Kisah Nicolas Flamel, Legenda Batu Bertuah, dan Kehidupan Abadi

By Sysilia Tanhati, Rabu, 27 Maret 2024 | 11:23 WIB
Dalam sejarah, Nicolas Flamel dikenal sebagai alkemis. Ia dipercaya telah menemukan batu bertuah dan mendapatkan hidup abadi. (Wellcome/CC BY 4.0)

Nationalgeographic.co.id—Sepanjang sejarah manusia, keabadian selalu menjadi gagasan yang sangat menarik. Sepanjang waktu, banyak upaya untuk mencegah kematian demi mencapai kehidupan tanpa batas dalam tubuh fisik. Mulai dari Kaisar Tiongkok Shih Huang Ti hingga Nicolas Flamel.

“Salah satu upaya untuk mendapatkan hidup abadi yang paling terkenal adalah alkimia,” tulis Valdar di laman Ancient Origins. Tujuan utama alkimia adalah menghasilkan Lapis Philosophorum, Batu Bertuah. Lapis Philosophorum merupakan sebuah zat legendaris yang mampu mengubah logam biasa menjadi emas dengan tingkat kemurnian tinggi. Dan zat tersebut dapat membantu membuat ramuan umur panjang. Hal ini mencegah kematian, sehingga membuat peminumnya bisa hidup abadi.

Menurut beberapa laporan, meminum ramuan tersebut cukup sekali saja untuk mencegah kematian tanpa batas waktu. Sementara laporan lain menyatakan bahwa konsumsi ramuan secara teratur diperlukan agar seseorang tetap abadi.

Batu Bertuah

Batu Bertuah biasanya direpresentasikan secara simbolis dalam bentuk telur, terkadang bersama dengan ular alkimia. Banyak alkemis mengaku telah menemukan Batu Bertuah dan membuat ramuan keabadian. Namun hanya sedikit yang berhasil membuktikannya.

Di Asia, banyak kisah tentang penguasa yang mencari ramuan keabadian. Mereka berharap dapat menikmati kebahagiaan hidup abadi. Alih-alih hidup abadi, sang penguasa justru mati mengenaskan, seperti Kaisar Tiongkok Shih Huang Ti.

Nicolas Flamel dan penemuan Batu Bertuah

Meskipun banyak upaya gagal, satu nama masih bertahan dalam sejarah terkait dengan penemuan Batu Bertuah yang sebenarnya. Sang penemu adalah Nicolas Flamel, seorang pustakawan dan juru tulis Prancis yang tinggal antara tahun 1330 dan 1418 di Paris. Dia menikahi kekasihnya, Pernelle, pada tahun 1360. Keduanya bersama-sama menjadi pasangan alkemis paling terkenal.

Suatu hari, Flamel pergi ke pasar dan sebuah buku tua menarik perhatiannya. Isinya teks lama yang ditulis oleh Abraham si Yahudi. Flamel memutuskan untuk membelinya. Halaman-halaman buku tersebut berisi gambar-gambar yang merinci beberapa langkah the Great Work. The Great Work adalah sebutan untuk proses alkimia dalam menciptakan Batu Bertuah.

Pada awalnya, Nicolas Flamel tidak dapat memahami arti sebenarnya dari gambar tersebut. Oleh karena itu, dia berangkat ke Compostella, Spanyol, di mana dia diperkenalkan dengan seorang Yahudi yang telah masuk Katolik. Orang Yahudi itu memberi tahu arti dari gambar tersebut kepada Flamel.

Sang alkemis kemudian kembali ke Paris dan mulai bereksperimen dengan transmutasi logam bersama istrinya. Dia telah mengajarinya prinsip-prinsip alkimia di masa lalu. Dengan mengikuti instruksi dari buku tersebut, mereka mencapai transmutasi pertama yang berhasil. Keduanya memperoleh emas dengan kualitas yang jauh lebih unggul daripada emas biasa. Emas tersebut pun memiliki tingkat kemurnian yang jauh lebih tinggi.  

Flamel tetap sangat berhati-hati dan merahasiakan kesuksesannya karena Raja Charles Kelima telah memerintahkan penghancuran semua laboratorium alkimia.