Caesarion, Anak Cleopatra Dibunuh demi Takhta di Sejarah Mesir Kuno

By Hanny Nur Fadhilah, Kamis, 22 Februari 2024 | 14:00 WIB
Caesarion adalah anak dari tokoh legendaris Cleopatra VII dan Julius Caesar dalam sejarah Mesir kuno. (WIkimedia Commons)

Dunia Romawi kuno terjerumus ke dalam serangkaian perang saudara. Kekuasaan akhirnya berkonsolidasi di bawah Oktavianus, pewaris angkat Caesar.

Dalam periode yang penuh gejolak ini, peran Caesarion menjadi lebih bermuatan politis.

Dukungan Mark Antony terhadap Caesarion sebagai pewaris sah Caesar merupakan ancaman langsung terhadap klaim Oktavianus atas warisan Caesar dan kepemimpinan Roma.

Perebutan legitimasi ini tidak hanya memperdalam perpecahan antara Oktavianus dan Antonius, tetapi juga menjadikan Caesarion sebagai tokoh kunci dalam perebutan kekuasaan yang akan menentukan nasib dunia Romawi dan Mesir.

Aliansi antara Cleopatra dan Mark Antony, yang diperkuat melalui pernikahan mereka dan pengakuan Caesarion sebagai putra Caesar, merupakan langkah berani yang berupaya menciptakan penyeimbang terhadap meningkatnya kekuasaan Oktavianus.

Namun aliansi ini juga menjadikan Caesarion sebagai target. Oktavianus menggunakan ancaman yang ditimbulkan oleh Caesarion dan aliansi antara ibundanya dan Antonius sebagai dalih perang, dan membingkai kampanyenya sebagai pembelaan Roma terhadap dominasi asing.

Konflik yang terjadi kemudian mencapai puncaknya pada Pertempuran Actium pada tahun 31 SM. Sebuah kemenangan penting bagi Oktavianus yang menyebabkan jatuhnya Antony dan Cleopatra. Pada akhirnya, aneksasi Mesir sebagai Kekaisaran Romawi.

Pemerintahan Singkat Caesarion sebagai Firaun Mesir 

Secara resmi Caesarion dinobatkan sebagai firaun Mesir kuno. Ia memerintah bersama ibunya, Cleopatra VII, dari tahun 44 SM hingga kejatuhan mereka pada tahun 30 SM.

Caesarion, meski resmi menjadi raja, berada di bawah perwalian ibunya, yang mengelola urusan negara.

Pada masa pemerintahannya, Mesir menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan, termasuk kelaparan dan kesulitan keuangan akibat kampanye militer Cleopatra dan aliansi politik dengan Mark Antony.

Periode ini menyaksikan Mesir mencapai puncak kekuasaan terakhirnya di Mediterania, ketika Cleopatra dan Antony berusaha menciptakan kerajaan Helenistik Timur yang dapat melawan Roma.