Kisah Pengumban Balearik dan Proyektil Mematikan dalam Sejarah Romawi

By Sysilia Tanhati, Rabu, 10 April 2024 | 08:00 WIB
Pengumban Balearik adalah pejuang luar biasa yang berada di garis depan bersama legiun Romawi. Dalam sejarah Romawi, mereka turut mengubah arah konflik kuno. (Joan Gené/CC BY-SA 4.0)

Nationalgeographic.co.id—Sebuah kisah tentang pejuang luar biasa muncul dari pantai Mediterania yang indah di Kepulauan Balearik. Dalam sejarah Romawi, mereka ikut turun ke garis depan pertempuran bersama para legiun.

Bayangkan sekelompok pria yang berani dan menakutkan yang hanya membawa tas kulit. Dengan jentikan pergelangan tangan, rentetan batu dilontarkan dengan ketepatan yang luar biasa. Mereka dikenal dengan sebutan pengumban Balearik.

Sebagai pihak yang tidak diunggulkan dalam peperangan kuno, pengumban Balearik menantang rintangan. “Mereka meninggalkan jejak dengan cara yang menakjubkan,” tulis Justin Brown di laman History Defined.

Para pengumban turun ke medan perang yang kacau. Di sana, proyektil mematikan mereka menembus udara, menemukan sasarannya dengan akurasi yang mencengangkan.

Para pejuang ini memiliki kemampuan supernatural dalam meluncurkan batu dengan kecepatan tinggi. Mereka mengubah kata-kata sederhana mereka menjadi instrumen kehancuran.

Dari bentrokan epik Perang Kartago hingga bergabung dengan legiun Romawi, pengumban Balearik tanpa rasa takut turun ke garis depan. Mereka selamanya mengubah arah konflik kuno.

Siapakah para pengumban Balearik?

Pengumban Balearik yang sangat ditakuti adalah pejuang kuno yang berasal dari Kepulauan Balearik. Mereka adalah penembak jitu yang terkenal karena keahliannya dalam menggunakan ketapel. Katapel adalah senjata sederhana namun dahsyat yang telah mereka kuasai dengan sempurna.

Berbekal gendongan tangan yang dibuat dari bahan tenun dan kulit, pengumban Balearik dapat mendorong berbagai proyektil menuju sasarannya. “Tentu saja dengan ketepatan yang menakjubkan,” tambah Brown.

Batu halus dan peluru timah biasanya berfungsi sebagai amunisi. Beberapa peluru bahkan didesain berlubang-lubang yang mengeluarkan suara mendengung mirip tawon yang gelisah.

Selain itu, peluru sering kali memuat tulisan dan gambar. Termasuk gambar petir, ular, atau kalajengking. Semuanya dimaksudkan untuk mengintimidasi musuh.

Teknik melempar mereka bervariasi tergantung jarak, sasaran, dan individu. Namun hasilnya selalu mematikan.