Tim menulis bahwa orang-orang yang memiliki nilai individualis tertinggi cenderung menyukai melodi dan lirik yang halus dan membangkitkan gairah yang rendah. Musik ini biasanya mengekspresikan tema seputar kepercayaan, antisipasi, dan kepedulian.
Sementara, pendengar yang memiliki nilai kolektif (tim menulisnya sebagai skor terikat), lebih cenderung menyukai musik upbeat dan berirama, Musik referensi kelompok ini biasanya mengandung lirik bertema cinta, kemurnian, dan kemenangan.
"Kami menemukan bahwa fitur audio lebih baik daripada fitur lirik dalam menyimpulkan nilai empati dan kesetaraan, namun hanya sedikit dalam hal nilai tradisi dan hierarki," tulis para peneliti. "Dapat disimpulkan, pandangan dunia tersebut berasal dari preferensi musik menawarkan cara untuk merasakan aspek psikologis dan perilaku masyarakat dalam skala besar."
Preniqi mengatakan bahwa penelitian seperti ini sangat penting dalam identifikasi moral beberapa orang. “Dengan memahami hubungan ini, kita dapat membuka jalan baru bagi intervensi berbasis musik yang mendorong perkembangan moral yang positif," tuturnya.