Benarkah Jalan Bimini, 'Trotoar' Menuju Atlantis Kota yang Hilang?

By Hanny Nur Fadhilah, Minggu, 24 Desember 2023 | 11:00 WIB
Jalan Bimini yang terletak di perairan Bahama disebut sebagai jalan menuju Atlantis, kota yang hilang. (Ancient Origins)

Nationalgeographic.co.id—Di kedalaman perairan Bahama yang jernih terdapat sebuah misteri yang telah memikat imajinasi para peneliti, petualang, dan pemimpi yaitu Jalan Bimini. Lokasi ini disebut sebagai jalan menuju Atlantis, kota yang hilang.

Jalan Bimini membentang di dasar laut di lepas pantai Pulau Bimini Utara. Formasi batuan bawah air yang membingungkan ini selama beberapa dekade telah memicu perdebatan sengit mengenai asal usulnya.

Ahli geologi berdebat tentang asal usul alaminya sebagai formasi batuan pantai geologis. Namun ada juga spekulasi yang menarik mengenai pembentukannya. 

Mungkinkah Jalan Bimini menjadi jalan terlupakan menuju kota yang hilang Atlantis dan sudah lama tenggelam di laut?

Mengungkap kebenaran di balik kemungkinan hubungan antara Jalan Bimini dan Atlantis yang penuh teka-teki mengharuskan kita menggali lebih dalam sejarah, geologi, dan teori-teori modern tentang sifatnya.

Penemuan di Pulau Bimini Utara

Pada tahun 1968, di lepas pantai barat laut Pulau Bimini Utara di Bahama, sekelompok penyelam membuat penemuan yang menimbulkan kegembiraan di seluruh dunia.

Saat menjelajahi dasar laut, sederet batu yang tergeletak sekitar 18 kaki di bawah permukaan menarik perhatian. Para penyelam penasaran dengan kemiripan yang mencolok antara batu-batu ini dengan bangunan buatan manusia. Sederet batu tersusun dalam garis dengan jarak yang sama membentang lebih dari setengah mil.

Spekulasi menjadi liar. Banyak orang yang menyatakan bahwa batu-batu ini mungkin merupakan bagian dari tembok kuno atau jalan yang pernah menjadi milik peradaban yang hilang. Bahkan mungkin terhubung dengan dongeng Atlantis.

Kegembiraan semakin meningkat ketika dua “jalan” serupa ditemukan di dekatnya. Hal ini semakin memicu misteri seputar situs tersebut.

Joseph Manson Valentine, Jacques Mayol, dan Robert Angove adalah pionir yang menemukan fenomena menarik ini di perairan yang tenang. Mereka menggambarkannya sebagai “trotoar” yang terdiri dari batu bulat dengan berbagai ukuran dan ketebalan.

Fitur ini, yang sekarang dikenal sebagai “Jalan Bimini” atau “Tembok Bimini”, membentang ke arah timur laut-barat daya. Hal ini disertai dengan dua fitur linier paralel yang lebih dekat ke pantai.