Mengapa Ada Banyak Filsuf Hebat yang Lahir dari Yunani Kuno?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 5 Maret 2024 | 19:00 WIB
Patung Socrates filsuf Yunani kuno. Mengapa ada banyak filsuf yang lahir di Yunani kuno? (lentina_x/Flickr)

Nationalgeographic.co.id—Peradaban Yunani kuno melahirkan banyak filsuf. Beberapa di antaranya yang paling terkenal seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles yang berkontribusi pada ilmu pengetahuan modern.

Sampai hari ini, sejarawan filsafat Yunani kuno membagi tiga babak filsafat di Yunani: Pra-Socrates, Socrates, dan Post-Socrates. Dari itu semua, yang menarik untuk dipertanyakan, bagaimana sebuah kawasan di selatan Balkan Eropa ini bisa melahirkan banyak pemikir hebat?

"Filsafat pada zaman Yunani kuno sering disebut dengan masa keemasan (golden age) karena pada zaman dahulu setiap orang mempunyai kebebasan dalam mengutarakan gagasan dan argumentasinya dan Yunani dianggap sebagai gudang ilmu pengetahuan dan filsafat yang berlipat ganda pada masa itu," terang Fusvita Dewi dan rekan-rekan di Edumaspul  dalam "The History of Development of Philosophy in Time Ancient Greece".

Sejauh ini, peradaban Yunani kuno dikenal juga terkenal dengan mitologinya. Mitologi Yunani kuno diperkirakan sudah ada antara 3.000 dan 1.100 SM. Segala hal yang terjadi di lingkungan sekitar, pada awalnya, disebabkan campur tangan dewa-dewi Yunani kuno.

Namun, sejak abad ke-6 SM, muncul kalangan yang menentang mitologi atas apa yang terjadi pada alam. Berdasarkan pengamatan mereka, peristiwa alam semesta dan segala isinya memiliki alasan yang sebenarnya bisa diterima secara rasional, alih-alih unsur magis. Hal ini memunculkan demitologi yang mulai menyadarkan pemikiran untuk tidak mudah percaya pada mitos.

"Para filosof pertama yang muncul pada Zaman Yunani berasal dari kota Miletos yang letaknya di pinggiran Asia Kecil. Mereka tertarik dengan alam, lalu bertanya-tanya tentang apa sebenarnya alam itu dan mencari tahu," terang Fusvita dan rekan-rekan.

Miletos merupakan salah satu koloni Yunani di Asia Kecil atau Turki modern. Di sini pun terdapat perguruan yang mengamati alam dan fenomena yang terjadi. Pemahaman ini diajarkan oleh para sofis. Sofis adalah guru filsafat dan retorika, biasanya mengajar dari rumah ke rumah dan dibayar, yang memiliki pemikiran skeptis dan penalaran.

Dari sekolah inilah, muncul filsuf paling awal dari peradaban Yunani kuno, seperti Thales, Anaximandros, dan Anaximenes.

Masa ini disebut oleh kalangan sejarawan dan filsuf modern sebagai pra-Socrates. Para pemikir Yunani kuno lebih banyak menyelidiki fenomena alam. Mereka percaya bahwa manusia berasal dari satu zat tertentu.

Selain di Miletos, kebiasaan mengamati alam dan berpikir muncul di kota-kota Yunani lainnya, termasuk Sisilia di Italia modern. Di sana lahir Empedokles (skt. 450 SM) adalah filsuf pertama Yunani kuno yang mengusulkan empat elemen pembentuk kehidupan: air, tanah, api, dan udara.

Isi pemikirannya berbeda dengan Anaximander dari Miletos dari abad ke-6 SM yang menyebut bahwa manusia dari berbagai satu zat tertentu, yang salah satunya adalah "Apeiron" atau zat nirbatas.

Saking sering mengamati alam, Yunani kuno juga melahirkan pemikir matematika yang paling terkenal pada era pra-Socrates seperti Pythagoras dari Samos, ahli matematika yang menciptakan Teorema Pythagoras.