Ketegangan Politik
Alasan politik mengapa dahulu banyak orang Maluku pindah ke Belanda adalah bermula dari terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Padahal yang semula diharapkan Belanda adalah negara federasi Indonesia.
Setelah Perang Dunia II, Indonesia berperang melawan Belanda untuk memperoleh kemerdekaannya. Beberapa tokoh di Indonesia memang telah mengumumkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 1945. Namun Indonesia baru benar-benar berhenti berperang dengan Belanda pada tahun 1949 melaui sejumlah perjanjian perdamaian.
Perjanjian damai antara kedua belah pihak antara lain mengatur pembentukan federasi negara-negara Indonesia. Namun pemerintah Indonesia mengubahnya menjadi negara kesatuan dan kaum nasionalis Maluku kemudian mendeklarasikan Republik Maluku Selatan (RMS) menjadi negara merdeka pada tahun 1950. Pasukan Indonesia menyerbu pulau-pulau di Maluku selatan dan perang saudara berdarah pun dimulai. Tentara Maluku, yang pernah bertempur di pihak Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) dan ditempatkan di Jawa dan Sumatra, kemudian dievakuasi bersama keluarganya untuk sementara ke Belanda pada tahun 1951 demi menghindari persekusi. Demi keamanan keluarga mereka.
Pemerintah Belanda berupaya merundingkan kemerdekaan Maluku dari Indonesia, dan setelah hal ini tercapai, orang-orang Maluku akan kembali ke sana. Sebanyak 12.500 tentara Maluku dan keluarga mereka ditempatkan di bekas kamp konsentrasi Nazi di Westerbork, Vught dan tempat lain di pedesaan Belanda.
Sebanyak 12.500 orang Maluku ini awalnya pindah ke Belanda untuk sementara. Namun ternyata akhirnya menetap di Belanda untuk selamanya hingga beranak bercucu.