Peta Dunia Fra Mauro, Keajaiban Venesia yang Mencapai Tanah Suci

By Utomo Priyambodo, Sabtu, 6 Januari 2024 | 16:00 WIB
Salah satu bagian dari peta dunia Mappa Mundi buatan Fra Mauro. (Sailko/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Dalam cerita satu paragraf berjudul On Exactitude in Science (Del Rigor en la Ciencia), Jorge Luis Borges membayangkan sebuah kerajaan di mana kartografi telah mencapai ilmu pasti. Ia membayangkan peta dengan skala yang sama dengan kerajaan tersebut saja sudah cukup.

Namun sekitar tahun 1450-an Fra Mauro membuat sebuah terobosan. Ia membuat sebuah peta dunia kecil bernama Mappa Mundi. Ukuran peta dunia ini tidak terlalu besar, dengan diameter hanya 196 sentimeter.

Namun dampak dan signifikansinya sebagai jembatan antara pemikiran Abad Pertengahan dan Renaisans jelas menyaingi peta yang dibayangkan Borges.

Salah satu 'Keajaiban Venesia'

Venesia adalah kekuatan komersial yang tak terbantahkan di Mediterania, yang jalur perdagangannya menghubungkan timur dan barat, membentang hingga Flanders, London, Aljazair, dan sekitarnya.

Jaringan ini dilindungi oleh armada-armada kapal perang yang dibangun di Arsenale di Venezia yang terkenal. Tempat fasilitas produksi terbesar di Barat, yang tenaga kerjanya berjumlah ribuan.

Mappa Mundi yang secara harfiah berarti “peta dunia”, dianggap sebagai salah satu keajaiban Venesia dengan reputasi yang mencapai Tanah Suci. Peta dunia ini adalah planisfer melingkar yang digambar pada empat lembar perkamen, dipasang pada tiga panel poplar dan diperkuat dengan reng vertikal.

Peta dunia itu dicat dengan warna merah, emas, dan biru yang kaya. Pigmen terakhir ini diperoleh dari lapis lazuli langka, yang diimpor dari tambang di Afghanistan.

Di sudut-sudut peta terdapat empat bola yang menunjukkan dunia langit dan sublunar, empat elemen (bumi, udara, api, dan air), dan iluminasi Taman Eden karya Leonardo Bellini (aktif tahun 1443-1490).

Jepang (di tepi kiri, disebut Isola de Cimpagu) muncul di sini untuk pertama kalinya di peta Barat. Dan bertentangan dengan tradisi Ptolemeus, hal ini juga menunjukkan bahwa pelayaran mengelilingi Afrika dapat dilakukan, yang menandai perjalanan Eropa pertama mengelilingi Tanjung Harapan oleh penjelajah Portugis Bartolomeu Dias pada tahun 1488.

NASA menyebut peta bersejarah itu “menakjubkan” dalam hal keakuratannya.

Perbandingan peta dunia Mappa Mundi dengan peta dunia saat ini. (NASA)