Dari Kelompok Nomaden Menjadi Kekaisaran Besar, Siapa Bangsa Mongol?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 17 Januari 2024 | 18:00 WIB
Lukisan abad ke-12 yang menggambarkan kehidupan orang Khitai atau Khitan. Khitai merupakan salah satu suku bangsa Mongol yang berkuasa di utara Tiongkok. (Public Domain)

Nationalgeographic.co.id—Mewarnai sejarah abad pertengahan, bangsa Mongol pernah hadir menguasai daratan dari Eropa Timur dan Asia. Bangsa ini berasal dari stepa Asia di utara Tiongkok yang kini disebut sebagai Mongolia.

Kehadiran bangsa Mongol tampaknya telah mewarnai periode sejarah tertentu, bahkan jauh sebelum kekaisaran besar yang didirikan oleh Genghis Khan.

Bangsa Mongol berasal dari konfederasi suku-suku penunggang kuda nomaden di stepa utara Tiongkok. Sebelum era Genghis Khan di sejarah abad pertengahan, beberapa suku ini telah bangkit menjadi ancaman bagi peradaban pesat di sekitarnya seperti Tiongkok, bahkan Eropa yang lokasinya nun jauh.

Beberapa suku ini pun terdiri dari gabungan etnis, termasuk Turki yang nantinya akan dibahas lebih lanjut.

Dari utara dan timur laut Tiongkok

Keberadaan tentang suku-suku nomaden utara Tiongkok pertama kali disebutkan oleh Sima Qian (hidup sekitar 145-86 SM), sejarawan Kekaisaran Tiongkok era Dinasti Han (206 SM-220 M). Dia menyebut bahwa kawasan utara Tiongkok dikuasai oleh suku-suku nomaden yang disebut sebagai Xiongnu.

Catatan lain dari Kekaisaran Tiongkok periode Dinasti Zhou Akhir (951–960 M), menyebut kawasan timur laut Tiongkok diduduki oleh konfederasi suku nomaden yang dinamai Hu.

Adam T. Kessler dalam Empires Beyond the Great Wall: The Heritage of Genghis Khan menulis, kawasan Mongolia dan Siberia selatan diduduki oleh masyarakat nomaden yang disebut sebagai Proto-Mongol selama ribuan tahun.

Makam Han Timur di Shandong sering kali menggambarkan pertempuran antara orang barbar Hu, dengan busur dan anak panah serta memakai topi runcing (kiri), melawan pasukan Han. Dinasti Han Timur (151–153 M). Makam Tsangshan Han di kota Linyi, Shandong. Masyarakat Hu diyakini adalah pendahulu bangsa Mongol yang sudah berkembang secara kemampuan militer dengan busur dan kereta perang. (Public Domain)

Berdasarkan temuan arkeologis, terang Kessler, masyarakat ini telah berkembang menjadi kebudayaan perunggu yang canggih pada abad ketiga SM. Mereka telah menggunakan kereta perang, busur, dan anak panah, serta kegiatan perburuan anjing.

Etnis Hu disebutkan sebagai salah satu etnis Tionghoa yang lain dan memiliki minat perdagangan dengan Kekaisaran Tiongkok. Hal ini juga yang kerap mengganggu kestabilan Kekaisaran Tiongkok, karena Hu kerap menyerang dengan tujuan memperkuat perekonomian.

Hu bertetangga dengan Xiongnu. Para ahli sejarah berpendapat bahwa bangsa Hu dan Xiongnu mungkin penduduk yang satu rumpun tinggal di stepa Asia Tengah, Mongolia, dan Siberia. Pendapat lainnya, Xiongnu adalah bangsa Turki (Skithia) yang juga nomaden.