Bukit Holbung dan Togaraja: Menikmati Alam Danau Toba dari Ketinggian

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Minggu, 17 Desember 2023 | 14:50 WIB
Bukit Holbung di Kabupaten Samosir menawarkan pemandangan indah. Wisatawan dapat menjejaki jejak para raja dari ketinggian seperti dalam perjalanan kami di Trail of the Kings. Kawasan wisata ini murni dikembangkan oleh masyarakat desa dan kecamatan sebagai sumber pemberdayaan. (Donny Fernando/National Geographic Indonesia)

Menyaksikan Danau Toba dari ketinggian tanah adat di Togaraja

Upaya mengembangkan investasi pariwisata berbasis masyarakat tidak hanya berlangsung di Bukit Holbung. Togaraja, destinasi anyar di Desa Partungko Naginjang yang masih satu kecamatan, tengah berkembang.

Togaraja resmi dibuka pada Juni 2022 sebagai destinasi wisata. Awalnya, kawasan ini merupakan hutan adat yang luasnya sekitar 40-60 persen di sekitar Desa Partungko Naginjang. Kawasan ini dipenuhi oleh berbagai macam tumbuhan tropis yang mayoritas adalah pohon pinus.

Mitra National Geographic Indonesia dalam perjalanan ini, Irwan Tamrin menjelaskan betapa terbukanya masyarakat Desa Partungko Naginjang untuk pariwisata ini. Sebelumnya, ia adalah ahli penilaian atas desa binaan di desa ini.

Dari Togaraja, wisatawan dapat melihat keindahan Danau Toba, Pulau Samosir, Bukit Sibeabea, dan Bukit Tele sekaligus. Kawasan wisata ini merupakan bagian dari hutan adat yang dikelola oleh masyarakat desa dan kelompok adat. (Donny Fernando/National Geographic Indonesia)

"Di Togaraja ini perkembangannya sebagai tempat wisata terhitung pesat dan berjalan mandiri. Keuntungan dan yang terlibat ya warga di sini," tutur Irwan. "Lihat tuh. Tempat ini jadi [destinasi favorit baru]!"

Junny Paranci Sinaga, Ketua Uni Usaha Wisata Desa Wisata Partungko Naginjang mengungkapkan bahwa kelompok adat desa menyadari potensi hutannya untuk menunjang ekonomi masyarakat. Masyarakat pun melihat bahwa Togaraja memiliki pemandangan Danau Toba yang berbeda dari ketinggian.

Sejak saat itu, kelompok adat pun menyeraghkan sebagian tanah dari hutan adat ini ke BUMDes (Badan Usaha Milik Desa). Sampai saat ini, kawasan wisata Togaraja memiliki beberapa fasilitas seperti tempat berkemah, penyewaan tenda, dan tenda glamping.

"Tapi tetap ada beberapa peraturan adat yang harus dipatuhi oleh pengunjung," tegas Junny. Peraturan seperti tata krama ditekankan dalam papan informasi di pintu masuk kawasan Togaraja seperti dilarang mabuk-mabukan. Peraturan ini mengejutkan bagi saya karena mengingat bahwa tuak banyak diminum oleh masyarakat setempat.

"Hutan adat ini sakral bagi orang adat. Minum tuak tidak diperbolehkan karena dianggap menodai kesucian tempat ini. Norma ini harus dijaga. Selain itu tanaman juga tidak boleh dirusak, seperti ditebang atau dibakar sembarangan, agar kesucian Togaraja terjaga," lanjut Junny.

Sampai laporan ini ditulis, Togaraja masih dalam pengembangan oleh masyarakat setempat. Junny mengatakan bahwa UMKM warga sudah ada dan tengah dibangun fasilitasnya di bagian depan kawasan.

Ke depannya, tempat ini tidak hanya untuk berkemah dan berswafoto. Junny menyampaikan akan ada paket agrowisata yang dapat dilakukan di sini dengan aneka tanaman budi daya seperti stroberi, kopi, dan ubi. Paket ini akan dipegang oleh Kelompok Sadar Wisata yang sedang dalam tahap aktivasi.