Sistem Baru Bertenaga Surya Mampu Ubah Air Asin Jadi Air Minum Bersih

By Utomo Priyambodo, Rabu, 24 April 2024 | 15:00 WIB
Alat baru bertenaga matahari ini diharapkan bisa menjadi solusi bagi negara-negara berkembang yang kerap mengalami krisis air. Alat ini bisa mengubah air laut menjadi air minum yang murah dan aman dikonsumsi. (USAID)

Di seluruh dunia, sekitar 56 persen air tanah yang tersedia mengandung garam dan tidak layak untuk diminum. Masalah ini sangat parah di negara-negara seperti India yang 60 persen daratannya mengandung air asin. Jadi sistem baru ini menawarkan harapan bagi upaya desalinasi sumber air dengan aman dan terjangkau.

Sebagian besar teknologi desalinasi menggunakan baterai mahal dalam sistem off-grid atau menggunakan banyak energi melalui sistem grid untuk menghilangkan kandungan garam dari air. Hal ini mahal dan tidak dapat diandalkan, terutama di daerah pedesaan di negara-negara berkembang. Di sini, bahan bakar fosil sering digunakan untuk menggerakkan generator, sehingga berdampak buruk bagi lingkungan.

Sistem baru berbiaya rendah ini, yang “seperti baterai”, menawarkan cara-cara baru dan berkelanjutan untuk melakukan desalinasi air sehingga mengurangi tekanan pada konsumen individu untuk melakukan desalinasi.

Dia menambahkan, “Secara tradisional, desalinasi air memerlukan banyak energi dan mahal, sehingga membatasi penggunaannya di wilayah dengan sumber daya listrik dan keuangan yang stabil."

Kemudian, ia melanjutkan, "Dengan menghilangkan seluruh kebutuhan akan sistem jaringan listrik dan mengurangi ketergantungan pada teknologi baterai sebesar 92 persen, sistem kami dapat menyediakan akses yang dapat diandalkan terhadap air minum yang aman, sepenuhnya bebas emisi di lokasi, dan dengan diskon sekitar 22 persen bagi masyarakat yang membutuhkannya dibandingkan dengan metode tradisional sebelumnya.”

Di luar wilayah berkembang, sistem baru ini dapat membantu mengompensasi permasalahan perubahan iklim di masa depan, terutama di bidang pertanian. Meskipun tujuannya adalah untuk membatasi dampak perubahan iklim, kemampuan untuk menghasilkan air bersih bersih dari air asin dapat membantu irigasi.

“Air bersih untuk irigasi merupakan masalah besar di seluruh dunia, termasuk Amerika Utara, Timur Tengah, dan Afrika Sub-Sahara,” jelasnya. “Kekeringandan biaya merupakan hambatan besar bagi industri yang bergantung pada cadangan air yang tidak stabil untuk bertahan hidup, dan perubahan iklim akan semakin memperburuk tantangan ini.”

“Dengan memberikan cara yang berkelanjutan bagi petani untuk memproduksi air tawar untuk irigasi dengan harga yang lebih murah tanpa mengurangi volumenya, kami dapat membantu mereka mengurangi biaya, memitigasi emisi karbon, dan memastikan produksi pertanian dan pada akhirnya memberikan manfaat tersebut kepada konsumen.”

Negara-negara seperti Inggris dan Amerika mempunyai jaringan listrik yang lebih stabil dan terdiversifikasi dibandingkan negara-negara lain, tetapi mereka masih bergantung pada bahan bakar fosil sebagai sumber listriknya. Oleh karena itu, sistem desalinasi baru dapat membantu menghilangkan kebutuhan akan bahan bakar ini dan dapat berkontribusi pada upaya kita untuk mencapai Net Zero atau nol emisi karbon.

“Langkah selanjutnya yang kami lakukan adalah menerapkan teknologi berbiaya rendah ini ke sektor lain, termasuk pengolahan air limbah, dan memproduksi basa untuk membuat lautan menjadi lebih basa sehingga membantunya menyerap lebih banyak CO2 dari atmosfer,” tegaspnya.

“Dengan mengambil pendekatan ini, kita tidak hanya dapat mendekarbonisasi pertanian, tetapi juga memberikan manfaat yang lebih luas terhadap lingkungan dan iklim.”

Makalah penelitian ini telah terbit di jurnal Nature Water.