Si Gila Charles, Raja Prancis yang Merasa Tubuhnya Terbuat dari Kaca

By Sysilia Tanhati, Minggu, 17 Maret 2024 | 14:00 WIB
Raja Charles VI dari Prancis percaya bahwa dirinya terbuat dari kaca. (Bibliothèque nationale de France )

Nationalgeographic.co.id—Salah satu kondisi paling menarik dalam sejarah psikiatri adalah delusi kaca. Selama lebih dari 200 tahun, banyak orang Eropa yang terpelajar percaya bahwa seluruh atau sebagian tubuh mereka terbuat dari kaca. Oleh karena itu, mereka merasa memerlukan perlindungan agar tubuhnya tidak pecah dan hancur.

Siapa yang menderita ketakutan ini? Salah satu yang paling terkenal dalam sejarah adalah Raja Charles VI dari Prancis. Sang raja merasa bawa dirinya terbuat dari kaca. Oleh karena itu, ia menjadi gila dan tidak terkendali. Bagaimana kisahnya?

Kegilaan Raja Charles VI dari Prancis

Pada suatu hari yang panas di bulan Agustus tahun 1392, raja muda Prancis, Charles VI (1368-1422), sedang berjalan melalui hutan dekat Le Mans, barat laut Prancis. Bersama dengan sekelompok kesatria dan pengikut, ia sedang melaksanakan misi ke Brittany.

Berjuang sekuat tenaga untuk mencapai musuh, energi mania raja berusia 23 tahun itu mencapai tingkat yang sangat tinggi. Ketika pesuruh menjatuhkan tombaknya, dentang kerasnya membuat sang raja muda menjadi gila dan tak terkendali. Mengayunkan pedangnya secara membabi buta, dia berhasil membunuh lima kesatrianya sendiri. Charles VI kemudian ditarik dari kudanya dan ditahan.

Dijuluki Charles si Gila, kadang-kadang ia dilaporkan tidak mengenali istri dan anak-anaknya. Sang raja kerap berlari liar di sekitar istana. (Public Domain)

“Kejadian itu merupakan episode psikotik pertama Charles yang tercatat,” tulis James Brigden di laman History. Peristiwa itu digambarkan sebagai manifestasi ketakutan akan penganiayaan, khayalan, dan kekerasan yang tidak disengaja.

Dijuluki Charles si Gila, kadang-kadang ia dilaporkan tidak mengenali istri dan anak-anaknya. Sang raja kerap berlari liar di sekitar istana. Pada bulan November 1405, Charles yang setelah menolak mandi selama 5 bulan, menderita luka yang terinfeksi dan kutu. Karena itu, ia dimandikan secara paksa atas perintah tabib raja.

Tahun berikutnya, tragedi kembali terjadi. Raja dan lima rekannya berpakaian seperti “manusia liar”, setengah manusia, setengah binatang. Mereka mengenakan pakaian compang-camping dan bulu yang basah kuyup untuk melakukan perayaan.

Saat perayaan, percikan api mendarat di salah satu kostum dan membakarnya. Segera keenamnya terbakar. Hanya raja dan satu rekan lainnya yang berhasil selamat. Peristiwa ini tercatat dalam sejarah sebagai Bal des Ardents atau Tarian Manusia yang Terbakar. Peristiwa mengerikan ini juga membuat Charles VI terluka. Ia kerap mengamuk dan merusak sepanjang sisa hidupnya.

Delusi aneh Charles VI

Charles juga mempunyai delusi kaca yang aneh. Penderita delusi ini cenderung percaya bahwa kepala, lengan, atau bokong mereka terbuat dari kaca.

Sarjana Gill Speak menulis makalahnya yang terkenal pada tahun 1990, A Strange Kind of Melancholy: Reflections on the Glass Delusion in Europe (1440-1680). Ia menggambarkan Charles VI sebagai kemungkinan kasus pertama di mana seseorang mempercayai bahwa seluruh tubuhnya terbuat dari kaca.

Paus Pius II menulis tentang Charles VI:

“Penyakitnya bertambah parah setiap hari sampai pikirannya benar-benar hilang. Terkadang dia mengira dirinya terbuat dari kaca dan tidak membiarkan dirinya disentuh. Dia memasangkan batang-batang besi ke dalam pakaiannya dan melindungi dirinya dengan berbagai cara agar dia tidak terjatuh dan patah.”

Kasus delusi kaca dalam sejarah

Dalam teks-teks klasik dan awal abad pertengahan terdapat catatan tentang orang-orang yang merasa dirinya terbuat dari tembikar. Kondisi ini biasanya dikaitkan dengan referensi Alkitab tentang tembikar dan manusia dari tanah liat.

Pada abad kedua Masehi, Rufus dari Efesus menulis tentang seorang pria yang mengira dirinya adalah sebuah tembikar besar. Para pendahulu penderita delusi kaca ini dijuluki sebagai manusia tembikar.

Manusia kaca merupakan kelanjutan dari tradisi sastra dan medis, sebuah khayalan terbaru untuk zaman kaca. Delusi kaca pertama kali dicatat dalam teks medis tahun 1561 oleh dokter Belanda Levinus Lemnius (1505-1568). Menurutnya, delusi kaca adalah suatu kondisi yang terjadi terutama pada abad ke-15-17 di Eropa.

Neurosis ini termasuk dalam kategori penyakit mental yang lebih luas yang disebut scholar's melancholy. Penyakit mental ini terjadi pada abad ke-15 hingga ke-17. Orang-orang terpelajar yang mengalaminya terbaring di tempat tidur dalam jangka waktu yang lama. Mereka mengalami kebingungan, menderita delirium, dan mengalami depresi berat. Delirium adalah gangguan mental yang ditandai oleh ilusi, halusinasi, ketegangan otak, dan kegelisahan fisik

Beberapa kasus, seseorang yang mengalami delusi kaca merasa dirinya adalah wadah kaca. Sedangkan sebagian lainnya percaya bahwa dirinya terjebak di dalam botol kaca.

Seorang dokter Paris abad ke-17 melaporkan berhasil menyembuhkan keluhan serupa. Ia merawat seorang pria yang juga percaya bahwa anggota tubuhnya terbuat dari kaca. Sang dokter tersebut terus memukul bagian belakang pria tersebut dengan kejam. Ia menunjukkan kepada pasiennya bahwa pantatnya yang perih adalah bukti bahwa anggota tubuhnya tidak terbuat dari kaca melainkan dari daging.

Putri Alexandra dari Bavaria (1826-1875) menderita karena keyakinan salah bahwa di dalam tubuhnya terdapat grand piano yang terbuat dari kaca.

Raja Charles VI dan kasus bipolar

Dalam kasus Charles VI, sebuah studi tahun 2018 yang dilakukan oleh tim psikiater Prancis berpendapat bahwa ia mungkin menderita bipolar. Alasan mereka didasarkan pada raja yang berulang kali mengalami episode manik-depresif dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda. Setiap episode diselingi dengan periode tanpa gejala, yang merupakan karakteristik dari jenis gangguan ini.

Raja Prancis itu menderita 56 episode kesehatan mental menurut sebuah analisis ilmiah tahun 2017.

Apakah delusi kaca masih ada di zaman modern?

Prevalensi delusi kaca menurun drastis setelah akhir abad ke-17. Dilaporkan ada beberapa kasus asli pada akhir abad ke-19, di Paris dan Edinburgh. Catatan kasus-kasus delusi yang terisolasi ditemukan sejak tahun 1930-an di Belanda, dan dalam beberapa tahun terakhir seorang psikiater Belanda menyatakan bahwa ia telah menangani kasus delusi kaca di rumah sakitnya di Leiden.