Keberagaman di Festival Ritual Api untuk Menyambut Musim Dingin

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 16 Desember 2023 | 18:00 WIB
Ndocciata adalah ritual api yang diyakini salah satu yang terbesar di dunia. Perayaan ini berlangsung setiap bulan Desember di Agnone, sebuah kota kecil di puncak bukit di wilayah pegunungan Molise, Italia. (Alvimas)

Prosesi dimulai di pusat kota ketika lonceng gereja utama Agnone berbunyi pada pukul 6 sore. Yang pertama muncul adalah figuranti, sekelompok perempuan, anak-anak kecil, dan orang tua. Mereka membawa ayam, kelinci, dan domba, sebagai wujud adegan palungan.

Kemudian datanglah anak-anak, biasanya ditemani oleh orang tuanya, yang membawa sebuah ndoccia, yang berarti “obor” dalam dialek setempat.

“Ini salah satu aspek yang paling mendasar, karena tradisi ini tetap berjalan ketika semua usia berpartisipasi. Dari yang termuda hingga yang tertua,” jelas Meo. “Hampir pasti ada masa depan untuk ritual ini karena hal ini.”

Prosesi berlanjut dengan pembawa obor yang membawa obor semakin banyak, selalu dalam jumlah genap, hingga 26 titik api. Bagi yang membawa banyak, obor dirangkai menjadi bentuk kipas untuk membuat struktur yang bertumpu pada bahu. Struktur yang berat dan tidak praktis ini dapat dipikul sendiri atau oleh dua orang sekaligus.

Prosesi ditutup seorang pembawa obor membawa 26 api menyala yang beratnya lebih dari 136 kg. Penutupan ini tidak hanya membutuhkan kekuatan tapi juga keseimbangan.

Ratusan pembawa obor ini berjalan melalui pusat Agnone untuk mencapai Falò della Fraternanza. Falò della Fraternanza adalah sebuah api unggun besar di mana obor mereka dibuang. Membuang obor menjadi acara puncak sebagai simbol pemurnian.

Perayaan keberagaman

Kini, Ndocciata semakin besar. Cukup banyak kota di Italia yang telah merayakan bulan Desember dengan ritual api selama ratusan tahun. Namun selalu secara terpisah. Sejak tahun 2022, mereka bergabung dalam satu acara: Festival Ritual Api yang berlangsung di Agnone pada hari Sabtu pertama bulan Desember.

 

Ndocciata mungkin bukan merupakan turunan langsung dari festival kuno Saturnalia. Tapi festival ini juga dimulai pada awal Desember dan berlangsung selama titik balik matahari musim dingin. Hal ini menggarisbawahi pentingnya api dalam bagi masyarakat. (Filippo Perpetua)

Pada tahun 2023, 15 kota di seluruh wilayah Molise, Puglia, Abruzzo, dan Tuscany berkumpul di Agnone. Diperkirakan ada lebih dari 600 orang berpartisipasi dalam ritual ini dan lebih dari 6.000 orang hadir.

Bagi masyarakat, festival gabungan ini dipandang sebagai sebuah tonggak sejarah yang emosional. “Indah sekali, karena Anda bisa melihat ekspresi ritual yang berbeda-beda,” kata Meo.

“Setiap orang punya bahannya masing-masing, ada yang menggunakan tebu, ada yang menggunakan pohon kastanye. Dan setiap orang punya jenis obornya masing-masing. Ini sangat penting dari sudut pandang simbolis.”

Oratino, sebuah kota di Molise, misalnya, tidak membawa banyak obor seperti Agnone. Mereka menggunakan sebuah obor besar yang tingginya 8 meter dan diameter 30 sentimeter dan dibawa di pundak 40 orang.

Ada beberapa kota yang bernyanyi sambil membawa obor secara horizontal, bukan vertikal. Atau ada pula yang membawa seluruh batang obor yang ujungnya sedikit compang-camping sehingga menyala seperti artichoke besar yang menyala-nyala.

Perayaan keberagaman inilah yang menjadikan Festival Ritual Api begitu penting. Hal ini memperkuat kebutuhan untuk melestarikan dan merayakan tradisi. Juga memvalidasi identitas budaya Ndocciata bagi masyarakat Agnone.

“Perayaan ini adalah pengalaman emosional yang terkait dengan tradisi. Selain tontonannya, ini adalah intensitas emosional yang melekat pada sejarah kota dan nenek moyang kami,” katanya. “Setiap tahun, rasanya seperti mengenangnya kembali untuk pertama kalinya,” tambah Meo.