Misteri Raksasa Cerne Abbas dan Kaitannya dengan Mitologi Yunani

By Sysilia Tanhati, Kamis, 4 Januari 2024 | 12:16 WIB
Selama berabad-abad, peneliti berspekulasi tentang makna dan asal-usul figur manusia raksasa berukuran 55 meter. Figur ini diukir di lereng bukit berkapur dekat desa Cerne Abbas di Dorset, Inggris. (Pete Harlow/Public Domain)

Nationalgeographic.co.id—Selama berabad-abad, peneliti berspekulasi tentang makna dan asal-usul figur manusia raksasa berukuran 55 meter. Figur ini diukir di lereng bukit berkapur dekat desa Cerne Abbas di Dorset, Inggris. Siapa sosok di balik figur populer dalam sejarah dunia itu? Apakah ia adalah orang suci? Atau sosok itu berkaitan dengan pahlawan mitologi Yunani?

Ada banyak penelitian dilakukan untuk menjelaskan siapa figur ini sebenarnya. Namun sebuah penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Speculum menegaskan bahwa misteri tersebut telah terpecahkan. Jawaban atas pertanyaan kuno ini tampaknya adalah bahwa individu yang terukir di lereng bukit itu tidak lain adalah Hercules. Ia adalah pahlawan mitologi Yunani sekaligus pahlawan super pertama di dunia.

Spekulasi tentang Cerne Abbas

Garis putih khas sosok Cerne Abbas memperlihatkan seorang pria perkasa yang memegang tongkat berat di tangan kanannya. Sedangkan lengan kiri terentang dan lingganya tegak sepenuhnya. Sejak ditemukan, para peneliti dan sejarawan memperdebatkan identitas sebenarnya.

Beberapa orang berpendapat bahwa figur itu menggambarkan dewa langit Inggris kuno bernama Helith. Dewa langit ini disembah di Inggris pada zaman prasejarah.

Yang lain percaya bahwa figur itu sebenarnya merupakan penghormatan kepada Oliver Cromwell yang legendaris. Teori lain menyatakan bahwa sosok tersebut menggambarkan Saint Eadwold, seorang pangeran saleh abad ke-9 yang hidup sederhana sebagai seorang pertapa di wilayah tersebut. Ia dihormati sebagai santo pelindung Cerne beberapa saat setelah kematiannya.

Studi baru menunjukkan bahwa tidak satu pun dari teori tersebut sesuai dengan fakta yang diketahui. Studi dilakukan oleh sejarawan Tom Morcom dari Universitas Oslo dan Helen Gittos dari Universitas Oxford. Menurut mereka, figur tersebut merupakan pahlawan mitologi Yunani Hercules

“Kami telah mencoba menyusun narasi yang paling meyakinkan dan koheren,” kata Dr. Morcom.

Mengungkap sosok Cerne Abbas

Faktor kunci yang memungkinkan para peneliti membuat penentuan ini adalah penelitian pada tahun 2021. Penelitian tersebut membuktikan gambar manusia raksasa tersebut diukir antara tahun 700 dan 1100 Masehi. Penemuan ini menghilangkan kebingungan selama berabad-abad tentang kapan tepatnya figur kapur yang mengesankan itu diciptakan.

“Dampak dari temuan ini sangat besar,” tulis Nathan Falde di laman Ancient Origins. Pertama, penelitian tersebut menghilangkan kemungkinan bahwa itu bisa diukir sebagai penghormatan kepada Oliver Cromwell. Ia adalah penakluk militer yang menjabat sebagai Lord Protector di Inggris pada abad ke-17.

Kedua, teori bahwa sosok tersebut adalah dewa langit kuno yang diukir di batu ribuan tahun lalu pun turut gugur. Faktanya, para peneliti mengeklaim bahwa Dewa Helith tidak pernah benar-benar ada dalam bentuk konseptual apa pun. Keyakinan tentang Dewa Helith muncul berdasarkan kesalahan penerjemahan kata Latin pada abad ke-13 untuk Elia.

Mengenai dugaan bahwa sosok kapur itu mungkin adalah Saint Eadwold, Profesor Morcom dan Gittos menolak gagasan ini. Menurut keduanya, pendapat tersebut adalah penemuan para biarawan abad ke-11 yang tinggal di sebuah biara di Cerne. Para biarawan kemungkinan besar mengeklaim raksasa tersebut sebagai cara untuk mendapatkan akses ke peninggalan Saint Eadwold. Juga untuk mendapatkan status yang lebih besar untuk biara mereka.

Ada kemiripan fisik dengan bagaimana Hercules digambarkan di tempat lain dengan figur di Cerne Abbas. Gada raksasa, misalnya, cocok dengan gada yang sering diperlihatkan oleh pahlawan mitologi Yunani dalam gambar ukiran atau lukisan dari zaman kuno. (Antonio del Pollaiuolo/Uffizi Gallery)

“Memiliki sosok pagan berukuran besar, yang jelas-jelas telanjang, di depan pintu rumah Anda adalah fakta yang tidak menyenangkan. Terutama bagi para biarawan. Akhirnya, mereka mengasosiasikannya dengan santo pelindung mereka, Eadwold,” kata Dr. Morcom.

Menurut para peneliti, referensi tentang Hercules dapat ditemukan dalam sumber-sumber sastra Inggris dari periode Abad Pertengahan. Dalam satu kasus, orang-orang yang menulis tentang Hercules berasal atau mempunyai hubungan dengan Desa Cerne Abbas.

Dan ada juga kemiripan fisik dengan bagaimana Hercules digambarkan di tempat lain. Gada raksasa, misalnya, cocok dengan gada yang sering diperlihatkan oleh pahlawan mitologi Yunani dalam gambar ukiran atau lukisan dari zaman kuno. Para sejarawan juga mencatat bahwa ada penggambaran Hercules di Inggris yang menunjukkan dia telanjang dan dengan lingga tegak. Juga dengan postur yang mirip atau identik dengan raksasa Cerne Abbas.

Mereka menyimpulkan bahwa ukiran tersebut mungkin awalnya termasuk jubah Hercules yang juga menutupi lengannya. Ukiran jubah itu mungkin telah ditumbuhi tumbuhan dan hilang dari pandangan seiring berjalannya waktu. “Posisi lengannya sedemikian rupa sehingga pas,” kata Dr. Gittos. “Sepertinya sangat mungkin.”

Cerne Abbas Hercules: raksasa yang menjadi inspirasi di tengah masa sulit

Raksasa Cerne Abbas diukir di lereng bukit dekat Cerne Abbas di tempat pertemuan beberapa jalan penting. Selain itu, lokasinya dekat dengan beberapa lokasi yang telah diserang oleh Viking yang dimulai pada akhir abad ke-8 Masehi.

Lokasi di Dorset ini mungkin berfungsi sebagai tempat berkumpulnya prajurit Anglo-Saxon yang sedang bersiap untuk ditempatkan. Fakta ini mendukung teori bahwa ukiran Hercules yang besar dan tangguh sebagai simbol militer. Simbol ini ditujukan untuk menginspirasi prajurit Anglo-Saxon agar melakukan tindakan heroik.

Ada bukti tekstual dari abad pertengahan yang mendukung teori ini. “Tanah ini dimiliki oleh keluarga kerajaan Saxon Barat pada abad ke-9 dan ke-10. Dan kami memiliki deskripsi tentang tanah tersebut,” jelas Dr. Gittos. “Mereka menggambarkan bahwa ada jalan setapak—jalan tentara—yang menuju ke bukit. Dan lereng bukit ini tampak seperti tempat pertemuan khusus yang sekarang kita kenali di lanskap Anglo-Saxon.”

Jika teori bahwa sosok tersebut adalah Hercules benar, maka hal tersebut menambah dimensi baru pada interpretasi karya tersebut. “Yang luar biasa adalah kisah yang kami temukan jauh lebih menarik daripada misteri. Kisah ini memberi tahu kita lebih banyak tentang tempat ini dan orang-orangnya, dan bagi saya, itu sangat menarik.”

Masih harus dilihat seberapa luas teori baru tentang asal-usul dan makna raksasa Cerne Abbas ini akan diterima. Mereka yang telah menginvestasikan waktu dan energi untuk mencari penjelasan lain mungkin belum siap untuk menyerah. Temuan ini bukanlah akhir dari upaya untuk memahami arti raksasa Cerne Abbas. Pasalnya, bukti konklusif bahwa raksasa itu sebenarnya adalah Hercules masih kurang, seperti yang dikatakan Dr. Morcom dan Gittos.