Phalanx, Formasi Militer Makedonia Kuno yang Tak Terkalahkan

By Tri Wahyu Prasetyo, Sabtu, 9 Desember 2023 | 11:00 WIB
Detail fragmen prasasti kemenangan raja Eannatum dari Lagash atas Umma, yang disebut ( Louvre Museum )

Nationalgeographic.co.id - Dari semua formasi dan taktik dalam sejarah militer, hanya sedikit yang bisa menandingi kekuatan dan keagungan barisan Makedonia. Salah satu aspek utama dari kekuatan militer Makedonia adalah pengembangan oleh Filipus II, yang kemudian diteruskan oleh Alexander Agung, yaitu formasi phalanx.

Meskipun kekuasaan Makedonia akhirnya ditaklukkan oleh legiun Romawi, warisan kehebatan militer mereka tetap melekat dan dihormati dalam sejarah.

Formasi phalanx dan metode perang yang dikembangkan oleh Makedonia terus dianggap sebagai salah satu yang terkuat.

“ … pasukan Makedonia tidak pernah kehilangan reputasinya yang luar biasa dan tetap menjadi salah satu formasi militer paling ikonis sepanjang masa,” tulis Ristan Hughes, pada laman History Hit.

Asal-usul formasi

Raja Makedonia Philip II menginginkan federasi Yunani yang kuat untuk melawan Persia. Setelah kematiannya, dia digantikan putranya, Alexander III yang Agung, dengan masa transisi yang penuh pemberontakan di negara-negara kota Yunani. (Panos Stathopoulos/Trinity College University of Dublin)

Pada tahun 359 SM, Hughes menjelaskan, Raja Philip II naik takhta Makedonia dan mewarisi kelas infanteri yang sangat lemah. 

“Setelah menjadi korban berbagai invasi dari berbagai suku, pasukan pejalan kaki Makedonia tidak memiliki perlengkapan yang memadai dan kurang terlatih--tidak lebih dari rakyat jelata,” jelas Hughes.

Dia menyadari perlunya perubahan drastis untuk mengubah pasukan Makedonia menjadi kekuatan yang lebih tangguh dan terlatih.

Ia terinspirasi oleh reformasi-reformasi yang dilakukan oleh jenderal-jenderal seperti Epaminondas dari Thebes dan Iphicrates dari Athena. Dus, Philip II memulai serangkaian reformasi besar-besaran dalam militer Makedonia. 

Salah satu langkah terpenting yang diambil oleh Philip II adalah peningkatan dalam persenjataan dan perlengkapan pasukan.

Dengan memanfaatkan sumber daya alam Makedonia, Philip membekali pasukan pejalan kakinya dengan tombak sepanjang empat hingga enam meter yang disebut sarissa.