Hosokawa Gracia, Wanita Bangsawan Kekaisaran Jepang Pertama yang Memeluk Katolik

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Senin, 13 Mei 2024 | 22:01 WIB
Ilustrasi Hosokawa Gracia (Akechi Tama) dibuat oleh AI Copilot. Hosokawa Gracia adalah bangsawan perempuan pertama yang memeluk Katolik dalam sejarah Kekaisaran Jepang. (Copilot/Afkar Aristoteles/National Geographic Indonesia)

Laures berpendapat, hal itu disebabkan karena kekhawatiran Tadaoki terhadap Hideyoshi yang dikenal suka menggoda dan main wanita. Dia khawatir, istrinya dirayu. Meski demikian di kota inilah Tama mengenal Kekristenan.

Laures menjelaskan bahwa Tadaoki berteman dengan Takayama Ukon. Teman dekatnya ini telah berpindah agama mengikuti ajaran Kekristenan. Dari sinilah, Tadaoki mengabarkan kepada istrinya tentang ajaran keagamaan yang tampak masih baru di Jepang. Bagi Tama, ajaran ini membawakan tujuan hidupnya yang menderita.

Tama tertarik dengan ajaran ini. Hanya saja, peraturan rumahan membuatnya tidak bisa bergerak bebas. Sekitar musim semi 1587, Tama diam-diam menyelinap keluar rumah untuk bisa ke gereja Katolik. Kesempatan ini dimanfaatkan karena kala itu suaminya bergabung dengan pasukan Hideyoshi ke Kyushu.

Makam Hosokawa Gracia di Kuil Hozenji, Osaka. Dia adalah sosok penting dalam sejarah Kekristenan di Kekaisaran Jepang pada akhir abad ke-16. (KENPEI/Wikimedia Commons)

Di gereja itu, ada banyak pengikut Kekristenan. Ajaran ini dibawa oleh Portugis yang mendapat tempat dari daimyo. Salah satunya adalah Pastor Cespedes, pendeta Yesuit yang berperan dari masuknya Tama ke agama Katolik.

Anne Sander, mahasiwa teologi Goethe University di Frankfurt dalam Gracia Hosokawa. Ihr Leben und ihre Bedeutung als Frau und als Christin menyebutkan bahwa ketidakhadiran Tama di rumah disadari para pembantu. Hal ini segera dilaporkan ke Tadaoki. Suaminya itu melarangnya untuk ke gereja.

Namun, Tama tetap saja datang ke gereja. Sander mengatakan, kebiasaannya ke gereja membuat istri dan wanita lain yang tinggal di rumah memeluk Kristen.

Di rumah itu, rupanya kerap terdapat diskusi teologi dan Kekristenan. Aktivitasnya itu membuatnya cakap berbahasa Latin dan Portugis.

Tama ingin dirinya dibaptis, namun situasinya tidak memungkinkan untuk keluar rumah dan mendatangi gereja. Dia dibaptis di rumahnya sendiri lewat pembantunya, Kiyohara Kayo yang telah memeluk Katolik dengan nama Kristen "Maria". Selama ini, Kiyohara menjadi perantara antara Tama dan Pastor Cespedes.

Posisi Kekristenan di Jepang sedang sulit. Hideyoshi melarang dan menentang agama ini. Juli 1587, Hideyoshi mendaklrasikan pengusiran semua misionaris dari Jepang. 

Dari sini, sikap Tadaoki dari berbagai sumber tampak bertentangan. Bisa jadi, Laures berteori, Tadaoki sudah mengetahui bahwa istrinya sudah berpindah agama.

Dia khwatir bahwa masyarakat umum mengetahui Tama memeluk Katolik berarti dirinya, istrinya, dan anak-anaknya harus diusir bersama para pembantu.