Nanas Mahkota Siak, Mengapa Mendukung Denyut Kelestarian di Lahan Gambut?

By National Geographic Indonesia, Sabtu, 24 Februari 2024 | 08:00 WIB
Anomali Coffee dan Pinaloka meluncurkan lima menu kolaborasi dari nanas mahkota Siak. Bukti nyata usaha menjaga kelestarian alam melalui produk lestari. (LTKL)

Menurutnya, lahan gambut memiliki peran sebagai penyeimbang ekosistem dan Kabupaten Siak sendiri memiliki lahan gambut 57,44 persen dari total luas wilayahnya yang hampir mencapai sembilan ribu hektar.

"LTKL berupaya untuk terus mendorong resep ekonomi lestari seluas mungkin termasuk dalam konteks kolaborasi yang dilakukan oleh orang muda di Siak yang juga melibatkan mitra kolaborator di nasional seperti Anomali," imbuhnya.

Kabupaten Siak merupakan salah satu kabupaten anggota LTKL. Kabupaten memiliki lahan gambut terbesar di Pulau Sumatra. Lebih dari separuh luas kawasan Kabupaten Siak (57,44 persen) merupakan lahan gambut. Luas gambutnya mencapai 479.485 hektare. Dari total kawasan gambut tersebut, 21 persen adalah lahan gambut dalam dengan kedalaman 3-12 meter.

Bersama-sama dengan delapan kabupaten anggota LTKL lainnya, kabupaten ini berkomitmen untuk menjaga 50 persen hutan, gambut dan ekosistem penting di wilayahnya. 

Upaya itu ditempuh melalui peningkatkan kesejahteraan bagi lebih dari satu juta masyarakat khususnya petani, perempuan dan pemuda setempat.

Bagi Kabupaten Siak, komitmen ini sejalan dengan kebijakan Siak Hijau yang salah satunya mencegah Siak dari terulangnya bencana kebakaran lahan gambut yang terjadi di 2015-2016 di Provinsi Riau. 

Bencana itu menimbulkan kerugian lebih dari 200 triliun rupiah dan mengakibatkan ratusan ribu anak dan orang dewasa menderita ISPA. 

Kabupaten Siak juga memiliki Danau Zamrud, yang merupakan danau gambut terbesar kedua di dunia. Saat ini bersama-sama dengan berbagai pihak, khususnya pemuda dan komunitas setempat, mengembangkan komoditas ramah gambut yang memberikan nilai ekonomi sekaligus menjaga lahan gambut dari kekeringan dan kebakaran.

Nanas Mahkota Siak merupakan salah satu komoditas ramah gambut yang dikembangkan di desa-desa peduli gambut di Kabupaten Siak bekerja sama dengan berbagai mitra lokal dan nasional di dalam koalisi mitra Lingkar Temu Kabupaten Lestari seperti beberapa di antaranya Winrock International, WRI, Daemeter, Sedagho Siak serta lembaga pemerintah seperti Badan Restorasi Gambut dan Mangrove dengan program Desa Pantau Gambut.

Husni Merza, Wakil Bupati Siak dan sekaligus sebagai Wakil Ketua Umum LTKL menyampaikan komitmen kabupaten Siak untuk mendorong investasi lestari pada komoditas yang ramah gambut salah satunya diwujudkan dengan menerbitkan Siak Investment Outlook pada 2022 bekerja sama dengan banyak mitra pembangunan dalam Kemitraan Multipihak Siak, yaitu Tim Koordinasi Siak Hijau (TKSH).

"Kolaborasi multipihak ini berhasil mengembangkan sentra inkubasi usaha lestari SKELAS di mana berbagai potensi usaha lestari berbasis alam didampingi dan dikembangkan menjadi bisnis yang dikelola dengan profesional," ujar Husni.

Sentra inovasi berupa laboratorium riset dan pengembangan untuk menciptakan inovasi produk dari komoditas ramah gambut juga digawangi pemuda asli Siak. Husni berkata, "Harapannya hilirisasi berbasis alam menjadi produk setengah jadi atau produk jadi seperti Pinaloka ini dapat terus tercipta dan tumbuh di Siak”.