Sensus Burung Air di Ancol: Ada Avifauna yang Masuk Daftar Merah IUCN

By Utomo Priyambodo, Senin, 26 Februari 2024 | 12:00 WIB
Jakarta Birdwatcher’s Society bersama Ancol Taman Impian dan Belantara Foundation menggelar sensus burung air di empat kawasan Ancol pada Minggu (25/02/2024). (Donny Fernando)

Di tempat terpisah, Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dolly Priatna, mengemukakan bahwa pelibatan masyarakat khususnya generasi muda merupakan kunci bagi keberhasilan pelestarian satwa liar termasuk burung air beserta habitatnya. Dia menegaskan, generasi muda memainkan peran penting sebagai agen perubahan.

“Salah satu kekuatan generasi muda yaitu aktif di media sosial dan cepat viral. Banyak cara untuk terlibat dalam pelestarian burung air beserta habitatnya, salah satunya yaitu berpartisipasi aktif dalam melakukan sensus burung air yang ada sekitar tempat tinggal mereka. Aksi tersebut diunggah di media sosial sehingga dapat menjadi motivasi dan inspirasi bagi masyarakat khususnya generasi muda untuk terlibat aktif dalam menjaga dan melindungi burung air di daerah mereka," papar Dolly, yang kini juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Pakuan.

Kegiatan sensus burung air empat kawasan Ancol tahun 2024 ini berhasil mengidentifikasi 40 jenis burung dengan total 337 individu. Dari 40 jenis burung tersebut, terdapat 10 Jenis burung air dengan total 93 individu.

Kesepuluh jenis burung tersebut adalah blekok sawah (Ardeola speciosa), kuntul kecil (Egretta garzetta), kokokan laut (butorides striatus), pecuk ular asia (Anhinga melanogaster), kuntul perak (Ardea intermedia), kowak malam abu (Nycticorax nycticorax), trinil pantai (Actitis hypoleucos), cangak abu (Ardea cinerea), pecuk padi hitam (Phalacrocorax sulcirostris) dan kareo padi (Amaurornis phoenicurus). Dari 10 jenis burung air tersebut, terdapat satu jenis burung migran yaitu trinil pantai (Actitis hypoleucos).

Berdasarkan status keterancaman, terdapat satu jenis burung air yang masuk ke dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN), yaitu burung pecuk ular asia (Anhinga melanogaster) yang berstatus hampir terancam punah atau Near Threatened (NT).

Seekor burung hinggap di pucuk pohon yang ada di kawasan Ancol, Jakarta. (Donny Fernando)

Hasil sensus burung air se-Asia 2024 ini akan dilaporkan kepada Wetlands International Indonesia sebagai koordinator AWC Indonesia dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Hasil sensus burung air ini dapat menjadi pengayaan data burung air Pemprov DKI Jakarta.

Kegiatan sensur oleh berbagai sukarelawan sensus burung air dari berbagai kalangan, yaitu pelajar dan mahasiswa, praktisi konservasi, komunitas muda penggiat lingkungan, sektor swasta dan jurnalis, serta masyarakat umum.

Sebagai informasi, AWC adalah kegiatan kesukarelawanan untuk memantau burung air yang dilakukan setiap tahun di setiap minggu ke-2 dan ke-3 di bulan Januari. Kegiatan tersebut dilakukan serentak secara internasional, meliputi wilayah Afrika, Amerika, dan Eropa, dan Australasia (Australia, Selandia Baru, Kepulauan Papua New Guinea, dan Kepulauan Pasifik). Di Indonesia, AWC 2024 sensus burung air dilakukan sepanjang bulan Januari dan Februari.