Mengenal Euandria, Kontes 'Binaraga' dalam Sejarah Yunani Kuno

By Hanny Nur Fadhilah, Senin, 12 Februari 2024 | 16:00 WIB
Euandria. kontes kecantikan pria di sejarah Yunani kuno (Greek Reporter)

Nationalgeographic.co.id—Dalam sejarah Yunani kuno, terdapat kontes kecantikan khusus pria yang dikenal sebagai Euandria. Namun, kontes ini lebih mirip dengan kontes binaraga di zaman modern.

Pasalnya, bukan hanya ketampanan yang dinilai, melainkan kekuatan fisik. Ketampan dan kekuatan pria sangat dihargai oleh orang Yunani kuno, dibuktikan dengan banyak patung dan karya seni lainnya. 

Dalam bahasa Yunani kuno, kata euandria (kejantanan) mengacu pada keberadaan pria tampan dan kuat.

Sebagai julukan, euandros dikaitkan dengan kota dan negara yang memiliki warga negara, biasanya atlet atau pejuang, yang memenuhi kriteria.

Sebagian besar patung Yunani kuno menggambarkan pria tampan dengan tubuh sehat dan bugar.

Para pemuda Yunani berolahraga secara teratur tidak hanya untuk mendapatkan bentuk tubuh yang sempurna tetapi juga agar cukup kuat untuk mempertahankan negara kota mereka jika terjadi perang.

Kompetisi Euandria memberikan kesempatan terbaik bagi mereka untuk memamerkan kemampuan fisik mereka kepada publik.

Kompetisi Euandria adalah kontes untuk remaja laki-laki yang berlangsung pada festival Panathenaea dan Theseia di Athena dan kota-kota lain.

Kecantikan dan kekuatan sangatlah penting di sejarah Yunani kuno. Beberapa sejarawan berpendapat bahwa ini adalah perayaan kedewasaan.

Kontes Euandria Yunani kuno berpusat pada kekuatan daripada pose statis. Kontes ini juga diadakan di Rhodes, Sestos, dan Sparta.

Kompetisi Yunani kuno berpusat pada kekuatan dan melibatkan lebih dari sekedar pose statis. Para peserta dituntut untuk menunjukkan kemampuan fisiknya melalui penampilan.

Euandria di sejarah Yunani kuno diselenggarakan sebagai acara tim dan mencakup aspek keindahan, ukuran, dan kekuatan.

Kemiripannya dengan kontes kecantikan masa kini tidak dapat disangkal. Perbedaan utama antara keduanya adalah bahwa di Euandria, para kontestan tidak hanya harus menunjukkan keindahan fisik tetapi juga kekuatan dan ukuran tubuh mereka.

Meski ketampanan menjadi kualitas utama yang dinilai, sebenarnya kecantikan lebih bersifat kompetisi atletik.

Sejarawan berpendapat bahwa Euandria lebih mirip dengan kontes binaraga modern, di mana para pesaing dinilai berdasarkan simetri, keseimbangan, dan definisi bentuk otot mereka. Artinya, pelatihan yang serius dan kebiasaan makan yang sehat sangat diharapkan oleh para peserta.

Kompetisi Panathenaea dan Theseia

Panathenaea adalah kontes Euandria yang paling terkenal, yang berlangsung di pusat kota Athena. Berasal dari paruh pertama abad keempat SM, kontes ini merupakan kompetisi untuk sepuluh suku Athena.

Hanya penduduk asli Athena yang diizinkan untuk berpartisipasi dalam kontes yang mencakup tarian Pyrrichios, tarian perang dengan senjata dan prosesi peserta membawa obor di mana para pemuda berkompetisi satu sama lain.

Remaja yang memenuhi syarat menghadiri prosesi melawan klan Athena. Prosesi ini dipimpin oleh para tetua, yang disebut “thallophores”, atau pembawa tunas zaitun muda.

Para peserta diarak di hadapan panitia, dan pemenangnya dianugerahi perisai atau lembu senilai seratus drachma.

Kompetisi Theseia Euandria disebutkan dalam berbagai prasasti dan juga diadakan di Athena. Sebuah acara atletik, dimulai pada abad kelima. Kontes terpisah diadakan untuk para elit, orang asing, dan penunggang kuda.

Ada juga kontes kecantikan untuk pria dewasa yang disebut kalisteia, berasal dari kata “kallos,” yang berarti “keindahan” dalam bahasa Yunani.

Kata kalisteia digunakan di Yunani saat ini untuk merujuk pada kontes kecantikan. Bahkan ada kontes kecantikan khusus untuk pria lanjut usia di Athena.

Kontes kecantikan semacam itu terjadi di seluruh Yunani kuno dan dikaitkan dengan aliran sesat. Para pemenang melakukan ritual untuk dewa.

Di Elis, misalnya, diadakan kontes kecantikan untuk menghormati dewi Athena. Pemenangnya menerima senjata sebagai hadiah, memimpin prosesi ke kuil, dan diberi mahkota murad.

Nilai Kekuatan Pria di Yunani Kuno

Tubuh laki-laki hampir dipuji dengan penuh semangat di Yunani kuno. Pahlawan mitos Achilles tidak hanya dihormati sebagai pejuang paling berani dan pemberani. Dia juga dipuji sebagai pria yang sangat tampan.

Dalam Iliad, Homer menggambarkan Nireus sebagai pria tertampan di Troy. Sebaliknya, penyakit ini berlanjut sepanjang hidup dan dapat ditemukan pada anak laki-laki, laki-laki, dan bahkan orang lanjut usia.

Dalam masyarakat Yunani kuno, kecantikan pria mempunyai pengaruh yang signifikan dalam seni persuasi dan membentuk opini publik.

Manipulasi kecantikan ini adalah praktik umum yang dilakukan oleh individu yang ingin mendapatkan dukungan atau mempengaruhi orang lain demi tujuan mereka.

Jenderal dan negarawan Alcibiades adalah contoh nyata betapa ketampanan bisa mempengaruhi seorang pria. 

Selain hubungannya dengan ketertarikan fisik, ketampanan juga mencakup cita-cita keunggulan moral, kemuliaan, dan proporsi yang harmonis. Terintegrasi dalam budaya Yunani, pengaruhnya terhadap stratifikasi sosial, aliansi politik, dan praktik keagamaan. Konsep filosofis tentang keindahan dan tata kelola dikembangkan. 

Jelas sekali, keindahan merasuki setiap aspek kehidupan di sejarah Yunani kuno, meninggalkan pengaruhnya pada ritual keagamaan, hierarki sosial, sistem politik, dan cita-cita filosofis.

Ada juga dimensi politik dalam gagasan tentang tubuh yang sehat dan bugar. Kesehatan dan keindahan menandakan keutuhan, kemurnian, dan kemuliaan. 

Karena perang dan konflik sangat umum terjadi, sebagian besar warga laki-laki di sejarah Yunani kuno mungkin akan dipanggil untuk berperang pada suatu saat dalam hidup mereka.

Merawat tubuh mereka dianggap sebagai kewajiban sosial dan politik. Dengan demikian, memamerkannya berarti seseorang merasa bangga karena tetap bugar untuk bertarung.