276 Tahun Berkuasa, Ini Sejarah Dinasti Ming di Kekaisaran Tiongkok

By Sysilia Tanhati, Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB
Dinasti Ming muncul selama kerusuhan hebat yang terjadi setelah runtuhnya Dinasti Yuan Mongol pada awal abad ke-14. Selama 276 tahun, Dinasti Ming berkuasa di Kekaisaran Tiongkok (Public Domain)

Membangun tanggul bukanlah suatu pilihan, melainkan prasyarat mutlak untuk mempertahankan permukiman dan pertanian di dataran sepanjang Sungai Kuning. Sistem seperti ini memerlukan kekaisaran yang kuat agar dapat dibangun dan dipelihara serta diperbaiki. Hubungan penting antara masyarakat dan air ini berarti kerja sama antar wilayah di bawah kepemimpinan yang kuat.

Permata utama dari proyek pemindahan air yang tersebar luas di Tiongkok adalah Kanal Besar atau Kanal Kekaisaran. Dimulai pada abad kelima SM, kanal ini menjadi sistem komunikasi terpadu bagi kekaisaran untuk pertama kalinya pada abad ke-8 Masehi.

Kanal Besar menjadi tulang punggung sistem transportasi domestik Tiongkok. Sistem ini memungkinkan makanan, bahan mentah, dan tentara diangkut dari selatan ke utara. Keteraturan dan skalanya tidak dapat ditandingi oleh kerajaan mana pun.

Ketika Dinasti Ming memperpanjang dan memperluas Kanal Besar pada abad ke-15, itu merupakan pencapaian yang luar biasa. Kanal tersebut merupakan inti dari proyek yang sangat kompleks yang melibatkan pengendalian beberapa saluran air besar. Untuk itu diperlukan kekaisaran yang sangat kuat, efisien, dan kaya dengan birokrasi yang efisien. Semua itu diperlukan agar dapat menjaga administrasi seluruh kompleks kanal tetap berjalan lancar.

Kekuasaan kasim

Salah satu masalah besar yang dihadapi Dinasti Ming adalah maraknya korupsi di masyarakat. Kaisar pun menunjuk kasim untuk menjadi staff istana. Hal ini mengurangi kemungkinan persekongkolan keluarga melawan kaisar.

Pada tahun-tahun awal Dinasti Ming, kaisar melancarkan kampanye anti korupsi. Hukumannya tidak kenal ampun. Orang yang menerima suap dipotong-potong hingga mati sebagai hukuman. Dalam kasus yang lebih serius, seluruh klan secara kolektif dihukum mati.

Contoh yang paling terkenal adalah Liu Jin (1451-1510), seorang kasim berkuasa di masa pemerintahan Kaisar Zhengde (1506-1521). Ia dikenal sebagai salah satu orang paling korup dalam sejarah Tiongkok. “Juga dianggap sebagai salah satu orang terkaya di dunia sepanjang sejarah Tiongkok,” tambah Uggerud.

Di kediamannya, Liu Jin disebut menyimpan 450 kilogram emas dan 9.682 kilogram perak. Kaisar memerintahkan kematiannya menurut metode “seribu luka”. Selama 3 hari, Liu disebut telah ditikam sebanyak 3.357 kali.

Ketika banjir dan kekeringan menyebabkan pemberontakan rakyat dan kejatuhan Dinasti Ming

Di bawah pemerintahan Ming, legitimasi kaisar bergantung pada tidak dicabutnya Mandat Surga. Mandat ini memberikan kekuasaan yang unik kepada kaisar, namun juga membuat dirinya dan dinastinya rentan. Stabilitas tersebut mengasumsikan bahwa alam bermain secara tim, terutama sungai-sungai besar.

Ketika Yangtze dan Sungai Kuning gagal memberikan apa yang diharapkan masyarakat, hal ini berdampak pada perekonomian. Selain itu, legitimasi politik kaisar juga terancam. Sepanjang abad ke-16 dan ke-17, bencana banjir dan kekeringan terus terjadi. Meskipun dinasti tersebut memiliki kompetensi teknologi yang unggul, mereka tidak mampu mencegahnya.

Kanal Besar harus ditutup pada tahun 1571 dan 1572 karena banjir dan bahan makanan harus diangkut melalui jalan pantai yang tidak aman. Ketika Mandat Surga dicabut, rakyat mempunyai hak untuk menggulingkan penguasa mereka. Maka sering terjadi pemberontakan setelah terjadinya bencana alam dalam sejarah Kekaisaran Tiongkok.

Pada tahun terakhir dinasti tersebut, Kanal Besar juga harus ditutup, yang tentunya merupakan tanda berakhirnya Dinasti Ming. Dinasti Ming tidak mampu menahan pemberontakan yang terjadi setelahnya.

Para penakluk pindah dari utara dan Tembok Besar tidak membantu Ming. Orang-orang Manchu baru saja berbaris keluar dari sana. Sekitar 300 tahun setelah mereka merebut kekuasaan dengan menghancurkan Dinasti Yuan Mongol, kaisar Ming terakhir gantung diri. Di saat yang sama, penguasa asing sedang dalam perjalanan ke Beijing untuk merebut kekuasaan.