Nomen jarang diungkapkan kepada publik dan disembunyikan dari semua orang kecuali orang kepercayaan terdekat dan anggota keluarga. Diyakini bahwa mengetahui nama asli seseorang memberikan kekuasaan atas mereka. Makan nomen dijaga sebagai rahasia yang dijaga ketat.
Contoh Nomen adalah Tutankhaten, nama lahir Firaun Tutankhamun.
Seperangkat gelar dan pujian kerajaan yang kompleks
Tidak ada keraguan bahwa rangkaian gelar rumit yang dimiliki seorang firaun dirancang untuk meningkatkan kekuasaan mereka. “Juga untuk memastikan bahwa masyarakat mengakui kekuasaan mereka,” Vuckovic menambahkan.
Jadi, contoh nama lengkap firaun – dalam hal ini Firaun Tutankhamun – adalah sebagai berikut:
- Nama Horus: Ka nakht tut mesut (banteng pemenang, gambaran kelahiran kembali)
- Nama Nebty: Nefer hepu, segereh tawy (hukum yang sempurna, yang telah menenangkan Dua Negeri)
- Nama Horus of Gold: Wetjes khau, sehetep netjeru (penampakan yang tinggi, yang telah memuaskan para dewa)
- Nama takhta: Neb-kheperu-re (pemilik manifestasi Re)
- Nomen: Tut-ankh-imen, heqa iunu shemau (gambar hidup Amun, penguasa Heliopolis Selatan)
Contoh bagus lainnya adalah tituler kerajaan lengkap Firaun Thutmose III, yang akan terlihat seperti ini:
Kanakht Khaemwaset, Wahnesytmireempet, Sekhempahtydjeserkhaw, Menkheperre, Thutmose Neferkheperu
(Horus Banteng Perkasa, muncul di Thebes; Dia salah satu dari dua wanita, bertahan dalam jabatan raja seperti Re di surga; Horus of Gold kekuatannya kuat, penampilannya suci; Dia dari Sedge dan Lebah, bentuknya abadi adalah Re; Putra dari Ra, Thutmose, bentuknya indah.)
Tidak diragukan lagi, lima nama firaun Mesir kuno merupakan sistem gelar dan julukan kompleks. Kelima nama itu menunjukkan status ketuhanan, garis keturunan kerajaan, dan otoritas duniawi sang penguasa.
Setiap nama memiliki tujuan yang berbeda. Apakah itu untuk menunjukkan hubungan firaun dengan para dewa hingga menegaskan kedaulatan mereka atas Mesir. Atau untuk menyatakan garis keturunan dan prestasi kerajaan mereka.
Bersama-sama, kelima nama tersebut mencerminkan identitas dan kekuasaan, memperkuat posisi firaun sebagai perantara ilahi antara dewa dan manusia.