Sejarah Dunia: Piramida Giza Dibangun agar Bertahan untuk Selamanya

By Sysilia Tanhati, Rabu, 27 Desember 2023 | 13:00 WIB
Dalam sejarah dunia, misteri Piramida Giza terus memikat banyak orang. Bagaimana piramida ini bisa bertahan selama ribuan tahun? (Ahmed Emad H)

Nationalgeographic.co.id—Dalam sejarah dunia, Firaun Mesir diharapkan menjadi dewa di akhirat. Untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia berikutnya, mereka mendirikan kuil para dewa dan makam piramida besar untuk diri mereka sendiri. Piramida tersebut berisi segala hal yang dibutuhkan setiap penguasa untuk membimbing dan menopang dirinya di dunia berikutnya.

Peradaban Mesir kuno terkenal akan piramidanya. Contohnya Piramida Giza yang terus menarik wisatawan dari berbagai belaha dunia. Konon, Piramida Giza sengaja dibangun untuk bertahan selamanya. Dan terbukti, Piramida Giza terlah bertahan selama ribuan tahun. Makam monumental tersebut merupakan peninggalan era Kerajaan Lama Mesir dan dibangun sekitar 4.500 tahun yang lalu.

Namun bagaimana Piramida Giza bisa bertahan hingga ribuan tahun dalam sejarah dunia?

Siapa yang membangun Piramida Giza?

Firaun Khufu adalah raja Mesir kuno pertama yang membangun piramida di Giza. Proyek ini dimulainya pada sekitar tahun 2550 SM. Piramida Besar milik Khufu adalah yang terbesar di Giza dan awalnya menjulang sekitar 147 meter di atas dataran tinggi. Kini piramida itu menjadi sedikit lebih pendek karena batu-batu selubungnya yang halus sudah lama hilang.

“Diperkirakan terdapat 2,3 juta balok batu yang masing-masing memiliki berat rata-rata 2,5 hingga 15 ton,” tulis Brian Handwerk di laman National Geographic.

Putra Khufu, Khafre, membangun piramida kedua di Giza, sekitar tahun 2520 SM. Kuburannya menonjol dari lanskapnya karena di dalamnya juga terdapat Sphinx. Sphinx mungkin menjadi penjaga kompleks makam firaun, meskipun tidak ada bukti pasti bahwa dialah yang membangunnya.

Piramida Giza yang ketiga jauh lebih kecil dibandingkan dua yang pertama—kurang dari setengah tingginya, yaitu sekitar 66 meter. Dibangun oleh putra Khafre, Menkaure, sekitar tahun 2490 SM. Kompleks piramida yang rumit mencakup dua kuil terpisah yang dihubungkan oleh jalan lintas yang panjang, dan tiga piramida ratu. Ruangan Menkaure mencakup dekorasi ceruk unik di Giza dan langit-langit berkubah di ruang pemakamannya sendiri. Sarkofagus firaun yang rumit hilang di laut dekat Gibraltar pada tahun 1838.

Bagaimana piramida dibangun?

Prestasi teknik kuno di Giza begitu mengesankan dalam sejarah dunia. Bahkan saat ini para ilmuwan dan insinyur tidak dapat memastikan secara pasti bagaimana piramida itu dibangun. Namun mereka telah belajar banyak tentang orang-orang yang membangunnya dan kekuatan politik yang diperlukan untuk mewujudkannya.

Para pembangunnya adalah pekerja terampil Mesir kuno yang tinggal di kota sementara terdekat yang luasnya sekitar 17 hektar. Sisa-sisa toko roti dan tumpukan tulang binatang menunjukkan bahwa mereka diberi makan dengan baik untuk pekerjaan mereka. Penggalian arkeologis di situs menakjubkan ini telah mengungkap komunitas yang sangat terorganisir.

“Komunitas ini memiliki sumber daya yang berlimpah dan tentunya didukung oleh otoritas pusat yang kuat,” tambah Handwerk.

Lalu bagaimana material diangkut? Informasi ini bisa ditemukan di situs arkeologi dan catatan yang tertulis di papirus kuno. Dokumentasi menunjukkan bahwa tukang perahu menggunakan Sungai Nil dan jaringan saluran air buatan untuk membawa material ke Dataran Tinggi Giza.

Material-material itu antara lain granit dari tambang Aswan, alat pemotong tembaga dari Semenanjung Sinai, dan kayu dari Lebanon. Untuk memenuhi kebutuhan para pekerja, mereka juga mengirimkan ternak dari peternakan di dekat Delta Nil.

Kemungkinan besar komunitas-komunitas di seluruh Mesir menyumbangkan pekerja, serta makanan dan kebutuhan pokok lainnya. Semua itu disumbangkan untuk mendukung proyek nasional dalam rangka menunjukkan kekayaan dan kendali para firaun kuno.

Para ilmuwan dan insinyur masih memperdebatkan bagaimana sebenarnya piramida itu dibangun. Secara umum diyakini bahwa orang-orang Mesir kuno memindahkan balok-balok batu besar ke tempat yang tinggi melalui jalur landai yang besar. Jalan tersebut diolesi dengan air atau tanah liat basah, menggunakan sistem kereta luncur, tali, roller, dan tuas.

Beberapa pihak berpendapat bahwa jalur luar berbentuk zig-zag atau berbentuk spiral di sekeliling setiap piramida. Sementara teori yang lebih kontroversial menyatakan jalur dalam yang digunakan.

Rahasia konstruksi piramida ini mungkin terletak di bawah permukaan. Diharapkan teknologi pencitraan masa depan dapat mengungkap susunan balok-balok di dalamnya. Bila terjadi, cetak biru diharapkan bisa menunjukkan bagaimana para pembangun Mesir menciptakan monumen abadi ini.

Jika piramida membantu membangun Mesir kuno, maka mereka juga melestarikannya. Giza memungkinkan kita menjelajahi dunia yang telah lama hilang.

“Banyak orang menganggap situs tersebut hanya sebagai kuburan dalam pengertian modern. Namun sebenarnya lebih dari itu,” kata Egyptologist dari Universitas Harvard, Peter Der Manuelian. “Di makam-makam yang dihias ini Anda bisa melihat pemandangan indah dari setiap aspek kehidupan di Mesir kuno. Jadi ini bukan hanya tentang bagaimana orang Mesir kunomeninggal tetapi juga bagaimana mereka hidup.”

Seni makam mencakup penggambaran petani kuno yang bekerja di ladang dan menggembalakan ternak. Mereka juga memancing dan berburu burung, berlatih pertukangan, mengenakan kostum, dan melakukan ritual keagamaan dan praktik penguburan.

Prasasti dan teks juga memungkinkan penelitian tata bahasa dan bahasa Mesir. “Hampir semua subjek yang ingin Anda pelajari tentang peradaban Firaun tersedia di dinding makam di Giza,” kata Der Manuelian.

Apa yang masih kita temukan tentang piramida?

Piramida Giza masih menyimpan banyak rahasia dalam sejarah dunia. Dan meski para ilmuwan terus membuat penemuan baru, banyak di antaranya juga menimbulkan pertanyaan baru.

Proyek ScanPyramids menggunakan teknologi modern untuk menyelidiki bagian dalam piramida sejak tahun 2015 tanpa menginjakkan kaki di dalamnya. Kemajuan dalam fisika partikel berenergi tinggi memungkinkan mereka menggunakan sinar kosmik. Sinar kosmik tersebut mengungkap berbagai ruang kosong yang telah tersembunyi selama 4.500 tahun. Termasuk satu ruang kosong yang menyaingi ukuran Galeri Agung piramida dan bagian lain untuk mengungkap Piramida Khufu.

Tidak jelas apakah ada sesuatu di dalam ruang-ruang ini, tetapi sebagian besar ahli percaya bahwa ruang-ruang tersebut tidak memiliki makna ritual. Sebaliknya, mereka kemungkinan besar digunakan selama konstruksi. Sebuah sistem dirancang dengan cermat untuk mendistribusikan beban dan tekanan dari struktur ikonik ini yang telah teruji oleh waktu. Apakah mungkin sistem ini yang membuat Piramida Giza bertahan selama ribuan tahun dalam sejarah dunia?