Shennong sang Maharaja Tiongkok, Tokoh Mitologi atau Sejarah?

By Tri Wahyu Prasetyo, Kamis, 21 Desember 2023 | 15:00 WIB
Lukisan Shennong sedang mengunyah ranting, menggambarkan perannya sebagai penyembuh. (Guo Xu)

Nationalgeographic.co.id—Sejarah Tiongkok diwarnai berbagai kisah dan legenda. Menurut tradisi Tiongkok Kuno, awal mulanya kekaisaran ini diperintah oleh Tiga Maharaja. Mereka diikuti oleh Lima Kaisar yang mengembangkan keterampilan dasar para penguasa untuk menciptakan budaya Tiongkok.

Salah satu dari maharaja pendiri Tiongkok tersebut adalah Shennong. Ia umumnya dianggap sebagai kaisar yang terakhir.

Dalam kisah-kisah Tiongkok Kuno, Shennong dipuji karena kemampuannya dalam mengajarkan manusia cara bercocok tanam, membedakan tanaman obat-obatan, dan menggunakan ramuan untuk menyembuhkan berbagai penyakit. 

Konon, pengetahuannya tentang tanaman dan herbal membantu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan rakyatnya. Hal ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang penggunaan tanaman sebagai obat-obatan dan nutrisi.

Kaisar Kuno Shennong

Dianggap sebagai pendiri Tiongkok, kaisar-kaisar kuno ini didewakan oleh keturunannya. Mereka hampir tidak terlihat seperti manusia, bahkan ketika mereka masih hidup.

“Shennong, seperti raja-raja lainnya, memiliki tengkorak yang terbuat dari besi, tanduk seperti kambing, dan dahi dari perunggu. Meskipun penampilannya hampir mengerikan, dia dihormati sebagai penguasa yang hebat,” tulis Mike Greenberg pada laman Mythology Source.

Ketika Shennong berkuasa, rakyat Tiongkok dalam keadaan sakit-sakitan dan lemah. Mereka tidak memiliki pengetahuan tentang pertanian atau pengobatan untuk menyambung hidup. 

Kehadiran Shennong adalah kabar baik bagi rakyat. Melihat penderitaan yang luar biasa, Shennong menghabiskan masa pemerintahannya untuk mengajari rakyatnya cara hidup yang lebih baik.

Dia menciptakan cangkul dan bajak sehingga orang-orang dapat mengolah tanah dan mengontrol di mana tanaman mereka tumbuh. Irigasi dikembangkan sehingga ladang dan sawah memiliki air yang cukup.

Dia juga menciptakan kapak, sehingga masyarakat dapat membuka lebih banyak lahan untuk ditanami. Kayu-kayu yang mereka tebang dapat digunakan sebagai kayu bakar untuk berbagai keperluan.

Untuk air minum, Shennong mengajari mereka menggali sumur. Hal ini membuat akses mengambil air menjadi lebih mudah. Di sisi lain, menyediakan sumber yang lebih bersih membuat rakyatnya terhindar dari beberapa penyakit.

Ketika masyarakat memanen ladang baru mereka, Mike menjelaskan, Shennong menciptakan cara-cara baru bagi mereka untuk mengelola persediaan makanan.

“Dia menemukan cara untuk menyimpan biji-bijian dengan aman dan melembagakan pasar mingguan sehingga orang-orang dapat memperdagangkan makanan dan persediaan lainnya,” jelas Mike.

Yang tak kalah penting dari berbagai upaya Shennong adalah penciptaan kalender. Ia membuat kalender pertama sehingga orang-orang tahu kapan mereka harus menanam dan memanen.

Meskipun rakyat sudah tidak kelaparan lagi, berbagai penyakit terus menjangkiti mereka. Dengan terjaminnya persediaan makanan, Shennong mengalihkan perhatian rakyt untuk meningkatkan kesehatan.

Shennong bereksperimen dengan herbal untuk menciptakan teh yang bermanfaat. Ia juga mengajarkan bagaimana cara mendiagnosis seseorang untuk menentukan teh mana yang terbaik untuk pasien.

Dia menciptakan akupunktur untuk meringankan banyak penyakit. Dia menambahkannya dengan moksibusi, membakar tanaman mugwort kering pada titik-titik tertentu di tubuh.

Di bawah pemerintahan Shennong, rakyat Tiongkok menjadi lebih bahagia dan lebih sehat daripada sebelumnya. Putranya Huangdi, Kaisar Kuning, meneruskan pengetahuan medis ayahnya dan mengembangkannya.

Sayangnya, Shennong harus kehilangan nyawanya saat bereksperimen ramuan. Daripada mengambil risiko terhadap rakyatnya, ia menguji efek dari berbagai ramuan herbal terhadap dirinya sendiri, dan meninggal setelah memakan bunga beracun.

Shennong didewakan sebagai Yaowang, Raja Obat. Dia dipuja tidak hanya sebagai penemu besar tetapi juga sebagai leluhur rakyat Tiongkok.

Apakah Shennong Tokoh Sejarah?

Tradisi Tiongkok menyatakan bahwa Tiga Maharaja dan Lima Kaisar adalah tokoh-tokoh sejarah dan nenek moyang bangsa Tiongkok.

“Keberadaan para penguasa kuno ini tidak mungkin dikonfirmasi,” kata Mike. “Mereka berasal dari periode tahun 2852 hingga 2070 SM, tetapi catatan sejarah tertulis dari Tiongkok tidak ada sebelum abad ke-13 SM.”

Seperti kebanyakan nenek moyang yang didewakan dalam budaya kuno, kecil kemungkinan bahwa Shennong dan penguasa kuno lainnya adalah tokoh sejarah yang nyata. Namun, bagi Mike, bukan berarti tidak ada kebenaran dalam cerita-cerita tersebut.

“Sebagian besar penemuan Shennong akan akurat dalam perkembangan peradaban Zaman Batu,” jelas Mike.

Alat-alat batu seperti kapak sudah ada selama puluhan ribu tahun, namun pertanian baru berkembang belakangan. Bajak dan cangkul sederhana yang diciptakan Shennong, seperti yang tersirat dalam cerita, merupakan inovasi besar.

Budidaya, penyimpanan makanan, dan perdagangan yang terorganisir tidak diciptakan dalam satu masa hidup seperti yang dikatakan dalam cerita. Namun, dalam garis waktu sejarah manusia, inovasi-inovasi ini terjadi dan menyebar dengan cepat.

“Alih-alih mempelajari keterampilan seperti pertanian dan membangun dalam semalam seperti yang terjadi di banyak mitos lainnya, kisah-kisah penguasa awal Tiongkok adalah gambaran yang cukup akurat tentang pengenalan teknologi yang semakin kompleks secara bertahap,” jelas Mike.

Shennong dan raja-raja kuno Tiongkok lainnya mungkin tidak mewakili tokoh-tokoh nyata dalam sejarah. Di sisi lain, mereka mewakili penciptaan budaya Tiongkok secara bertahap selama perjalanan waktu.