Ada Jejak Kaki Raksasa Misterius di Situs Arkeologi Ain Dara, Suriah

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Minggu, 17 Maret 2024 | 16:00 WIB
Jejak kaki raksasa berukuran satu meter di situs arkeologi Kuil Ain Dara, Suriah menjadi misteri hingga hari ini. Tampaknya siapa pemilik jejak kaki dan fungsinya akan tetap misteri. (Klaus Wagensonner/Flickr)

Nationalgeographic.co.id—Ada jejak kaki raksasa misterius di sebuah situs arkeologi di Suriah. Situs tersebut bernama Ain Dara yang diyakini merupakan Siro-Het dari Zaman Besi. Para arkeolog memperkirakan situs ini digunakan 1300 SM hingga 740 SM.

Para arkeolog memperkirakan, jejak kaki raksasa ini mungkin diyakini masyarakat terdahulu telapak kaki dewa-dewi yang memasuki rumah. Pasalnya jejak kaki raksasa misterius itu tampak menaiki tangga menuju pintu masuk kuil.

Keyakinan ini diperkuat dengan kemiripannya yang mencolok dengan deskripsi tentang Kuil Sulaiman dalam Alkitab. Bisa jadi, kuil ini sudah ada sebelumnya dan menginspirasi pembangunan Kuil Sulaiman di Palestina. Kemungkinan lainnya, para penulis Perjanjian Lama ingin membesarkan nama Sulaiman, raja legendaris mereka, dengan mendeskripsikan Ain Dara.

Kemiripan itu terletak dari tata letak Kuil Ain Dara dan Kuil Sulaiman. Keduanya memiliki denah tripartit dengan aula utama tempat suci, serambi masuk yang ditopang dua tiang, dan fungsinya sebagai tempat pemujaan tertinggi. Dugaan kuat, menurut ahli sejarah, Ain Dara adalah inspirasi untuk Kuil Sulaiman.

Bagaimanapun, situs Kuil Ain Dara ini memberikan gambaran keyakinan mitologi masyarakat bahwa para dewa hidup bersama.

Situs ini pertama kali terungkap pada 1956 dan digali hingga tampak keseluruhan pada 1980. Arkeolog Suriah Ali Abu Assaf (1931-2018) menyebut bahwa penggunaan situs sebagai kuil yang berdiri di atas gundukan benteng dan ditinggikan di atas bangunan sekitarnya.

Situs Kuil Ain Dara ini pada awalnya dibuat dari batu bata lumpur yang dilapisi panel kayu. Struktur ini sudah hilang, namun dekorasinya begitu kayau di bagian dalam dengan dinding kuil yang terpampang dengan ratusan ukiran relief bergambar singa, kerub (makhluk mitologi dalam Alkitab), hiasan geomteris, palem, berbagai makhluk mitologi, dan dewa gunung.

Kuil Ain Dara dilengkapi dengan ruang tengah berbentuk persegi. Sementara itu di sekitarnya sisi yang mengelingi ruang tengah terdapat antecella, atau ruang depan seperti lobi berbentuk persegi panjang di bagian dalam bangunan yang memiliki galeri di tiga sisi. Antecella ini sangat umum dalam kuil-kuil di Syam peradaban Mesopotamia kuno.

Belum diketahui pasti untuk siapa Kuil Ain Dara dipersembahkan, beserta siapa pemilik jejak kaki raksasa yang terlihat hendak memasukinya. Para arkeolog belum memiliki kesepakatan tentang fungsi kuil ini. Akan tetapi, pendapat yang paling umum menyatakan fungsinya sebagai kuil persembahan Ishtar, dewi kesuburan Mesopotamia kuno.

Figur pahatan di Kuil Ain Dara bagian depan berupa sphinx (kiri) dan singa (kanan). Foto ini diambil pada 2010, sebelum serangan Angkatan Udara Turki 2018. (Dosseman/Wikimedia Commons)

Pendapat lainnya mengatakan bahwa Kuil Ain Dara tersebut adalah tempat suci untuk dewi prajurit Astarte, atau dewa cuaca utama lokal Baal Hadad.

Namun, hal ini masih jauh dari pasti. Beberapa kelompok peneliti dan arkeolog lain berpendapat bahwa candi tersebut didedikasikan untuk pemilik tempat suci, dewi Astarte. Beberapa kelompok masyarakat lain percaya bahwa Kuil Ain Dara didedikasikan untuk Baal Hadad, dewa cuaca utama di wilayah tersebut.