Kisah Kelinci yang Membuat Napoleon Bonaparte Lari Terbirit-birit

By Sysilia Tanhati, Rabu, 13 Desember 2023 | 14:00 WIB
Kebanyakan orang berpikir bahwa Pertempuran Waterloo pada tahun 1815 adalah kekalahan paling telak yang dialami Kaisar Prancis Napoleon Bonaparte. Namun ada pertempuran lain pada tahun 1807 yang bisa disebut sebagai pertempuran yang paling memalukan. Saat itu, ia dikalahkan oleh ratusan kelinci. (Henri Félix Emmanuel Philippoteaux)

Nationalgeographic.co.id—Kebanyakan orang berpikir bahwa Pertempuran Waterloo pada tahun 1815 adalah kekalahan paling telak yang dialami Kaisar Prancis Napoleon Bonaparte.

Namun ada pertempuran lain pada tahun 1807 yang bisa disebut sebagai pertempuran yang paling memalukan. Napoleon, yang saat itu dianggap sebagai orang paling berkuasa di Eropa, dikalahkan oleh ratusan kelinci. Peristiwa itu terjadi ketika acara perburuan kelinci diselenggarakan.

Napoleone di Buonaparte (1769-1821) meninggalkan kehidupan sederhana sebagai putra bangsawan Italia di pulau Corsica. Meninggalkan kampung halamannya, ia melanjutkan sekolah militer di Prancis, di mana ia belajar bahasa Prancis untuk pertama kalinya.

Napoleon meniti karier melalui jajaran tentara, mendukung Revolusi Perancis, dan menjadi terkenal pada tahun 1790-an. Saat itu, ia mencapai kemenangan militer yang besar. Napoleon pun akhirnya terpilih sebagai Kaisar Prancis pada Mei 1804 dengan 99% suara.

Kepala staf Napoleon Bonaparte merencanakan acara perburuan kelinci

Musim panas 1807 mengakhiri Perang Koalisi ke-4 ketika Prancis mengalahkan Rusia di Pertempuran Friedland pada tanggal 14 Juni 1807. Penandatanganan dua bagian Perjanjian Tilset oleh Napoleon dan Tsar Alexander I dari Rusia selesai pada tanggal 7 Juli. Kemudian pemimpin Prusia Friedrich Wilhelm III menambahkan tanda tangannya pada tanggal 9 Juli.

Kaisar Prancis memutuskan bahwa sebuah perayaan diperlukan untuk dirinya sendiri, pejabat Prancis, dan perwira militer utamanya. Napoleon meminta kepala stafnya yang terampil Louis-Alexandre Berthier untuk mengatur hari berburu kelinci untuk merayakan kemenangannya. Rencananya, perburuan itu akan dilanjutkan dengan makan siang di udara terbuka.

Seperti kebanyakan cerita, jumlah pasti kelinci yang dikumpulkan Berthier di tempat berburu mungkin dilebih-lebihkan dalam penceritaannya kembali. Berthier dikisahkan telah mengumpulkan beberapa ratus, mungkin ribuan, kelinci dan menempatkannya dalam kandang di tepi lapangan. Jadi, ketika Napoleon membidik, dia akan menemukan mangsanya berlimpah dan menikmati perburuan yang menyenangkan.

“Napoleon bisa menjadi pemimpin yang menyulitkan,” tulis Joanne Hayle di laman Owlcation. Jadi Berthier sangat teliti dalam mempersiapkan acara untuk sang kaisar.

Gerombolan kelinci yang berlari ke arah Napoleon Bonaparte

Pada hari perburuan, kelinci-kelinci tersebut dilepaskan dari kandangnya saat rombongan pemburu mengambil posisi. “Kelompok kelinci pertama yang dilepaskan bertindak tidak terduga,” ungkap Hayle. Alih-alih berlari menjauh dari kelompok orang-orang yang membawa senjata, kelinci-kelinci itu melompat dengan riang ke arah mereka. Awalnya, Napoleon dan tamunya merasa geli. Mengapa kelincinya tidak lari? Apakah mereka ingin menjadi korban?

Kegembiraan mereka berubah menjadi ketidaknyamanan dan ketakutan ketika semua kelinci mengikuti beberapa kelinci pertama. Para kelinci itu membentuk pasukan berbulu tangguh yang bergerak dalam gelombang menuju prajurit paling terkemuka di dunia. Banyak yang berkerumun di sekitar kaki Napoleon, beberapa mulai memanjat kakinya. Beberapa kelinci dengan gigih meraih jaketnya.