Kisah Raja Midas Mitologi Yunani Kuno, Saat Keinginan Jadi Mimpi Buruk

By Hanny Nur Fadhilah, Jumat, 1 Maret 2024 | 07:00 WIB
Pengadilan untuk Midas, lukisan karya Jacob Jordaens (1593-1678) yang menjadi koleksi Museum of Fine Arts, Ghent. Midas adalah raja kota Pessinus di negara Frigia. DIa mempunyai kemampuan mengubah apa pun menjadi emas dalam mitologi Yunani kuno. (Museum of Fine Arts Ghent)

Nationalgeographic.co.id—Midas adalah raja kota Pessinus di negara Frigia, dan dikenang dalam mitologi Yunani kuno. Hal ini karena kemampuannya mengubah segala sesuatu yang disentuhnya menjadi emas.

Dia memiliki perkebunan yang luas, istana megah dan menakjubkan dengan taman mawar indah. Di taman ini, Dionysus (dewa anggur) menemukan Silenus yang juga guru dan ayah angkatnya, sedang mabuk.

Silenus adalah satir tertua yang dikenal sebagai dewa hutan, mabuk, dan pembuatan anggur dalam mitologi Yunani. 

Dionysus membawa temannya ke istana Midas, di mana raja menerimanya dengan baik. Pada awalnya, Silenus diperkirakan hanya akan tinggal selama beberapa jam, namun ia tetap berada di istana selama seminggu penuh, menghibur Midas dan teman-temannya dengan lagu dan cerita.

Bersyukur atas keramahtamahan dan bantuan Midas, Dionysus ingin memenuhi salah satu keinginan raja. Midas berharap semua yang disentuhnya akan berubah menjadi emas karena yang paling ia sukai di dunia adalah emas.

Raja Midas mempunyai kemampuan untuk merubah segala sesuatu menjadi emas di mitologi Yunani kuno. (Public domain)

Dia punya banyak miliknya, tapi dia tidak bisa menerima pemikiran orang lain memilikinya. Jadi, keinginan terbesarnya terpenuhi. Pada saat itu, dia tidak mengerti bahwa itu bukanlah sebuah anugerah atau berkah melainkan sebuah kutukan.

Tiba-tiba, segala sesuatu mulai berubah menjadi emas. Saking bersemangatnya Midas, ia melompat ke istananya dan menyentuh dinding, tirai, patung, tiang, dan benda lain, termasuk tanaman dan mawar indah, di taman. 

Sesaat, segala sesuatu di sekitarnya berubah menjadi emas. Seluruh istananya bersinar, dan bukan matahari yang bertanggung jawab atas perubahan ini, melainkan emas yang mulai mendominasi segala sesuatu di sekitar Midas. 

Tidak diragukan lagi, itu adalah kekuatan luar biasa di tangan Midas. Dia sangat bersemangat dan terkesan, bergegas untuk merayakannya.

Ia memerintahkan para pelayannya untuk mengadakan pesta di atas meja, namun makanan dan minuman itu pun berubah menjadi emas jika disentuh oleh tangan raja. 

Dalam A Wonder-Book for Girls and Boys (1852), Nathaniel Hawthorne menceritakan bahwa suatu hari, putri Midas datang kepadanya dari taman dengan sangat kesal karena bunga mawar kehilangan aromanya dan menjadi kaku.