Ibnu Hawkal dan Kisah Penjelajahan Sang Ahli Geografi Muslim

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 6 April 2024 | 17:00 WIB
Ilustrasi Ibnu Hawkal. Ibnu Hawqal, yang hidup pada abad ke-10 M, dianggap sebagai salah satu penulis perjalanan awal dalam sejarah dunia. (Jean-Léon Gérôme)

Nationalgeographic.co.id—Ketika garis besar dunia yang dikenal masih menjadi misteri, sarjana dunia Muslim bangkit sebagai pionir eksplorasi dan geografi. Ibnu Hawqal, yang hidup pada abad ke-10 M, dianggap sebagai salah satu penulis perjalanan awal dalam sejarah dunia.

Berkat eksplorasi dan pemetaan ekstensif, masyarakat awal Abad Pertengahan memiliki pengetahuan yang jauh lebih baik tentang dunia di sekitar mereka. Termasuk budayanya.

Ibnu Hawqal, sang perintis eksplorasi dan geografi dalam sejarah Islam

Lahir di kota Nisibis di Mesopotamia Atas (sekarang Nusaybin di Turki), Muhammad Abu'l-Qasim Ibn Hawqal meninggalkan jejaknya sebagai sarjana Muslim terkemuka. Rincian kehidupan awalnya tidak diketahui, kecuali nama lahirnya adalah Ali Ibn Hawqal al-Nasibi.

Selama masa hidupnya, semua kerajaan dan negara besar hanya mempunyai gagasan yang samar-samar tentang garis besar dunia di sekitarnya. “Peta pun hampir tidak ada,” tulis Aleksa Vuckovic di laman Ancient Origins.

Secara umum diketahui bahwa ada budaya aneh yang ada di luar negeri. Namun tata letak persis wilayah tersebut masih menjadi misteri. Misalnya, wilayah di Utara, seperti di Skandinavia, sebenarnya tidak dikenal oleh penduduk Kekaisaran Bizantium atau dunia Arab. Sementara wilayah yang lebih dekat masih menjadi teka-teki.

Tapi Ibnu Hawqal adalah orang yang mengakhiri kekosongan pengetahuan itu. Antara tahun 943 dan 969 M, ia melakukan perjalanan secara ekstensif ke seluruh dunia. Ia mengeksplorasi Eropa, Asia, dan Afrika, meninggalkan catatan rinci tentang apa yang dilihatnya. Selama perjalanan, Ibnu Hawqal menciptakan beberapa peta dunia pertama yang kredibel.

Pada tahun 977 M ia menyelesaikan karyanya yang paling penting dan berpengaruh: Surat al-'Ard atau Wajah Bumi. Prestasi puncaknya itu selesai sesaat sebelum kematiannya sekitar tahun 978 M.

Sebagian besar penyelidikannya didasarkan pada teks geografis paling awal yang ditulis oleh ahli geografi Arab. Misalnya Istakhri dan Ahmed ibn Sahl al-Balkhi, keduanya hidup pada abad ke-10. Namun penelitian mereka tidak sedetail dan seluas penelitian yang dirintis oleh Ibnu Hawqal.

Dedikasinya terhadap eksplorasi, gaya penulisannya yang unik, dan humornya, semuanya memengaruhi penulis dan cendekiawan perjalanan Arab di kemudian hari.

Menjelajahi dunia barbar dan tidak beradab di abad ke-10

Selama abad ke-10, dunia Arab dalam banyak hal lebih maju dibandingkan daratan Eropa. Hal ini tentunya merupakan kejutan budaya yang besar bagi Ibnu Hawqal saat melakukan perjalanan. Ia pun melihat banyak budaya dan kota yang beragam. Meski begitu, perjalanannya tetap sensasional dan menetapkan standar baru bagi para penjelajah.