Jarang Diceritakan! Kekaisaran Mongol Pernah Invasi Pulau Paling Timur Ini

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Sabtu, 13 Januari 2024 | 09:00 WIB
Peta Eropa abad ke-17 ini menggambarkan utara Hokkaido, Jepang, dan pesisir Timur Laut Tiongkok yang semestinya terdapat Pulau Sakhalin. Penjelajah Eropa mungkin mengira pulau tersebut bersatu dengan dataran utama Asia. Di Pulau inilah, Kekaisaran Mongol pernah bercokol dengan sejarah yang jarang diceritakan. (Giacomo Cantelli da Vignola & Giovanni Giacomo de Rossi)

Nationalgeographic.co.id—Sejarah abad pertengahan mengungkap bahwa penaklukkan Kekaisaran Mongol nyaris meruntuhkan berbagai peradaban kuno. Kali ini, cerita penaklukkannya menuju kawasan paling timur di Asia yang jarang dibahas dalam sejarah abad pertengahan dan Kekaisaran Mongol, Pulau Sakhalin di Timur Jauh Rusia.

Kabar ini, menurut ahli sejarah, bisa dikatakan sebagai upaya Kekaisaran Mongol untuk menginvasi Jepang dari utara. Pasalnya, Pulau Sakhalin sendiri terletak di utara Pulau Hokkaido, Jepang.

Penaklukkan ke Sakhalin bermula dari masa awal bangsa Mongol yang telah bersatu pada abad ke-13. Mereka, yang semula adalah suku-suku nomaden di dekat Tiongkok, bersatu dan mengeklaim diri sebagai pemilik mandat langit untuk menguasai dunia.

Ekspedisi militer pertama mereka digencarkan ke peradaban, suku, dan kerajaan sekitar. Ekspedisi terbesar di masa awal perluasan Kekaisaran Mongol adalah menjatuhkan Kekaisaran Tiongkok yang dikuasai Dinasti Jurchen Jin dan Xia Timur.

Bangsa Mongol yang telah membentuk Kekaisaran Mongol, mengambil kendali kawasan Manchuria pada 1233. Jatuhnya Jurchen Jin dan Xia Timur mungkin menjadi kabar menarik bagi Dinasti Song yang merupakan rivalnya. Namun kelak, dinasti ini akan runtuh oleh Mongol yang akan mendirikan Dinasti Yuan.

Bagaimanapun, kekuasaan Kekaisaran Mongol di Manchuria mengetahui peradaban kecil Asia di sekitarnya. Tidak jarang, suku-suku kecil oleh masyarakat Udege dan Nivkh dari pesisir timur laut Manchuria (sekitar Krai Khabarovsk dan Primorsky Krai, Rusia) melawan bangsa Mongol.

Oleh karena itu, Kekaisaran Mongol pun mendirikan pos administrasi di Nurgan (hari ini Tyr, Rusia) yang merupakan kawasan pedalaman di tepi Sungai Amur dan Amgun. Pos ini tersebut dibangun pada 1263, sehingga tentara bisa dipersiapkan menghadapi Nivkh dan Udege. Pada akhirnya kedua suku tersebut takluk di bawah Mongol.

Udege, Nivkh, dan Ainu

Udege dan Nivkh adalah penduduk asli di pedalaman Manchuria di sekitar Sungai Amur. Hari ini keduanya merupakan etnis minoritas Asia di kawasan Timur Jauh Rusia. Hanya sedikit yang diketahui tentang mereka dalam sejarah.

Yang jelas, Udege diketahui merupakan salah satu kelompok etnis yang paling dekat dengan bangsa Manchu.

Pemburu dari kalangan masyarakat Nivkh di Rusia. Mereka adalah penghasil kulit hangat yang disukai bangsa Mongol. Kesetiaan mereka berbuah perlindungan besar dari Kekaisaran Mongol dari serangan suku-suku Ainu dari selatan Sakhalin. (Selections from National Anthropological Erchives)

Sementara, Nivkh mencakup kawasan penduduk yang lebih luas hingga utara Pulau Sakhalin. Mereka adalah masyarakat tradisional pemburu, nelayan, dan peternak anjing yang semi-nomaden.