Nationalgeographic.co.id— Mitologi Yunani kuno penuh dengan interaksi antara para dewa dan manusia. Para dewa secara teratur ikut campur dalam urusan manusia.
Mereka terlibat dalam pertempuran, berbicara dengan manusia, dan bahkan memiliki anak dengan manusia. Sejarah Yunani yang sebenarnya sangat berbeda dengan mitologi Yunani kuno.
Lalu, kapan bangsa Yunani percaya bahwa para dewa di mitologi Yunani kuno berhenti berinteraksi dengan manusia?
Sejarah Yunani Bukanlah Akhir dari Mitologi Yunani
Kenyataannya, era sejarah Yunani kuno yang terdokumentasi dengan baik bukanlah akhir dari mitologi Yunani. Faktanya, peristiwa mitologi dan manusia terus bermunculan sepanjang zaman klasik.
Herodotus dan Ctesias, menggambarkan berbagai bangsa fantastik yang termasuk dalam mitologi. Sejalan dengan ini, kenyataannya para dewa sendiri diyakini masih berinteraksi dengan manusia lama setelah era tradisional mitologi Yunani.
Misalnya, Arion sezaman dengan Periander, seorang tiran dari Korintus yang hidup pada akhir abad ketujuh, awal abad keenam SM. Menurut legenda, Arion adalah putra Poseidon dan bidadari bernama Oncaea.
Theagenes, yang lebih tua sezaman dengan Herodotus, diyakini adalah putra Heracles atau Hercules.
Namun, yang jauh lebih penting adalah catatan yang menyebutkan para dewa benar-benar berinteraksi dengan manusia selama peristiwa penting.
Kemudian, Pertempuran Marathon yang terjadi pada tahun 490 SM. Ini adalah bagian dari invasi pertama Persia ke Yunani.
Invasi kedua melibatkan Pertempuran Thermopylae di mana sekelompok kecil pasukan Yunani terkenal menahan pasukan Persia yang sangat besar pada tahun 480 SM.