Sejarah Dunia: Kisah Dinasti Habsburg dan Praktik Perkawinan Sekerabat

By Sysilia Tanhati, Rabu, 3 Januari 2024 | 09:00 WIB
Dalam sejarah dunia, Dinasti Habsburg menguasai kerajaan-kerajaan terkuat di seluruh Eropa pada puncak kekuasaannya. Bagaimana Habsburg menjadi terkenal dan prestise adalah cerita yang panjang dan kompleks namun menarik dan membangkitkan minat. Salah satunya adalah praktik perkawinan sekerabat yang kerap dilakukan oleh dinasti ini. (Martin van Meytens)

Nationalgeographic.co.id—Dalam sejarah dunia, Dinasti Habsburg menguasai kerajaan-kerajaan terkuat di seluruh Eropa pada puncak kekuasaannya. Semua itu dilakukan melalui perencanaan yang cerdik, kejam, dan pengkhianatan selama berabad-abad.

Berawal dari keluarga kecil yang dulunya berasal dari daerah terpencil di perbukitan Swiss, Dinasti Habsburg kemudian memegang kendali atas nasib jutaan orang. Dinasti ini merupakan garis keturunan bangsawan yang paling lama berkuasa dalam sejarah dunia. Namun pemerintahan Habsburg berakhir sebagai konsekuensi dari Perang Dunia Pertama.

Bagaimana Habsburg menjadi terkenal dan prestise adalah cerita yang panjang dan kompleks namun menarik dan membangkitkan minat. Salah satunya adalah praktik perkawinan sekerabat yang kerap dilakukan oleh dinasti ini.

Asal-usul Dinasti Habsburg di dalam sejarah dunia

Mengutip dari laman World Atlas, “Nenek moyang paling awal yang dapat dilacak dari Wangsa Habsburg adalah Guntram si Kaya.” Guntram adalah seorang bangsawan kaya yang menguasai tanah di seluruh Kekaisaran Romawi Suci di bawah pemerintahan Otto I. Guntram memberontak melawan pemerintahan Otto pada tahun 952 M. Sebagai hukumannya, sebagian besar tanahnya disita dan diberikan kepada bangsawan lainnya.

Karena dipermalukan dan hampir tidak punya harta, Count Radbot, cucu Guntram, berupaya mengembalikan kehormatan keluarga. Ia memulai perjalanan dari rumah tangganya menuju tempat kekuasaan tertinggi di Eropa Abad Pertengahan.

Radbot, bersama dengan bantuan Uskup Strasbourg, membangun Habichtsburg (Kastel Habsburg). Kastel tersebut berfungsi sebagai basis operasi di mana pemimpin Dinasti Habsburg yang ambisius dapat memperluas kekuasaan dan pengaruhnya. Setelah berabad-abad menjalin aliansi dengan keluarga dan bangsawan lain, Rudolf IV dari Habsburg menjadi raja pada tahun 1273 M. Setelah 10 tahun bertakhta, ia memberikan kedua putranya kekuasaan langsung atas Styria dan Austria. Mulai saat ini, nama Habsburg selamanya akan dikaitkan dengan kedua kerajaan tersebut.

Kaisar Romawi Suci

Pada awal abad ke-15, Dinasti Habsburg telah berhasil menempatkan anggota keluarganya di berbagai takhta berbeda di seluruh Kekaisaran Romawi Suci. Beberapa negara bagian memegang posisi tinggi dalam pemerintahan kekaisaran. Dan yang terpenting, Habsburg menyandang gelar “Pangeran Pemilih”. Para penguasa ini bertanggung jawab langsung untuk memilih kaisar baru jika kaisar saat ini meninggal atau turun takhta.

Pada tahun 1453, Frederick III dinobatkan sebagai Kaisar Romawi Suci dengan bantuan kerabatnya di seluruh kekaisaran serta sekutunya yang dibuat dengan menikahkan perempuan anggota Dinasti Habsburg. Naiknya Frederick III ke takhta menandai awal dari rantai tak terputus Kaisar Romawi Suci Habsburg. Hal ini berlangsung dari tahun 1453 hingga 1740.

Setiap kali diadakan pemilihan untuk memilih kaisar baru, Pangeran Pemilih sebagian besar adalah anggota dari Kaisar Romawi Suci Habsburg. Dinasti Habsburg atau teman langsung dinasti tersebut, akan memilih kandidat Habsburg. Pemilihan umum ini dengan cepat menjadi sebuah hasil akhir yang tidak dapat dielakkan lagi dan diadakan hanya sekadar formalitas.

Spanyol dan Austria bersatu