Putri Handayani, Orang Indonesia Pertama di Titik Paling Selatan Bumi

By National Geographic Indonesia, Sabtu, 20 Januari 2024 | 16:39 WIB
Putri Handayani berhasil menjadi orang Indonesia pertama yang mencapai titik paling selatan Bumi melalui Ekspedisi Road to The Explorer’s Grand Slam 'Antartic-8'. (JELAJAH PUTRI)

Oleh Donny Fernando

    

Nationalgeographic.co.id—Akhirnya, Putri Handayani berhasil mengibarkan bendera Merah putih di Kutub Selatan, titik paling selatan Bumi pada 28 Desember 2023.

Dia menempuh delapan hari berjalan menggunakan ski sambil menarik sled seberat 30 kilogram di garis lintang 89°S-90°S (South Pole Last Degree). Bendera Merah-Putih dikibarkan tepat pada pukul 13.00 waktu Punta Arenas, Chili. 

Dunia telah mencatat nama Roald Amundsen, seorang penjelajah asal Norwegia yang menjadi orang pertama mencapai Kutub Selatan pada 14 Februari 1911. Kini, Putri berhasil menjadi orang Indonesia pertama yang mencapai titik paling selatan Bumi melalui Ekspedisi Road to The Explorer’s Grand Slam “Antartic-8”

“Sungguh bersyukur bisa sampai ke titik ini, apalagi setelah mengalami sendiri angin dingin yang ekstrem, berjalan tertatih-tatih dengan ski dan akhirnya sampai ke ceremonial south pole," kata Putri

Dia menambahkan, "Lelah, terharu dan bangga, semua perasaan itu campur aduk, apalagi kalau ingat belum pernah ada orang Indonesia yang sampai sini.”

Putri Handayani berhasil mencapai titik paling selatan Bumi dalam ekspedisi Jelajah Putri bertajuk Road to The Explorer’s Grand Slam 'Antartic-8'. Acara syukuran dan sharing session 'Antarctic 8 Expedition Jejak Merah Putih di Kutub Selatan' digelar di Theater Wisma Menpora, Jakarta Pusat, pada 19 Januari 2024. (Donny Fernando/National Geographic Indonesia)

Selebrasi tersebut dilakukan Putri di titik Ceremonial South Pole dengan latar 12 bendera negara yang secara resmi melakukan perjanjian Antarktika dan perjanjian terkait, yang secara kolektif dikenal sebagai Antarctic Treaty System (ATS). 

Perjanjian ATS ini mengatur hubungan internasional tentang Antarktika, satu-satunya benua di Bumi yang tidak memiliki populasi manusia asli. 

Pencapaian ini merupakan salah satu dari dua target ekspedisi Putri. Misinya yang lain, yaitu mengibarkan bendera Merah Putih di Puncah Gunung Vinson (4,892 mdpl). Sayangnya misi tersebut gagal akibat cuaca ekstrem yang sangat berbahaya bagi keselamatan pendaki.

Putri menyebut bahwa suhu sekitar pada hari itu mencapai -38 derajat Celcius dengan wind chill sebanding dengan -45 hingga -50 derajat Celcius. Kondisi tersebut membuat manusia rentan dengan serangan frostbite yang sangat berbahaya bagi tubuh. 

Tidak menyerah, Putri menunggu slot pendakian ke-2 pada 10-21 Januari 2024 yang merupakan pendakian terakhir di musim ini. Selama menanti keberangkatan, Putri diterima oleh Duta Besar Indonesia untuk Chili, Muhammad Anshor. Putri dipersilakan untuk beristirahat di Wisma KBRI di Santiago, Chili.

Putri Handayani memberikan plakat Road to The Explorer’s Grand Slam 'Antartic-8' sebagai ucapan terima kasih Jelajah Putri kepada Raden Isnanta, Deputi II Menteri Pemuda dan Olah Raga. (Donny Fernando/National Geographic Indonesia)

Namun, ternyata waktu persiapan untuk pendaftaran terlalu singkat, serta iklim pendakiam memasuki puncaknya sehingga Putri tidak dapat melanjutkan ekspedisi menempuh Gunung Vinson. 

“Ekspedisi ini mengajarkan saya untuk tetap berpikir positif di kala mental saya sedang dihajar oleh cuaca ekstrem Kutub Selatan”, ujarnya saat menghadiri syukuran dan sesi berbagi 'Antarctic 8 Expedition, Jejak Merah Putih di Kutub Selatan' yang digelar di Wisma Menpora pada Jumat, 19 Februari 2024.

Acara ini dihadiri Didit Ratam, Ketua ILUNI UI, Galih Donikara selaku Eiger Adventure Service Team (EAST) Manager, serta Dr. Raden Isnanta, M.Pd. selaku Deputi 2 Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Pada kesempatan mendatang, Putri akan mempersiapkan diri untuk ekspedisi Explorer’s Grand Slam berikutnya, yaitu Kutub Utara pada April 2024.

Target Putri dalam perjalanan di Kutub Utara kini adalah menjadi orang Indonesia pertama yang berjalan dengan menggunakan ski dari garis lintang 89°S-90°N (North Pole Last Degree).