Perusahaan ini berkontribusi pada serangkaian uji coba co-firiing nasional, pembuatan kompor biomassa untuk substitusi minyak tanah dan kayu bakar di wilayah terpencil dan kepulauan, pembuatan prototype gasifier mini, hingga proyek percontohan pembangkit listrik hibrida berbasis energi baru dan terbarukan terdistribusi untuk kebutuhan pengisian daya baterai sepeda motor listrik dan perahu listrik, diapresiasi oleh perusahaan internasional.
“Menjadi bagian dari Loesche Indonesia merupakan suatu kebanggaan mengingat comestoarra berjuang dengan sejumlah keterbatasan, seperti dana, sumber daya manusia, dan pengalaman," ujar Arief.
Namun, lanjutnya, ikhtiar yang dilakukan selama ini membuahkan hasil, dimana comestoarra bukan hanya fokus pada tataran teknologi, tetapi lebih kepada filosofi dan konsep.
Arief juga mengungkapkan pencapaian ini berkat dukungan, arahan, serta bimbingan dari sejumlah pemangku kepentingan—Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian ESDM, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koperasi dan UKM, hingga pemerintah daerah dan tokoh masyarakat.
Dukungan inilah yang membuat comestoarra semakin bersemangat untuk terus menciptakan inovasi yang bisa diterapkan di setiap daerah dengan kondisi yang berbeda-beda.
Sejak 2019, comestoarra mulai bergelut di sektor pengolahan sampah organik, residu biomassa, dan sampah domestik menjadi bahan bakar terbarukan padat skala komunal. Sebagai perusahaan rintisan, comestoarra aktif melakukan kajian dan uji coba yang didukung oleh pemangku kepentingan pusat dan daerah.
Di bawah asuhan Dr. Ir. Supriadi Legino, comestoarra melakukan sejumlah inovasi, dimulai dari pengembangan bioaktivator untuk proses homogenisasi material sampah organik, residu biomassa, dan sampah domestic yang cenderung heterogen.
Supriadi memiliki latar pengalaman memimpin Sekolah Tinggi Teknik PLN selama 10 tahun, menjadi Direktur di PT PLN (Persero), dan berkarir di industri energi dan ketenagalistrikan selama lebih dari 30 tahun.
Sederet inovasi lainnya, yakni pengembangan mini gasifikasi yang mampu mengonversi bahan bakar terbarukan padat menjadi syntetic gas untuk substitusi bahan bakar fosil pada genset, hingga melakukan eksperimen penerapan konsep hibrida teknologi gasifikasi, panel surya, dan batrai terdesentralisasi untuk melakukan pengisian daya batrai sepeda motor listrik dan perahu listrik.
Pada 2020 – 2022, comestoarra berhasil menerapkan metoda TOSS. Mereka mengembangkan kompor biomassa untuk masyarakat, dan melakukan serangkaian uji coba hingga komersialisasi co-firing di kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.
Comestoarra juga memiliki Detailed Engineering Design TOSS/RDF Skala Komunal yang dipublikasikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sebagai perusahaan rintisan, comestoarra juga berhasil mendapatkan penghargaan dan menjadi narasumber di ajang nasional dan internasional.
Pada 2023, comestoarra berhasil membuat prototype perahu listrik dan konsep distributed hybrid renewable energy charging station. Prototype ini terpilih mewakili Indonesia pada ajang “Indonesia 10 best start-up of ODA Project On Capacity Building Program for Green Transition of Indonesia SMEs”.