Kehidupan Konfusius, Filsuf Berpengaruh dalam Sejarah Tiongkok

By Hanny Nur Fadhilah, Kamis, 21 Desember 2023 | 07:00 WIB
Kong Qiu atau Konfusius dikenal sebagai guru, filsuf dan ahli politik dalam sejarah Tiongkok kuno. (World History)

Nationalgeographic.co.id—Konfusius (Kongzi) adalah filsuf, guru dan ahli politik dalam sejarah Tiongkok kuno. Pemikirannya, diekspresikan dalam filosofi Konfusianisme, sudah mempengaruhi kebudayaan Tiongkok hingga hari ini. 

Konfusius dianggap sebagai guru pertama yang ajarannya diekspresikan dalam frase-frase pendek yang terbuka pada berbagai interpretasi. 

Inti dari ide-ide filosofisnya adalah pentingnya hidup baik, berbakti, menghormati leluhur dan menekankan pada kebutuhan akan penguasa yang murah hati. Pentingnya keseimbangan moral dalam diri yang berhubungan langsung dengan harmoni dalam dunia serta para penguasa dan guru adalah teladan yang penting untuk masyarakat luas. 

Kehidupan Awal Konfusius

Konfusius dipercaya hidup dari sekitar tahun 551 SM sampai sekitar tahun 479 SM di negara bagian Lu (sekarang Provinsi Shandong atau Shantung). Akan tetapi, catatan tertulis yang paling awal tentang Konfusius bertanggal dari sekitar empat ratus tahun setelah kematiannya seperti dalam Catatan Sejarah Sima Qian (atau Si-ma Ts’ien).

Ayahnya, seorang perwira militer bernama Kong He, meninggal dunia ketika Konfusius baru berusia tiga tahun, meninggalkan keluarganya dalam keadaan kesulitan.

Keluarganya, meskipun merupakan keturunan bangsawan, berada di peringkat bawah dalam sistem kelas Tiongkok. Sebagai seorang anak, Konfusius mengalami kehidupan masyarakat biasa.

Dibesarkan di kota Qufu (atau K’u-fou), Konfusius bekerja untuk Pangeran dari Lu dan diserahi berbagai macam tugas. Paling dikenal adalah sebagai Direktur Pekerjaan Umum di tahun 503 SM. Kemudian menjadi Direktur Departemen Pengadilan tahun 501 SM.

Setelah serangkaian posisi dalam peran kecil di pemerintahan, reputasi Konfusius sebagai orang yang memiliki visi dan pengetahuan mulai tumbuh. 

Sekitar usia 30 tahun, ia memulai karier seumur hidupnya sebagai guru, mendobrak tradisi pendidikan yang eksklusif untuk anak-anak. Sekolahnya terbuka untuk semua orang, tanpa memandang status sosial mereka, dan menjadi preseden prinsip meritokrasi. 

Konfusius mengajarkan kurikulum yang luas, mencakup sejarah, puisi, pemerintahan, dan kesopanan.

Konfusius percaya pada kekuatan transformatif dari pendidikan dan pengembangan moral. Ajarannya menekankan kebajikan pribadi, perilaku etis, dan hubungan sosial yang baik.