengkap, sebenarnya balik lagi ke diri kita sendiri, yaitu bagaimana kita bisa mencari sisi spiritualitas kita," tegasnya.

Spiritualitas adalah proses transformasi melalui berbagai aspek kehidupan yang terintegrasi meliputi fisik, emosional, pekerjaan, intelektual, dan rasional. Spiritualitas berkaitan erat dengan kreativitas, cinta, pengampunan, kasih sayang, kepercayaan, penghormatan, kebijaksanaan, keyakinan, dan rasa akan kesatuan.

Mengemban begitu banyak peran dengan tugas-tugas amat berat, Gitarja diyakini memiliki pengalaman spiritual dan tingkat spriritualitas yang tinggi. Spiritualitas inilah yang membuat dirinya kokoh menjalani hidup dan menjelma menjadi tokoh perempuan Nusantara yang berkarakter kuat.