Tak Hanya Marmer, Kuil di Yunani Kuno Juga Terbuat dari Kayu

By Tri Wahyu Prasetyo, Minggu, 14 Januari 2024 | 13:29 WIB
Kuil Apollo di Thermo, Aetolia awalnya dibuat dengan tiang-tiang kayu yang kemudian diganti dengan batu. (Mark Landon / Wikimedia Commons )

Menurut Philip, Bangsa Minoa (300 - 1100 SM) biasa membuat tiang-tiang yang terbuat dari batang pohon cemara, karena pohon cemara banyak ditemukan di Mediterania.

“Kolom-kolom di Istana Minos di Knossos, yang dibangun sejak 1700 SM, lebih tipis di bagian atas dan lebih lebar di bagian bawah untuk menciptakan ilusi ketinggian yang lebih besar,” jelasnya.

Tiang-tiang di Istana Minos, Philip menambahkan, “dicat merah dan dipasang di atas dasar batu dengan kap yang berbentuk bulat seperti bantal.”

Ruang singgasana di Istana Minoa di Knossos, Kreta. ( Annatsach / Wikimedia Commons)

Kuil-kuil dengan tiang-tiang kayu juga ditemukan di Peradaban Mycenaean (1700-1100 SM). Salah satu contoh yang bagus adalah kuil Artemis di Raceta, Achaia.

Contoh lain dari kuil dengan tiang-tiang kayu adalah di Kalapodi di wilayah Phokis. Kuil ini dibangun antara tahun 550 dan 540 SM, merujuk raja Sparta Agiad, Pausanias. Kuil ini dibakar oleh Persia pada tahun 480 SM sebagai pembalasan terhadap orang Phokia atas keterlibatan mereka dalam Pertempuran Thermopylae.

Masih terdapat banyak lagi contoh kuil-kuil paling awal di Yunani Kuno yang terbuat dari kayu seperti kuil Apollo di Thermo Aetolia, kuil Artemis Orthia di Sparta, dan kuil Hera di Olympia. Untuk yang terakhir, bisa dijadikan indikasi adanya pergeseran dari kayu ke batu.

Jenis-jenis Kayu

Orang Yunani kuno tampaknya memiliki pengetahuan yang luas tentang kayu dalam hal tingkat kekerasan dan daya tahan. Bahkan sepertinya mereka juga tahu betul bagaimana reaksi kimia sebuah jenis kayu ketika mengalami kelembapan maupun kekeringan.

Mereka juga menyadari bahwa kayu yang sama dapat memiliki kualitas yang berbeda tergantung pada usia, musim penebangan, dan asalnya.

Sebagai contoh, kayu dari pohon oak yang dikenal karena kekuatannya, dimanfaatkan oleh orang-orang Yunani Kuno sebagai sebagian besar pembangunan kuli, termasuk kolom, atap, dan struktur bawah tanah.

Kayu pohon holly, yang merupakan masih satu spesies dengan oak, dimanfaatkan untuk membuat gagang pintu mewah dan as pada roda. Holly memiliki kehalusan dan daya tahan yang membuatnya cocok untuk penggunaan tersebut.

Selanjutnya jenis cedar seperti cemara dan pinus, digunakan untuk pembuatan kapal  karena sifat lengketnya. Kelebihan ini membuatnya cocok untuk menyatukan elemen-elemen konstruksi kapal.

Ebony, kayu berwarna hitam yang padat dan tahan lama, digunakan dalam konstruksi mewah. Sebagai contoh, patung Zeus oleh Phidias terbuat dari ebony, menggambarkan pemilihan kayu ini untuk karya seni yang indah dan tahan lama.

Masih banyak lagi berbagai jenis kayu yang digunakan untuk keperluan sebuah konstruksi. Hal ini menunjukan pemahaman mendalam masyarakat Yunani kuno terhadap sifat-sifat kayu dan kemampuannya untuk menggabungkan fungsionalitas dengan keindahan dalam arsitektur mereka.