Wang Cong'er dan Pemberontakan White Lotus di Kekaisaran Tiongkok

By Sysilia Tanhati, Senin, 25 Maret 2024 | 17:00 WIB
Wang Cong'er adalah seorang wanita yang hidup di Kekaisaran Tiongkok pada abad ke-18 Masehi. Ia dikenal sebagai pemimpin White Lotus Society yang melakukan pemberontakan terhadap dinasti. (Met Museum)

Salah satu kepercayaan yang sangat populer di kalangan ini adalah bahwa Bodhisattva Maitreya akan turun dari Surga untuk menyelamatkan manusia. Untuk mempercepat kedatangannya, anggota White Lotus Society percaya bahwa Dinasti Yuan harus digulingkan. “Karena alasan itu, mereka pun mulai memberontak,” tambah Mingren. Hal ini membuat khawatir para penguasa Mongol, yang akhirnya memutuskan untuk melarang perkumpulan tersebut. Kebijakan ini dilanjutkan oleh Dinasti Ming dan Qing di Kekaisaran Tiongkok.

Gaya perang Wang Cong'er

Wang Cong’er ditunjuk sebagai pemimpin perkumpulan kelompoknya setelah kematian suaminya. Bersama wakilnya, Yao Zhifu, Wang Cong'er mulai menyerang kota. Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kesuksesan Wang Cong’er adalah strategi agresifnya. Sedangkan pengikut perkumpulan lainnya mengadopsi strategi militer defensif, yang mengakibatkan mereka dikalahkan oleh pasukan pemerintah. Wang Cong'er, sebaliknya, melakukan serangan dan menyukai taktik perang gerilya.

Pada tahun 1797, pemberontak Wang Cong'er tiba di Sichuan. Di sana mereka menggabungkan kekuatan dengan anggotan White Lotus Society lainnya. Pasukan yang berkumpul telah diorganisasi kembali, meskipun tidak ada persatuan yang nyata di antara mereka. Misalnya, para pemberontak tidak bersedia melakukan pertahanan bersama melawan tentara yang mendekat. Hal ini menyebabkan Wang Cong’er menarik pasukannya kembali ke Provinsi Hubei.

Pemberontak atau pahlawan di Kekaisaran Tiongkok?

Kekuatan utama pasukan pemerintah dikirim untuk mengejar Wang Cong’er. Untuk menangkapnya, ia dijebak oleh milisi lokal di sebuah lembah di Sungai Shancha ketika mereka memasuki Yunxi di Hubei. Pasukan Qing juga segera tiba dan Wang Cong'er serta para pemberontaknya terjebak. Upaya untuk mendobrak blokade gagal. Dan Wang Cong’er akhirnya bunuh diri dengan melompat dari tebing.

Di zaman modern, kehidupan Wang Cong'er dipuja dan sang pemberontak pun berubah menjadi pahlawan wanita. Selain itu, ia dibandingkan dengan Hua Mulan yang legendaris. Meskipun kedua sosok ini memang merupakan pejuang wanita yang tangguh, keduanya tidak memiliki banyak kesamaan.

Wang Cong'er berjuang untuk menggulingkan pemerintahannya tetapi Hua Mulan berjuang untuk melindungi pemerintahannya dari penjajah asing. Selain itu, Wang Cong'er termotivasi oleh ramalan untuk melawan Dinasti Qing. Menurut beberapa sumber, Wang Cong'er juga dikabarkan ingin membalas kematian suaminya. Di sisi lain, motivasi Hua Mulan adalah berbakti karena ia ingin menggantikan ayahnya yang sudah lanjut usia di militer.