Selain itu, kisah Propoitides dalam Ovid berfungsi sebagai pendahuluan dari mitos Pygmalion. Pygmalion adalah seorang pematung yang juga tinggal di Siprus.
Setelah melihat cara hidup amoral keluarga Propoitides, dia terkejut. Karena muak, dia memutuskan untuk mencari kehidupan yang terisolasi dari wanita.
Pygmalion Menciptakan Patung
Karena Pygmalion adalah seorang pematung, dia memutuskan untuk membuat patung yang sempurna.
Dia mungkin telah memutuskan untuk menjauhi wanita, tetapi tidak ada yang bisa menghentikannya untuk menciptakan wanita ideal dengan menggunakan pahatnya.
Wanita ideal Pygmalion terbuat dari gading seputih salju. Proporsinya sempurna. Tidak ada wanita di kehidupan nyata yang bisa mendekati keindahan ciptaan Pygmalion.
Patung itu dibuat dengan sangat baik dan realistis sehingga seseorang dapat dengan mudah salah mengiranya sebagai wanita asli. Ini semua karena keterampilan memahat Pygmalion.
Dalam syair Ovid disebutkan:“Sebenarnya ia tampak seperti perawan sempurna dengan keanggunan yang nyata, namun dalam ekspresi kerendahan hati seperti itu, semua gerakan tertahan dan seninya menyembunyikan seninya.”
Pygmalion Jatuh Cinta Dengan Ciptaannya
Pygmalion menjadi terobsesi dengan ciptaannya. Patungnya tidak hanya indah, tapi itu sempurna. Berbeda dengan Propoitides, dia tidak dapat mengambil bagian dalam kegiatan tidak bermoral.
Keindahan patung itu begitu luar biasa sehingga banyak penulis kuno menulis bahwa ini adalah potret sempurna Venus, Dewi kecantikan dan cinta.