Rujm el Hiri: Situs Melingkar Misterius di Dataran Tinggi Golan

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Senin, 18 Maret 2024 | 19:46 WIB
Situs melingkar Rujm el Hiri di Dataran Tinggi Golan ini berasal dari 5.000 tahun yang lalu. Bentuknya yang berupa susunan batu bak stonehenge ini mungkin digunakan untuk kalender dan ritual tertentu. (Abraham Graicer/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Sekitar 16 kilometer di timur Laut Galilea, Dataran Tinggi Golan, terdapat peninggalan arkeologis yang paling aneh di Timur Tengah. Situs arkeologi tersebut bernama Rujm el Hiri atau Rogem Hiri atau Gilgal Rephaim yang merupakan megalitik kuno tebesar, berbentuk melingkar seperti Stonehenge di Inggris.

Pada bagian tengahnya, terdapat pirmaida dari batu kasar. Siapa pun yang berkunjung ke situs yang berusia sekitar 5.000 tahun ini, akan menjumpai tembok batu yang sebagian telah runtuh, dan berpola seperti labirin.

Dinding cincin atau lingkar terluar dari Rujm el Hiri berukuran 145 meter di bagian barat dan timur, serta 155 meter di utara dan selatannya. Meski tampak runtuh, masing-masing bangunan ini seperti disusun oleh batu basalt vulkanik hitam yang belum dipotong dengan ketebalan tembok sekitar tiga meter. Tingginya pun bisa mencapai dua meter.

Piramida

Sementara piramida di tengah terbuat dari tumpukan batu tidak berukuran setinggi lima meter. Tumpukan batu tersebut menyisakan pintu dan ruang di dalamnya yang dapat dimasuki. Sedangkan di sisi luar, terdapat tumpukan batu berantakan. Hal ini yang membuat dugaan bangunan tersebut, pada masanya, berbentuk kerucut berundak terpotong di atasnya.

Berbagai dugaan tentang situs ini, mulai dari kalender matahari, kuburan, dan tempat upacara keagamaan. Jawabannya masih belum pasti, karena hanya sedikit artefak yang dapat digunakan sebagai bukti aktivitas prasejarah di Rujm el Hijri.

Yang dapat diketahui, berdasarkan artefak yang ditemukan, situs Rujm el Hiri dibangun bertahap. Penanggalan artefak mengungkapkan bahwa pembangunan paling awal dilakukan pada awal Zaman Perunggu dan piramida di tengah di bangun pada akhir Zaman Perunggu.

Penelitian penanggalan terus berlanjut pada abad ke-21. Terungkap bahwa situs Rujm el Hiri mengalami penyempitan setelah dibangun antara 5.500 dan 5.000 tahun yang lalu. 

Freikman dan Porat dalam Rujm el-Hiri: The Monument in the Landscape di Journal of the Institute of Archaeology of Tel Aviv University mengungkapkan bahwa bangunan ini berada pada gunung berapi aktif yang bisa dilihat jika melalui gerbang barat laut. Kemungkinan konstruksi aslinya sudah ada sebelum 5.000 tahun yang lalu, tetapi tertimbun letusan vulkanik.

Kalender Titik Balik Matahari

Arkeolog Anthony Aveni dan Yonathan Mizrachi memperkirakan bangunan besar Rujm el Hiri mungkin adalah interpretasi pengamatan langit oleh peradaban kuno. Mereka berpendapat dalam sebuah makalah di Journal of Field Archaeology pada 1998 bertajuk "The Geometry and Astronomy of Rujm el-Hiri, a Megalithic Site in the Southern Levant".

Aveni dan Mizrachi mencatat bahwa situs melingkar di ketinggian 515 meter di atas permukaan laut ini menyesuaikan dengan gerak matahari. Berdasarkan penghitungan mereka, sinar matahari terbit akan masuk pada pintu ruang pada titik balik matahari musim panas.

Tanda lain ditemukan pada dinding yang menunjukkan ekuinoks musim semi dan musim gugur. Cahaya matahari dapat memasuki bukaan di dinding bagian dalam dan menuju pusat tatanan geometris dari kompleks Rujm el Hiri.

Ruangan tengah dalam piramida di situs Rujm el Hiri mungkin pernah digunakan untuk penyimpanan atau tempat tinggal. Akan tetapi, walau sudah dilakukan penggalian, tidak ditemukan artefak sama sekali di dalamnya.

Pintu ruangan dari situs Rujm el Hijri. Cahaya bisa masuk saat matahari terbit pada hari terpanjang dalam setahun atau titik balik matahari. Meski tidak ada temuan artefak, mungkin ruangan ini pernah menjadi penyimpanan atau tempat tinggal. (Ani Nimi/Wikimedia Commons)

Dalam makalah tersebut, Aveni dan Mizrachi mengungkapkan, situs melingkar ini akan cocok dalam keselarasan astronomi dengan bintang-bintang. Mereka yakin, tembok bebatuan Rujm el Hiri sebenarnya menunjukkan terbitnya bintang sekitar 3.000 SM. Kalender seperti ini adalah informasi penting seperti penanggalan musim hujan bagi para penggembala sekitar situs.

Rujm el Hiri mungkin pernah menjadi pusat upacara monumental dengan situs pemakaman megalitik di sekitarnya. Mattanyah Zohar, arkeolog dari The Hebrew University of Jerusalem, telah menyelidiki situs ini sejak awal 1980-an.

Melansir Haaretz, Zohar percaya bahwa tempat ini juga digunakan sebagai tempat pertemuan tahunan penduduk dengan tradisi nomaden.

Memang betul jika situs Rujm el Hiri memiliki keselarasan dengan penanggalan astronomis, termasuk terpaan sinar matahari dari gerbang timur laut yang menunjukkan kesejajaran. Keselarasan ini mungkin dirayakan oleh penduduk sekitar dalam peradaban kuno.

Aveni, dalam buku Skywatchers, berpendapat bahwa situs ini dipakai pada 3000 SM ketika hari terpanjang dalam satu tahun terjadi, tepatnya saat cahaya pertama matahari menerpa bukaan gerbang timur laut. Kemungkinan, situs ini dipakai untuk memuja Tamuz dan Ishtar, doa kesuburan yang umum disembah masyarakat Syam kuno.

Rujm el Hiri Hari Ini

Sekarang, situs melingkar di Dataran Tinggi Golan menjadi daya tarik banyak orang untuk dikunjungi. Meski diperkirakan sebagai tempat suci di masa lalu, situs purbakala ini berada di kawasan militer yang digunakan untuk latihan pasukan Israel. Tidak semua pengunjung pun menghormati situs ini.

Rujm el Hiri terungkap setelah Perang Enam Hari 1967, ketika Israel berhasil menduduki Dataran Tinggi Golan dari Suriah.