Selisik Sosok Misterius di Balik Lukisan Mona Lisa Karya Sang Maestro

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 2 Maret 2024 | 15:00 WIB
Lukisan Mona Lisa karya Leonardo da Vinci merupakan salah satu lukisan paling terkenal dalam sejarah dunia. Jutaan wisatawan rela antre berdesak-desakan di Museum Louvre demi melihat lukisan terkenal ini. (The Free Birds/Unsplash)

Nationalgeographic.co.id - Spekulasi tentang identitas sosok di balik lukisan Mona Lisa telah berlangsung selama beberapa dekade dalam sejarah dunia. Terutama sejak karya seni tersebut menjadi terkenal pada awal abad ke-20.

Apakah dia wanita sungguhan atau sosok misterius hasil imajinasi sang seniman? Mungkinkah Mona Lisa adalah kenangan bawah sadar akan ibunya atau bahkan potret diri Leonardo da Vinci sendiri?

Pada tahun 2005 ditemukan bukti menunjukkan bahwa identitas aslinya kini telah dihilangkan. Meski demikian, teori lain yang masuk akal terus beredar di kalangan akademisi hingga kini.

Lisa del Giocondo (née Gherardini)

Berkat bukti terbaru yang ditemukan pada tahun 2005, teori yang paling mungkin adalah bahwa Mona Lisa menggambarkan Lisa Gherardini. Dikenal juga sebagai Lisa del Giocondo, ia adalah istri pedagang sutra Florentine Francesco del Giocondo.

Berkat bukti terbaru yang ditemukan pada tahun 2005, teori yang paling mungkin adalah bahwa Mona Lisa menggambarkan Lisa Gherardini. Dikenal juga sebagai Lisa del Giocondo, ia adalah istri pedagang sutra Florentine Francesco del Giocondo. (Museum Louvre)

Sejarawan Jerman Armin Schlechter menemukan komentar tulisan tangan bertanggal 1503 dalam sebuah manuskrip. “Manuskrip itu kini diarsipkan di Universitas Heidelberg,” tulis Rosie Lesso di laman The Collector. Catatan tersebut menyatakan bahwa da Vinci sedang mengerjakan potret Lisa Del Giocondo pada saat Mona Lisa kemungkinan besar sedang dilukis.

Bukti ini sejalan dengan biografi da Vinci abad ke-16 yang ditulis oleh Giorgio Vasari. Vasari menyebut lukisan itu sebagai 'La Gioconda' dalam bahasa Italia. Hal ini diduga berasal dari nama belakang suaminya 'Giocondo'. Dalam bahasa Prancis, nama itu dikenal sebagai 'La Jaconde' dan Mona Lisa dalam bahasa Inggris.

Namun da Vinci terus-menerus mengerjakan lukisan itu selama 4 tahun. Ia juga membawanya setiap kali bepergian hingga akhir hayatnya alih-alih mengantarkannya ke klien. Fakta ini membuat sejumlah orang meragukan bahwa da Vinci mengerjakan lukisan yang dipesan oleh istri pedagang sutra itu.

Apakah lukisan Mona Lisa merupakan potret sang seniman saat masih muda?

Sebelum tahun 2005, teori seputar identitas Mona Lisa yang sebenarnya berkisar dari yang masuk akal hingga yang tidak masuk akal.

Salah satu anggapan yang tersebar luas adalah bahwa Mona Lisa sebenarnya adalah potret diri terselubung yang dibuat oleh da Vinci sendiri. (Cosomo Colombini/The Metropolitan Museum, New York)

Salah satu anggapan yang tersebar luas adalah bahwa Mona Lisa sebenarnya adalah potret diri terselubung yang dibuat oleh da Vinci sendiri. Para pakar membandingkan keselarasan hidung dan bentuk mata sang seniman seperti yang terlihat dalam banyak potret dirinya.

Jika ini benar, lukisan itu pasti didasarkan pada wajah muda da Vinci, bukan penampilannya pada saat lukisan itu dibuat. Pasalnya, saat melukis Mona Lisa, kemungkinan besar ia berusia 50-an.

Mungkinkah lukisan Mona Lisa terinspirasi dari murid kesayangan sang seniman?

Selain itu, Mona Lisa juga mungkin menggambarkan murid muda dan paling disukai da Vinci yang berpakaian seperti seorang wanita. Ia adalah Gian Giacomo Caprotti.

Memasuki studio da Vinci sejak usia 10 tahun, Caprotti yang berapi-api dan tak terduga ini dijuluki Salai atau 'setan kecil'. Kemungkinan besar ia berusia dua puluhan ketika Mona Lisa dilukis.

Rumor menyebutkan bahwa dia merupakan kekasih da Vinci. Rumor tersebut menjadikannya kandidat yang mungkin untuk menggambarkan kualitas Mona Lisa yang muda namun menggoda.

Selain itu, Mona Lisa juga mungkin menggambarkan murid muda dan paling disukai da Vinci yang berpakaian seperti seorang wanita. Ia adalah Gian Giacomo Caprotti. (Leonardo da Vinci)

Caprotti muncul di banyak lukisan da Vinci, termasuk penggambarannya yang terkenal tentang Santo Yohanes Pembaptis (1513). “Ada kemiripan wajah antara fitur wajahnya yang mencolok dan Mona Lisa,” tambah Lesso.

Gambaran imajinasi da Vinci

Teori lain yang diterima secara luas adalah kemungkinan bahwa da Vinci sebenarnya adalah penemu Mona Lisa. Mungkin dia menyusun wajahnya dari bagian-bagian wanita lain. Bisa jadi ia memilih elemen wajah yang paling menarik secara visual dari semua model masa lalunya untuk menciptakan kecantikan yang paling ideal.

Psikoanalis Sigmund Freud bahkan berargumen bahwa Mona Lisa menyampaikan kenangan yang tertekan akan ibu sang seniman, Caterina. Senyumnya yang penuh pengertian dan menghibur, selaras dengan tema ibu-anak yang begitu mendominasi praktik da Vinci.

Identitas asli ibu da Vinci selalu diselimuti misteri, meski penelitian DNA berhasil mengungkap silsilah keluarganya. Seorang peneliti mengeklaim bahwa dia menemukan wanita yang melahirkan pria Renaisans Italia itu.

Martin Kemp, profesor sejarah seni di Universitas Oxford, melakukan penelitian mendalam tentang da Vinci. Ia percaya bahwa seniman terkenal itu dilahirkan oleh seorang wanita Bernama Caterina di Meo Lippi.

Ayah Leonardo da Vinci, Ser Piero da Vinci, adalah seorang notaris muda yang bekerja di Firenze. Di kampung halamannya, di dekat perbukitan Toskana, ia tampaknya bertemu ibu Leonardo, Caterina.

Namun mungkin teori paling menarik yang masih beredar saat ini adalah bahwa Mona Lisa sebenarnya adalah sebuah finzione atau isapan jempol belaka dari imajinasi da Vinci. Hal ini menunjukkan semangat penemuan sang seniman yang luar biasa dan tak ada bandingannya.

Ratusan tahun telah berlalu, sosok misterius di balik lukisan Mona Lisa masih belum terpecahkan hingga kini.