Osman Dijuluki Kara
Osman dijuluki kara dalam Kekaisaran Ottoman. Julukan kara berarti hitam, mengacu pada seseorang dengan kepribadian heroik atau pemberani dalam tradisi Turki.
Namun, di Turki modern, kara mengacu pada orang yang murah hati, tampan, berpikiran terbuka, dan ahli dalam strategi militer, menunggang kuda, dan ilmu pedang.
Mimpi Osman
Mimpi Osman pertama kali tercatat lebih dari 100 tahun setelah kematian Osman dan tidak ada sumber pasti mengenai realitas cerita tersebut.
Osman memiliki hubungan dekat dengan Syekh Edebaloi, seorang pemimpin agama darwis setempat.
Osman sedang menginap di rumah Syekh dan bermimpi ada bulan yang muncul dari dada Syekh dan tenggelam di dada Osman.
Kemudian sebatang pohon tumbuh dari dada Osman dan bercabang sedemikian rupa sehingga bayangan cabang-cabangnya menutupi seluruh dunia. Di bawah naungan pohon itu, gunung-gunung dan aliran sungai mengalir dari setiap gunung.
Ketika Osman terbangun, dia menceritakan mimpinya kepada Syekh Edebali. Syekh menafsirkan bahwa Allah telah memilih dia dan keturunannya untuk kemuliaan dan ketenaran besar atas nama Islam. Osman diizinkan menikahi putri syekh.
Punya dua istri
Menurut sejarawan, Osman I memiliki dua istri. Ia menikah dengan putri syekh Edebalis, Rabai Bala Hatuna. Ia juga menikah dengan Malhun Hatuna yang diyakini sebagai putri Wazir Seljuk Anatolia, Omer Bey dan ibu Osman, putra dan penerus kekaisaran Ottoman.
Pedang Osman disandang pada setiap sultan Ottoman. Ayah mertua Syekh Edebali Osman menyandangnya dengan pedang Ismal.