Selisik Ragam Upaya Dinasti Qin untuk Menyatukan Kekaisaran Tiongkok

By Sysilia Tanhati, Rabu, 27 Desember 2023 | 15:00 WIB
Dinasti Qin muncul pada periode Negara-Negara Berperang Tiongkok. Dinasti dikenal sebagai dinasti yang berhasil menyatukan Kekaisaran Tiongkok. (Gremel Madolora/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Dinasti Qin muncul pada periode Negara-Negara Berperang Tiongkok. Era ini berlangsung selama 250 tahun—475 SM sampai tahun 221 SM. Qin adalah dinasti yang berhasil menyatukan Kekaisaran Tiongkok.

Selama periode Negara-Negara Berperang, kerajaan-kerajaan negara berkonsolidasi menjadi wilayah yang lebih besar. Negara-negara feodal saling berebut kekuasaan pada era yang ditandai dengan kemajuan teknologi militer serta pendidikan. “Semua kemajuan itu terjadi berkat pengaruh para filsuf Konfusianisme,” tulis N.S. Gill di laman Thoughtco.

Dinasti Qin menjadi terkenal sebagai dinasti kekaisaran baru (221-206/207 SM) setelah menaklukkan kerajaan-kerajaan saingannya. Saat itu, kaisar pertamanya, raja absolut Qin Shi Huang (Shi Huangdi) menyatukan Tiongkok kuno menjadi sebuah kekaisaran. Dinasti Qin, juga dikenal sebagai Ch'in, kemungkinan besar merupakan asal mula nama Tiongkok.

Pemerintahan Dinasti Qin di Kekaisaran Tiongkok

Pemerintahan Dinasti Qin adalah Legalis, sebuah doktrin yang dikembangkan oleh Han Fei (meninggal 233 SM). Hal ini menjadikan kekuasaan negara dan kepentingan kaisar sebagai hal yang terpenting. Kebijakan ini menyebabkan beban keuangan, yang akhirnya menjadi penyebab jatuhnya Dinasti Qin di Kekaisaran Tiongkok.

Dinasti Qin digambarkan sebagai negara polisi dengan pemerintah memegang kekuasaan absolut. Senjata pribadi disita. Para bangsawan diangkut ke ibu kota.

Upaya Dinasti Qin menyatukan Kekaisaran Tiongkok

Qin Shi Huang bekerja cepat untuk menyatukan penduduk yang ditaklukkannya di wilayah luas. Wilayah tersebut merupakan rumah bagi beberapa budaya dan bahasa yang berbeda.

Salah satu hasil terpenting dari penaklukan Dinasti Qin adalah standarisasi aksara non-abjad di seluruh Kekaisaran Tiongkok. Aksara tersebut menggantikan aksara regional sebelumnya. Skrip ini disederhanakan untuk memungkinkan penulisan lebih cepat, berguna untuk pencatatan.

Aksara baru ini memungkinkan wilayah Kekaisaran Tiongkok yang tidak menggunakan bahasa yang sama untuk berkomunikasi bersama. Penciptaan aksara baru juga mengarah pada pendirian akademi kekaisaran untuk mengawasi semua teks. Sebagai bagian dari upaya akademis, teks-teks filosofis yang lebih tua disita dan dibatasi.

Dinasti Qin juga melakukan standarisasi bobot dan ukuran. Mereka membuat model perunggu untuk pengukuran dan mengirimkannya ke pemerintah daerah. Pemerintah daerah di wilayah Kekaisaran Tiongkok kemudian menerapkannya pada pedagang untuk menyederhanakan perdagangan di seluruh kekaisaran. Sehubungan dengan ini, koin perunggu diciptakan agar digunakan di seluruh wilayah.

Dengan kemajuan Dinasti Qin ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah Tiongkok kuno, berbagai negara yang bertikai di Tiongkok bersatu. Nama Tiongkok sebenarnya berasal dari kata Qin (yang ditulis sebagai Ch'in dalam teks-teks Barat sebelumnya).