Bagaimana Orang Romawi Menjaga Kesehatan dan Kebugaran Tubuh?

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 8 Juni 2024 | 17:05 WIB
Perkara kebugaran dan kesehatan rupanya bukan masalah orang modern saja. Perihal menjaga kebugaran pun sudah dilakukan sejak zaman Romawi. (Metropolitan Museum of Art)

Nationalgeographic.co.id—Banyak orang saat ini khawatir tentang bagaimana mencari waktu untuk menjaga kebugaran di tengah kesibukan mereka. Percaya atau tidak, hal ini juga menjadi masalah di zaman dahulu, misalnya sejak era Kekaisaran Romawi.

Lantas, bagaimana cara orang Romawi menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya?

Masalah Universal yang Ada hingga Zaman Modern

Dokter Galen, yang hidup sekitar tahun 129 hingga 216 M, menangani ribuan pasien di Kota Roma.

Dia sering mengeluh bahwa beberapa orang tidak mencurahkan cukup waktu untuk menjaga kebugaran. Dalam risalahnya, Hygiene, Galen menulis bahwa salah satu pasiennya, seorang filsuf bernama Premigenes, adalah seorang yang gila kerja. Saking sibuknya, ia tetap berada di dalam rumah sepanjang waktu menulis buku. Karena gaya hidup yang buruk ini, Premigenes jatuh sakit.

Galen mengatakan Premigenes perlu bekerja lebih sedikit dan mencurahkan lebih banyak waktu untuk berolahraga dan berjemur.

Sekitar 2.000 tahun kemudian, sebagian besar dari kita akan dapat memahami hal ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memiliki sejumlah rekomendasi mengenai jumlah olahraga yang harus dilakukan seseorang setiap minggunya. Namun mungkin sulit untuk menyeimbangkan pekerjaan dan komitmen lain dengan kesehatan dan kebugaran kita.

Pengorbanan dari kehidupan yang sibuk

Orang-orang pada zaman Yunani kuno-Romawi menyadari bahwa kesibukan berdampak pada kesehatan.

Penulis Lucian dari Samosata, dari abad ke-2 M, juga memberikan pendapatnya. Dalam esainya On Salaried Posts in Great Houses ia mengungkapkan bagaimana pekerjaan tertentu tidak memberi pekerja waktu untuk menjaga kesehatan mereka. Pola makan yang buruk, kerja tanpa henti, dan kurang tidur berkontribusi terhadap kesehatan mereka:

“…Susah tidur, berkeringat, dan rasa lelah lambat laun melemahkan Anda. Hal itu menimbulkan pneumonia, gangguan pencernaan, atau asam urat. Namun, Anda tetap bertahan dan sering kali Anda harus berada di tempat tidur. Namun hal ini tidak diperbolehkan. Mereka menganggap penyakit sebagai dalih dan bentuk dari melalaikan tugas. Konsekuensi umumnya adalah Anda selalu pucat dan tampak seolah-olah Anda akan mati sebentar lagi.”

Baca Juga: Warisan Kekaisaran Romawi bagi Praktik Kesehatan di Era Modern

Para dokter pada saat itu juga memperhatikan masalah ini. Galen menuturkan, menurutnya salah satu penentu sehat atau tidaknya kita adalah banyaknya waktu luang yang kita miliki.

Ia menyadari bahwa beberapa orang tidak punya pilihan selain terikat dengan keadaan aktivitas mereka. Contohnya para budak.

“Memilih kehidupan yang terjebak dalam keadaan aktivitasnya, baik karena ambisi atau keinginan apa pun. Mereka paling tidak mampu meluangkan waktu untuk merawat tubuhnya,” ungkap Galen.

Galen juga terkena dampak masalah ini. Sebagai seorang dokter ia mempunyai sedikit waktu luang, dan rutinitas normalnya sering kali terganggu oleh masalah pasien. Meskipun demikian, dia menjelaskan, di usia 20-an, dia mulai menjalankan rutinitas kesehatan sehari-hari

“Pada usia 28 tahun, setelah meyakinkan diri sendiri bahwa ada seni kebersihan, saya mengikuti aturan-aturan tersebut sepanjang hidup saya. Saya tidak pernah sakit penyakit apa pun selain demam sesaat sampai tingkat tertentu.”

Rutinitas ini melibatkan makan satu kali makan lengkap setiap malam dan melakukan semacam olahraga setiap hari. Salah satu latihannya mungkin adalah gulat. Karena ia juga menyebutkan bahunya terkilir saat bergulat pada usia 35 tahun.

Salah satu keuntungan dari rutinitas Galen adalah fleksibilitasnya. Dia hanya perlu meluangkan waktu setiap hari untuk makan dan menggerakkan tubuhnya.

Dia mengatakan banyak dokter lain pada masanya tidak menjaga kesehatannya. Mereka bekerja terlalu keras, makan dan minum terlalu banyak, serta kurang berolahraga.

Namun, Galen tidak mengatakan bahwa setiap orang harus melakukan rutinitasnya. Dia mencatat bahwa setiap orang memiliki sifat yang berbeda. Dan setiap orang harus melakukan rutinitas yang paling sesuai dengan tubuh mereka.

Bagaimana Orang di Masa Lalu Menjaga Kebugarannya?

Ada seorang warga Athena bernama Ischomachus yang hidup pada abad ke-5 SM. Ia biasa menjaga kebugaran dengan berolahraga dalam perjalanan sehari-hari.

Ketika dia harus pergi ke kota, dia akan berlari atau berjalan atau bergantian di antara keduanya. Dia akan melakukan hal yang sama ketika mengunjungi peternakannya. Bahkan filsuf terkenal Socrates memuji Ischomachus karena tetap menjaga kesehatan dengan cara yang efisien, meski selalu sibuk dengan komitmen.

Galen merekomendasikan semua orang harus memainkan permainan bola yang melibatkan lari dan melempar agar tetap bugar. Permainan bola, menurutnya, merupakan pilihan yang baik karena dapat melatih seluruh tubuh dan tidak memerlukan banyak uang atau peralatan.

Untuk pasiennya yang kelebihan berat badan, ia merekomendasikan rutinitas lari cepat dan diet. Pasien hanya mendapatkan satu kali makan sehari, terdiri dari makanan yang dapat mengenyangkan pasien.

Seorang dokter dari abad ke-7 M, Paul dari Aegina, juga mengidentifikasi bagaimana beberapa orang membiarkan jadwal sibuk mengganggu kesehatan.

Ia menggambarkan tipe orang yang dulunya memiliki rutinitas sehat, tetapi tidak lagi mengikutinya karena sibuk:

“Barang siapa yang menghabiskan waktunya dalam bisnis harus mempertimbangkan apakah, pada masa hidupnya yang lalu, ia mempunyai kebiasaan berolahraga. Atau apakah, meskipun tidak berolahraga, ia menjalankan kebiasaan itu dengan baik dan terbebas dari penyakit dengan berkeringat”

Paul merekomendasikan orang-orang sibuk untuk meringankan komitmen dan melanjutkan rutinitas lama sebanyak mungkin. Jika tidak bisa berolahraga seperti sebelumnya, setidaknya mereka bisa makan sehat, katanya. Hal terburuknya adalah mengabaikan pola makan sehat dan olahraga.

Cara Orang Romawi Mengembangkan Kebiasaan Sehat

Filsuf Aristoteles mengatakan bahwa kesehatan sebagian merupakan masalah tanggung jawab pribadi. Jika seseorang menjalani gaya hidup yang tidak sehat dan tidak mengikuti nasihat dokter, maka tidak mengherankan jika dia akhirnya menjadi tidak sehat.

Secara umum, orang-orang zaman dahulu tampaknya percaya bahwa setiap orang berhak menemukan kebiasaan fleksibel yang dapat membantu tetap bugar. Meskipun hal ini mungkin sulit, mereka menganggap hal ini penting agar kehidupan dapat dijalani dengan baik. Sama seperti yang kita lakukan saat ini.

Tampaknya ada beberapa hal tentang manusia yang tidak berubah hingga zaman modern kini.