Bersinergi untuk Bahari, Upaya PIS Merawat Ekowisata Hiu Paus di Teluk Cendrawasih

By National Geographic Indonesia, Kamis, 27 Juni 2024 | 15:45 WIB
Konservasi hiu paus sangat diupayakan karena perannya dalam pengamatan keasrian ekosistem Teluk Cenderawasih. Pelestarian ini juga termasuk memberdayakan masyarakat dan nelayan sekitar dengan mengadakan ekowisata yang berkelanjutan. (Pertamina Diving Club (PDC))

Nationalgeographic.co.id—Di perairan Teluk Cenderawasih, para nelayan tinggal berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan, di atas bagan. Terjaganya ekosistem perairan tersebut, membuat ikan kecil seperti teri dan kembung melimpah dalam tangkapan jaring nelayan.

Tidak semua ikan kecil ini diangkut ke atas bagan dan dijual ke pasar di Kota Nabire, Papua Tengah. Perairan ini memiliki "penjaga" yang dihormati keberadaannya oleh masyarakat sekitar, yakni hiu paus (Rhincodon typus). Nelayan harus menyisihkan ikan tangkapannya dilahap hiu paus, yang menjadi daya tarik ekowisata.

Penduduk pesisir Teluk Cenderawasih di Kwatisore, Kabupaten Nabire, Papua Tengah, menyebut hiu paus sebagai gurano bintang. Secara harfiah, gurano bintang atau gurano babintang adalah ikan besar dengan kulit tutul seperti bintang di malam hari.

Dulu, masyarakat memilih untuk menghindari bertemu hiu paus, karena diyakini menjadi tanda akan datangnya petaka. "Makanya disebut ikan hantu," kata Yohan Yamban, warga yang tinggal di pesisir pantai Sowa. "Masyarakat di sini tidak berani macam-macam".

Sejak 2013, ekowisata berkembang di Teluk Cenderawasih. Ikan yang dianggap pembawa petaka, kini dianggap membawa berkah bagi penduduk sekitar. Wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri, kerap datang menjumpai hiu paus yang ramah.

"Hiu paus di sini menarik," terang Sumaryono, Pengendali Ekosistem Habitat Seksi Pengelolaan Wilayah 1 Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC). "Kalau biasanya di tempat lain susah untuk ketemu dengan hiu paus, di sini bisa setiap hari kelihatan, apalagi di bagan karena banyak ikan dan kril--makanan mereka."

Sejauh ini, ada sekitar 203 individu hiu paus yang terpantau bertempat di kawasan TNTC, berdasarkan pencatatan bersama PT. Pertamina International Shipping (PIS) sejak November 2023. Jumlahnya meningkat 8 individu bila dibandingkan dengan pencatatan sebelumnya.

Banyaknya jumlah individu hiu paus menjadi indikator bahwa lingkungan perairan Teluk Cenderawasih sangat asri. Pasalnya, hiu paus akan mencari sumber makanan yang melimpah seperti ikan kecil yang kerap ditangkap nelayan di bagan, dan makhluk kecil lainnya.

Oleh karena itu, peningkatan ekowisata di Teluk Cenderawasih juga harus melibatkan konservasi kawasan dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Perairan Teluk Cenderawasih harus tetap dapat mendukung kehidupan hiu paus dari pencemaran aktivitas manusia seperti sampah plastik.

Sejak Agustus 2023, PIS dan Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, bersama Pertamina Foundation, menandatangani nota kesepakatan pemberdayaan kawasan TNTC.

"Kita sadar, hiu paus ini memegang peranan penting terhadap ekosistem blue carbon di laut. Itu sebabnya, PIS saat ini melakukan kegiatan corporate social responsibility (CSR) itu mulai di laut dan life below water, sesuai dengan SDG (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) nomor 14," terang Muhammad Aryomekka Firdaus, Corporate Secretary PIS.

Baca Juga: Menjaga Keasrian Teluk Cenderawasih Demi Hiu Paus, Sang Gurano Babintang