Jane Seymour, Istri Henry VIII Abad Pertengahan Meninggal Usai Lahiran

By Hanny Nur Fadhilah, Minggu, 21 Januari 2024 | 11:00 WIB
Jane Seymour, istri ketiga Raja Henry VIII dalam sejarah Abad Pertengahan meninggal tak lama setelah melahirkan anaknya, Edward VI. (Public domain)

Campuran faktor pribadi, politik, dan agama yang mudah berubah menciptakan lingkungan yang siap untuk kejatuhan Anne. Nasibnya ditentukan ketika dia ditangkap atas tuduhan perzinahan, inses, dan pengkhianatan.

Penangkapan Anne menimbulkan kejutan di pengadilan Tudor. Sebuah pembalikan nasib yang menakjubkan bagi seorang wanita yang baru menjadi ratu selama tiga tahun dan memainkan peran penting dalam perpecahan Inggris dari Gereja Katolik.

Persidangannya merupakan peristiwa yang sensasional, penuh dengan tuduhan seram dan bukti-bukti yang meragukan. Meskipun kurangnya bukti konkrit, hasilnya sudah pasti, Anne dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati. 

Eksekusinya dengan pemenggalan kepala di Menara London bukan hanya akhir hidupnya tetapi juga menandai perubahan besar dalam lanskap politik dan sosial Inggris Abad Pertengahan

Jatuhnya Anne Boleyn membuka jalan bagi Jane Seymour yang sudah menarik perhatian raja.

Henry VIII semakin tidak sabar dan semakin membutuhkan ahli waris laki-laki, langsung menikahi Jane.

Hanya satu hari setelah eksekusi Anne, Henry secara resmi bertunangan dengan Jane, dan mereka menikah sepuluh hari kemudian.

Cepatnya peristiwa-peristiwa ini menunjukkan betapa mendesaknya perasaan Henry, namun hal ini juga menyoroti gentingnya posisi baru Jane.

Pernikahan dengan Raja Henry VIII

Pernikahan Jane Seymour dengan Raja Henry VIII merupakan peristiwa penting, tidak hanya bagi kedua individu yang terlibat tetapi bagi seluruh wilayah Inggris.

Setelah kejatuhan dan eksekusi Anne Boleyn yang dramatis, serikat pekerja ini penuh dengan implikasi politik, sosial, dan pribadi.

Upacaranya pernikahannya diadakan pada tanggal 30 Mei 1536 relatif sederhana, jika dibandingkan pernikahan Henry sebelumnya.