Saat Kotoran Atlet Jadi Ramuan Kesehatan di Yunani dan Romawi Kuno

By Hanny Nur Fadhilah, Sabtu, 2 Maret 2024 | 11:00 WIB
Masyarakat sejarah Yunani dan Romawi kuno percaya keringat dan kotoran para atlet dapat memberikan manfaat kesehatan. (Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id – Masyarakat sejarah Yunani dan Romawi kuno sangat menghormati atlet mereka sebagai pahlawan.

Bahkan keringat dan kotoran yang menumpuk di tubuh mereka selama latihan dan kompetisi merupakan komoditas yang berharga.

Kebersihan dan kesehatan dalam sejarah Yunani dan Roma kuno sangat unik. Salah satunya adalah konsumsi keringat atlet terkenal untuk mendapatkan manfaat kesehatan.

Bagi masyarakat sejarah Yunani dan Romawi kuno, keringat seorang atlet yang juara setara dengan ramuan kesehatan ajaib atau suplemen olahraga premium dan diyakini bahwa konsumsinya akan memberikan beberapa manfaat.

Orang-orang Yunani dan Romawi Kuno Membeli Keringat para Atlet

Strigil adalah alat populer yang digunakan oleh orang Romawi, Yunani, dan Etruria pada zaman kuno. Biasanya terbuat dari perunggu tanpa hiasan, berfungsi sebagai sarana untuk membersihkan tubuh sebelum berolahraga atau menggunakan pemandian umum.

Prosesnya melibatkan pengolesan minyak zaitun ke kulit. Kemudian para budak akan menggunakan bilah logam melengkung dari strigil untuk menghilangkan kelebihan minyak, keringat, dan kotoran.

Kedua budaya tersebut memiliki nama sendiri untuk praktik ini,  “strigimentum” dalam bahasa Latin untuk orang Romawi dan “gloios” dalam bahasa Yunani.

Anehnya, kotoran tubuh yang dibuang sangat dihargai dan dianggap sebagai komoditas berharga. Diyakini memiliki khasiat penyembuhan, terutama jika kotoran tersebut berasal dari tubuh atlet.

Para pengagum akan membeli sisa-sisa kulit yang terkikis ini, meminyaki diri mereka sendiri dengan harapan dapat menyerap vitalitas dan kesehatan yang terkait dengan para atlet. 

Bill Hayes, dalam bukunya Sweat: A History of Exercise menyelidiki praktik aneh ini, menulis bagaimana campuran ini dianggap sangat berharga sehingga beberapa orang melakukan upaya luar biasa, bahkan mengumpulkan sisa-sisa dari dinding pemandian tempat para atlet bersandar dan meninggalkan jejak keringat mereka.

Menurut History Collection, wanita Romawi yang kaya akan memperoleh botol berisi kotoran gladiator, menggunakannya sebagai krim wajah mewah.

Budaya Olahraga dan Selebriti di Yunani dan Romawi kuno

Beberapa olahragawan elite di Yunani dan Roma kuno dibayar untuk bermain, bepergian ke luar negeri, dan menikmati status selebriti. Mereka menjalani gaya hidup yang mirip dengan olahragawan profesional elit modern.

Di Yunani Kuno, olahraga sangat terkait dengan festival keagamaan, dan kompetisi atletik yang diadakan di tempat-tempat seperti Olympia dan Delphi dianggap sebagai acara sakral.

Pertandingan yang paling terkenal adalah Olimpiade, yang diadakan setiap empat tahun di Olympia, didedikasikan untuk Zeus.

Para atlet yang meraih kemenangan mencapai ketenaran dan kehormatan yang luar biasa, dengan nama mereka tercatat dalam catatan sejarah dan puisi. Mereka sering kali menerima keistimewaan dan keuntungan di kampung halaman mereka.

Para atlet dikagumi karena kehebatan fisik mereka, dan prestasi mereka dirayakan sebagai bukti potensi manusia.

Di Romawi Kuno, olahraga dan hiburan merupakan aspek penting dalam kehidupan sehari-hari. Bangsa Romawi mewarisi banyak olahraga dari Yunani, dan mereka memperluas skala kontes gladiator dan balap kereta , yang menjadi sangat populer di kalangan masyarakat.

Gladiator, yang sering kali menjadi budak atau tawanan perang, memperoleh status selebriti yang unik. Hal ini terutama jika mereka menunjukkan keterampilan dan keberanian luar biasa di arena.

Para kusir juga dikagumi, dan persaingan antara faksi kusir yang berbeda dapat menghasilkan dukungan penggemar yang kuat.

Bagi orang Yunani dan Romawi kuno kebersihan merupakan hal penting. Hygieia adalah dewi kebersihan, kesehatan, dan kebersihan, yang disembah oleh orang Yunani dan Romawi kuno. 

Kuil utama yang didedikasikan untuk Hygieia terletak di Epidaurus, Korintus, Cos, dan Pergamon. Hygieia dikaitkan dengan dewa pengobatan Yunani, Asclepius, yang merupakan putra dewa Olympian Apollo. Dia umumnya dikenal sebagai salah satu putri Asclepius dan istrinya Epione.

Di wilayah kekuasaan Apollo, Hygieia dan keempat saudara perempuannya mempunyai peran khusus. Hygieia mewakili kesehatan, kebersihan, dan sanitasi.

Obat mujarab mewujudkan konsep pengobatan universal; Iaso bertanggung jawab atas penyembuhan penyakit; Aceso mengawasi proses penyembuhan, dan Aegle melambangkan kesehatan yang baik. 

Orang Yunani kuno memiliki kompleks pemandian yang dirancang untuk tujuan mandi dan kebersihan, memiliki konsep yang mirip dengan pemandian Romawi.

Tidak diragukan lagi salah satu hal yang paling terkenal di antara orang Romawi adalah pemandian mereka.

Hampir semua peradaban sebelumnya, berdasarkan bukti arkeologis, tidak terlalu peduli dengan kebersihan pribadi. Namun bangsa Romawi memberikan ruang yang luas di setiap kota yang mereka bangun untuk ruang publik di mana orang dapat pergi dan membersihkan diri.