Nationalgeographic.co.id—Berjarak tidak begitu jauh dari tepi jalan Pantura Jawa Barat yang legendaris, daratan di pesisir laut semakin hilang dihantam abrasi. Rumah warga, tambak, sekolah, hingga masjid hilang satu per satu, tenggelam dan hancur dihantam ombak.
Sebagian rumah yang masih tersisa, harus memiliki tanggul tinggi untuk mencegah air laut pasang dan masuk ke dalam rumah. Itu artinya, setiap selepas magrib, pemilik rumah harus waspada dan bersiap terhadap pasang air laut yang terjadi di malam hari, yang sering kali membuat banjir rumah hingga semata kaki, atau bahkan lebih dari satu meter.
Beginilah kondisi yang terjadi di sepanjang pesisir Pantai Utara Jawa Barat. Tenggelamnya Pulau Jawa benar-benar nyata terjadi.
Namun, bukan berarti tak ada upaya. Ribuan pemuda di Desa Mayangan, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang, terlibat aktif menjaga kampungnya. Mereka bersama bahu-membahu membudidayakan bibit mangrove, lalu menanam batang mangrovenya di sepanjang pesisir.
Desa ini, merupakan salah satu wilayah paling terdampak dari abrasi. Kalau upaya menanam mangrove tak dimulai dari sekarang, Mayangan bakal benar-benar hilang tergerus air laut.
Pada Selasa lalu (7/5) EIGER Adventure, brand penyedia perlengkapan luar ruang asal Jawa Barat, bergerak menuju Desa Mayangan. EIGER merekam langsung bagaimana krisis tenggelamnya pesisir Mayangan, terjadi sepanjang hari, sepanjang tahun.
Marketing General Manager EIGER, Jason Edward Wuysang, mengatakan bahwa komitmen EIGER berkolaborasi dengan Wanadri adalah menanam 10 ribu pohon mangrove di Mayangan. Ini merupakan langkah awal dari 100 ribu pohon mangrove yang bakal ditanam EIGER di seluruh Indonesia.
“Berlokasi di pesisir Pantura, tepatnya di Desa Mayangan, hari ini kami menanam 10 ribu batang pohon mangrove. Bagian dari kepedulian kita terhadap kelestarian mangrove di Indonesia. Tidak hanya tentang menanam, yang terpenting adalah menjaga dan menumbuhkan bersama ekosistem mangrove di sini. Agar mangrove bisa jadi tameng bagi pesisir Mayangan, dan serapan karbon Indonesia yang lebih baik,” ujar Jason ditemui langsung di titik penanaman mangrove EIGER.
Dimulai Selasa (7/5) sejak pagi, puluhan anak-anak muda asal SMKN 1 Legonkulon dan SMAN 1 Pamanukan berkumpul di dermaga Mayangan. Belasan perahu siap mengangkut menuju titik tanam di tengah-tengah hutan mangrove.
Bergabung bersama anak-anak muda desa, puluhan karyawan EIGER yang bertolak dari Bandung tiba di pesisir Mayangan. Dikawal oleh tim Wanadri dan tim kelompok anak muda Siaga Pesisir Utara (SIPUT), rombongan bergerak menuju lokasi menanam mangrove.
Baca Juga: Perubahan Iklim dan Keberlanjutan Mangrove di Wilayah Pesisir Papua
Brand Ambassador EIGER, Ramon Tungka, ikut turun langsung bergabung bersama tim menanam mangrove di Pesisir Mayangan. Ia mengatakan, tiap batang mangrove yang ditanam adalah menanam kebaikan untuk semua.
“EIGER sekali lagi menunjukkan sebuah aksi. Sebuah upaya yang peka dan peduli terhadap lingkungan. Inklusivitas atau keterlibatan semua pihak bukan lagi salah satu solusi, tapi satu-satunya solusi. Untuk mencegah pesisir Pulau Jawa tenggelam, kita harus segera bergerak, mulai dari hal kecil, yang mampu memberi dampak besar,” ungkap Ramon.
Site Manager Wanadri untuk project wilayah Mayangan, Mansur, menyatakan bahwa titik tanam mangrove di pesisir Mayangan sudah ditentukan oleh Wanadri dan masyarakat setempat. Sejak 2014 kami melakukan konservasi dan perbaikan kondisi pesisir.
“Setiap tahunnya, muka air laut selalu naik, daratan amblas tenggelam. Memperbaiki pesisir Mayangan, setidaknya butuh puluhan tahun. Apa yang dilakukan oleh Wanadri bersama warga desa adalah bergerak menanam, sesuai kemampuan. Kami juga terus berupaya untuk menyatukan antara warga dan lingkungannya, sasaran pembinaan yang paling penting adalah pemuda, karena mereka penerus di lingkungannya sendiri,” ujar Mansur.
Upaya EIGER berkomitmen menanam 10 ribu pohon di Mayangan diucap syukur oleh warga desa, Mansur mewakili Wanadri, juga anak-anak muda yang jadi garda terdepan penyelamat Mayangan dari bencana abrasi.
Kepala Desa Mayangan, Darto, menyatakan, “Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada EIGER atas keterlibatannya dalam penanaman mangrove di desa kami. Kami mencatat, ada 385 hektare lahan pesisir yang tenggelam dihantam abrasi."
Darto berharap, "Belum sampai setengahnya kami melakukan konservasi dan perbaikan dengan menanam mangrove. Semoga komitmen EIGER untuk menanam dan menjaga hingga tumbuh mangrove ini, bisa berdampak bagi warga Mayangan.”