Siapa yang Perlu Mencari Atlantis kalau Anda Sudah Punya Atlit Yam?

By Utomo Priyambodo, Kamis, 21 Desember 2023 | 11:00 WIB
Sisa-sisa bangunan permukiman Atlit Yam di bawah air. Desa yang hilang ini benar-benar ada tidak seperti Kota Atlantis yang keberadaannya penuh kontroversi. (Hanay via Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Nama Atlantis telah menjadi kata yang sangat terkenal dalam budaya populer. Atlantis menjadi simbol atau representasi bagi kota yang hilang atau permukiman yang lenyap karena terkubur air ataupun tanah.

Sebenarnya ada banyak permukiman atau kota yang hilang lainnya yang pernah tercatat dalam sejarah dunia atau kemudian ditemukan dunia arkeologi. Atlit Yam adalah salah satunya.

Atlit Yam berada di bawah air 10 meter di bawah laut di lepas pantai Desa Atlit di Haifa, wilayah permukiman maju Palestina yang kini dikuasai Israel. Sebagai permukiman atau desa pesisir Neolitik yang sangat besar, sisa-sisa kompleks ini menceritakan kisah tentang komunitas yang pernah berkembang pesat yang ada hampir 9.000 tahun yang lalu.

Dan yang terpenting, komunitas ini benar-benar ada. Desa ini benar-benar ada, tidak seperti Kota Atlantis yang kebenaran dan keberadaannya masih diliputi oleh pro dan kontra.

Pada awal Holosen, komunitas Atlit Yam diyakini telah menetap di situs tersebut lebih dari 8.000 tahun yang lalu. Meskipun kini telah terendam seluruhnya, pada saat pemukiman, situs tersebut berada jauh di atas permukaan laut saat ini, memiliki lahan yang sangat subur dan siap untuk pertanian.

Ditemukan oleh arkeolog kelautan Dr. Ehud Galili pada tahun 1984, situs tersebut telah digali untuk mengungkap sekilas kehidupan orang-orang yang pernah tinggal di sana.

Di dalam situs seluas 40.000 meter persegi itu, para arkeolog kelautan telah menemukan rumah, sumur, dan bahkan kuburan. Selain tulang-tulang domba, babi, dan anjing peliharaan, struktur batu persegi panjang besar yang masih berdiri di bawah ombak diyakini telah digunakan sebagai kandang hewan, atau sebagai pagar untuk membagi lahan pertanian.

Dikutip dari IFLScience.com, sebanyak 65 kerangka manusia telah ditemukan di dalam dan sekitar kawasan tersebut. Sebagian besar disimpan di kuburan tunggal dan beberapa masih relatif utuh.

Jenazah seorang ibu dan anak juga ditemukan di lokasi tersebut, yang mengungkap kasus tuberkulosis paling awal yang diketahui. Fragmen tulang manusia juga ditemukan, bersama dengan sisa-sisa hewan dan peralatan batu di dasar sumur sedalam 5,5 meter yang digali oleh penduduk desa.

Di tengah permukiman terdapat tujuh monolit batu besar yang mengelilingi mata air tawar. Bangunan ini diyakini berfungsi sebagai tempat pelaksanaan ritual air.

Ilustrasi susunan monolit di tengah Desa Atlit Yam yang diyakini sebagai kuil air penduduk di sana. (Hanay via Wikimedia Commons)

Mata panah, bilah sabit, ujung tombak, dan pisau semuanya ditemukan dari area tersebut, serta batu api dalam konsentrasi besar. Satu koleksi batu api ditemukan terdiri dari sebanyak 8.755 artefak batu api.